Part 19

965 75 2
                                    

Gaara menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Apa yang sudah terjadi? Bayangan malam itu berputar dalam benak Gaara.

Apa ia melakukan nya dengan Shikamaru? Jika benar, mengapa? Mengapa harus Shikamaru? Bukankah banyak pemuda lain di bar? Kenapa harus Shikamaru yang menghabiskan malam dengannya?

Ia membuang pandangan pada Shikamaru, pemuda yang masih terlelap tanpa sehelai benang menutupi tubuh nya.

Gaara dapat lihat jejak kemerahan yang tertinggal disana, jejak yang sama seperti yang terlukis di tubuhnya, tanda memerah yang hampir memenuhi seluruh tubuh Gaara.

Shikamaru membuka matanya berlahan, mendapati Gaara yang tengah menatapnya.

“Kau sudah bangun?" Ucap Shikamaru.

“Kenapa Aniki? Kenapa kau melakukannya?” kecewa. Tentu saja Gaara kecewa. Ia sangat percaya pada Shikamaru, namun pemuda itu menghancurkannya dalam semalam.

Shikamaru bangkit. Apa yang sudah ia lakukan? Mengapa ia bisa lepas kendali seperti semalam?

Shikamaru berusaha menyentuh bahu kecil itu, “Gaara, maafk--” Shikamaru tak dapat melanjutkan kata-katanya saat tangan Gaara menepisnya, tatapan dingin itu begitu menusuk, Gaara tak pernah melontarkan tatapan seperti itu sebelumnya, tatapan yang begitu asing bagi Shikamaru.

Gaara beranjak, mengambil pakaian untuk ia kenakan. Gaara dapat rasakan perih yang amat sangat di bawah sana, namun Gaara menahan semua rasa sakit itu.

Gaara pergi tanpa mengatakan apapun pada Shikamaru, ia butuh waktu untuk dirinya sendiri. Ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.

Gaara menghiraukan Shikamaru yang menahannya untuk pergi, Gaara tetap melangkah tanpa mempedulikan Shikamaru. Ia terlalu kecewa hanya untuk sekedar menatap wajah Shikamaru.

...

Sasuke membuka matanya, suara bising diluar sungguh mengganggu tidur lelap Sasuke.

Hah~ kepalanya terasa sedikit pusing, apa ini karena ia terlalu banyak minum? Yah... Sepertinya memang. Sasuke tidak akan minum banyak alkohol lagi mulai sekarang.

Sasuke melihat sekitar, kamar yang tak asing.

Tunggu!! Mengapa ia bisa berakhir di kamar Naruto?

Sasuke melihat dirinya yang tak mengenakan sehelai pakaiannya, hanya boxer yang menutupi area privasinya.

Sasuke cepat-cepat turun dari ranjang, mencari dimana keberadaan bajunya. Namun, Sasuke tidak menemukan nya, dimana Naruto menyimpan pakaiannya?

Mata onyx Sasuke menatap lemari yang ada disana, haruskah ia meminjam pakaian Naruto?

Tidak. Jika ia meminjamnya maka ia harus mengembalikan nya, namun ia tak memiliki pilihan lain bukan?

Sasuke membuka lemari itu dan mengambil salah satu pakaian Naruto, memakai pakaian itu yang tampak sangat kebesaran ditubuhnya.

Setelah mengenakan pakaian itu, kini ia mencari dimana Naruto menyimpan semua celananya? Mata Sasuke menemukan setumpuk celana disana, ia mengambil yang teratas dan mengenakannya. Tidak hanya pakaian yang kebesaran, tapi celana Naruto juga kebesaran di tubuhnya bahkan celana itu jatuh ke lantai begitu saja. Entah celana itu yang terlalu besar atau Sasuke yang terlalu kecil?

Suara pintu yang terbuka mengalihkan pandangan Sasuke, mata onyx itu menemukan Naruto yang kini berdiri diambang pintu, menatapnya dengan senyum yang begitu hangat, senyum yang begitu Sasuke rindu kan.

“Kau sudah bangun?”

Sasuke hanya bergumam menjawab pertanyaan Naruto. Ia tak tau harus bersikap seperti apa dihadapan Naruto, ini terlalu canggung.

Baby Doll🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang