Part 5

1.2K 138 7
                                    

Beberapa hari berlalu begitu saja, jangan tanya apa yang terjadi, Naruto sering sekali menghubungi Sasuke, mengajaknya untuk berkencan dan semacamnya.

Dan bagaimana dengan Sasuke? Oh tentu saja ia menolaknya dengan sangat halus, mengatakan jika dirinya memiliki beberapa pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan. Nyatanya, Sasuke hanya akan bersantai-santai. Bahkan sepulang kuliah ia akan pergi bersama dengan ketiga temannya, menghiraukan hp nya yang berdering karna pesan dari Naruto.

Sasuke tidak terlalu peduli akan semua hal itu. Lagi pula, Sasuke tidak tertarik dengan pemuda macam Naruto, memang ia tampan, tapi sangat mengganggu. Sangat amat mengganggu.

Sasuke menghentikan langkah kakinya sejenak, melihat layar hp yang dipenuhi oleh puluhan pesan dari Naruto. Dan apa Sasuke membalasnya? Tentu saja tidak.

Ia sedang bersama ketiga temannya, berkeliling santai didalam sebuah mall besar, memamerkan beberapa pakaian, mainan bahkan makanan cepat saji. Dan seperti biasa, mereka akan duduk disalah satu restoran yang ada disana sambil berbincang santai, terkadang mereka akan memilih-milih beberapa baju, meski sebenarnya Sasuke dan Gaara hanya menemani Sakura dan Ino yang berbelanja.

Yap! Hampir setiap minggunya dua gadis itu menghabiskan uang mereka untuk membeli pakaian-pakaian mahal, Sasuke yakin jika lemari dua gadis itu dipenuhi oleh pakaian-pakaian yang tentu sangat jarang mereka kenakan.

"Kau ingin ke toko pakaian Uchiha? Ku dengar pakaiannya bagus-bagus." Ucap Ino. Sasuke yang mendengar hal itu sedikit tersenyum, merasa bangga saat mendengar pujia itu.

"Aku juga pernah mendengar hal itu, tapi bukankah harganya juga bagus?" Sahut Sakura.

Kualitas barang yang Uchiha berikan memang sangatlah memuaskan, dengan bahan dasar yang tentu tidaklah murah, tak perlu heran jika harga yang di tawarkan toko Uchiha sedikit mahal dari toko yang lain.

"Kalian bisa mendapat diskon." Sahut Sasuke dengan sangat bangga.

Yah... Sasuke bisa saja merayu sang ibu agar memberikan kedua temannya diskon, lagipula jika pun ia memberi diskon, tokonya tetap mendapat keuntungan. "Jangan bercanda, Sasu."

"Percaya pada ku." Sahut Sasuke.

Dengan percaya diri, ia melangkahkan kaki, mendahului ketiga temannya. Senyum bangga dan percaya diri itu tak luntur, tetap terukir indah diwajah porselennya.

Tapi semua itu tidaklah lama saat mata Onyx gelap itu melihat bayangan Naruto dari kejauhan. Pemuda itu, untuk apa ia berada ditoko pakaian sang ibu? Ingin mencari perhatian kah? Atau ia ingin mengunjungi Sasuke? Sasuke memang sempat mengatakan jika ia tengah sibuk di toko pakaian sang ibu, mengatakan jika ia memiliki banyak pelanggan.

Sasuke sontak menghentikan langkah kakinya, bahkan ia sudah menyembunyikan wajahnya dibalik tas yang ia bawa. Bisa akan menjadi bencana jika Naruto melihatnya. Memang saat ini Sasuke sedang tidak berpenampilan seperti Sasuko, namun tetap saja Naruto bisa mengenalinya, wajah mereka sangatlah mirip.

Apa yang harus Sasuke lakukan? Ia tak mungkin lari begitu saja, ketiga temannya akan menghujani Sasuke dengan segala macam pertanyaan yang sudah pasti Sasuke tidak bisa menjawabnya.

"Eh... aku rasa kita pergi ketoko lain saja." Sasuke sudah hendak melangkah kan kaki berlawanan arah, namun Ino langsung menarik pergelangan tangan Sasuke. "Aku ingin mendapat diskon." Ucap Ino. Gadis itu sangat penasaran, apakah ia akan mendapat diskon? Jika benar, ia akan sering membeli pakaian disana.

"Tap barang disana sangat—"

"Apa yang salah dengan mu, Sasu?" Kali ini Sakura yang membuka suara, tak mengerti akan sikap Sasuke yang tiba-tiba saja berubah.

Sasuke sempat terdiam, melihat ketiga temannya yang melempar pandangan penuh tanya dan menuntut jawaban, Dan Sasuke tak tau harus menjawab apa. Tak mungkin bukan jika ia mengatakan sedang menghindari seseorang yang kini ada di toko itu, ia tak mungkin mengatakan kebenaran yang bahkan sulit untuk di percaya.

Belum sempat Sasuke mengeluarkan kata-katanya, suara deringan hp Gaara menarik perhatian kedua gadis itu.

Gaara melihat layar hp nya yang menampilkan nama pemuda yang kini tinggal bersamanya, menjaganya dengan sangat baik.

Shika-Aniki🦌

Gaara sedikit tersenyum saat mata itu melihat nama sang kakak.

Yap! Mereka adalah saudara, bukan saudara kandung. Pemuda bernama Nara Shikamaru adalah sepupu Gaara, mereka tinggal bersama karna kini mereka tinggal diluar desa kelahiran mereka, sebenarnya Gaara yang baru saja pindah, dan kedua orangtuanya menitipkan Gaara pada pemuda Nara itu.

Gaara belum pernah pergi jauh sebelumnya, bahkan untuk memutuskan Gaara tinggal bersama Shikamaru saja membutuhkan waktu lama untuk mendapat jawaban 'Iya' dari kedua orangtuanya, mereka sangat menyayangi Gaara.

"Halo, Aniki?" Gaara menjawab panggilan itu, suara sang kakak dari sebarang sana menyapa pendengaran Gaara, entah apa yang mereka bicarakan, tapi setelah sambungan telephone itu terputus, Gaara berpamitan.

Gaafa mengatakan jika Shikamaru sudah menunggunya di rumah. Dan tidak mungkin bagi Sasuke, Sakura dan Ino untuk melarang Gaara untuk pulang, Gaara selalu mengatakan kakaknya tidaklah ramah, dan akan jadi masalah jika Gaara tidak segera pulang.

Setelah kepergian Gaara, Sasuke kira kedua temannya akan lupa tentang pergi ketoko pakaian Uchiha, nyatanya kedua gadis itu menyeret Sasuke untuk ikut dengan mereka. Sasuke kini hanya pasrah, berharap saja ia tak bertemu dengan Naruto.

Dan benar saja, saat kaki Sasuke memasuki toko itu, ia tak menemukan Naruto dimana pun. Sasuke sempat menarik nafas lega, bersyukur karna ia tak bertemu dengan Naruto. Tuhan benar-benar mendengar doa nya. Tuhan selalu mendengar doa orang yang sedang dalam kesulitan, bukan begitu?

Sasuke membiarkan kedua tamannya memilih pakaian yang mereka mau, Sasuke sudah mengatakan pada pegawai nya agar memberikan diskon untuk kedua temannya.

Sasuke sangat dekat dengan para pegawai, ia sering berkunjung dan kadang membantu mengurus toko. Jika dipikir, ia lebih sering menghabiskan waktu ditoko pakaian sang ibu daripada dikantor sang ayah, meski kenyataannya Sasuke baru sekali pergi kekantor sang ayah.

Sasuke sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan itu, ia lebih nyaman berada di toko, mengurus pakaian dan semacamnya. Entahlah, Sasuke sendiri tak mengerti mengapa ia lebih nyaman berada di toko sang ibu.

"Sasu-chan." Sasuke menoleh saat seseorang memanggil namanya. "Uzumaki-San menitipkan ini untuk mu." Lanjut pegawai itu memberikan paper bag coklat yang entah apa isi nya.

Sasuke menerima paper bag itu, sempat mengintip isi dari paper bag itu sebelum membukanya, mengapa Naruto harus repot-repot mengantarkan barang seperti ini seorang diri? Apa ia benar-benar akan menerima perjodohan konyol ini?

Sasuke mengeluarkan sebuah kotak hitam dari dalam sana, membuka kotak itu dan Sasuke tertawa kecil melihat benda yang ada disana. Gelang hasil kerajinan tangan. Yang membuat senyum Sasuke mengembang bukanlah bentuknya, namun kertas kecil yang bertuliskan 'aku membuatnya sendiri, aku belajar untuk menjadi lebih sederhana.'

Untuk apa Naruto melakukan semua itu? Bukankah itu sangat konyol? Entah apa yang Naruto pikirkan hingga ia membuat gelang seperti ini, apa ia berharap Sasuke akan memakainya? Sungguh disayangkan karna harapan itu tidak akan pernah terkabul.

"Kau tidak menyukainya?"

Sontak Sasuke menoleh saat suara yang begitu berat menyapa pendengarannya. Sasuke terkejut, sangat amat terkejut saat menemukan Naruto berdiri dibelakangnya.

NARUTO.

BERDIRI.

TEPAT DIBELAKANG NYA!!

Bagaimana bisa ia berdiri tepat dibelakang Sasuke dan Sasuke tidak mengetahui hal itu? Mengapa Sasuke tidak menyadarinya? Bukankah Naruto sudah pergi? Dan sekarang apa yang harus Sasuke lakukan? Bagaimana jika kedua temannya melihat hal ini? Ini akan menjadi sebuah bencana besar. Sasuke akan diintrogasi besok, oh!! Sasuke tidak siap akan hal itu!

"Sasu-Chan?"

TBC...

Baby Doll🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang