Part 16

752 73 9
                                    

“Aku pulang.” Naruto membuka pintu apartemen nya, menemukan Sasuke yang kini tengah menata meja makan.

Naruto berjalan menghampiri, memeluk tubuh Sasuke dari belakang, dan memberi kecupan ringan dikedua pipi Sasuke.

“Duduk lah.” Ucap Sasuke.

Naruto membalik tubuh itu tanpa melepas pelukannya. Mata Naruto menatap setiap inci wajah Sasuke, seakan ia tengah meneliti wajah itu.

“Aku tak ingin makan malam. Bukankah kita harus melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda?” Ucap Naruto.

Naruto hendak mencium Sasuke, namun Sasuke membuang pandangannya, ia menghindari Naruto, bahkan ia melepas tangan Naruto yang memeluk pinggangnya.

“Kita harus membicarakan perjodohan ini, Naru.” Ucap Sasuke.

Sasuke menarik kursi dan mendudukkan diri disana.

Untuk beberapa saat Naruto terdiam. Begitu banyak pertanyaan yang kini memenuhi otak Naruto, membuatnya enggan untuk beranjak dari tempatnya berdiri.

“Kau ingin membatalkan perjodohan ini?” Pertanyaan itu keluar begitu saja dari belah bibir Naruto.

Sasuke benar-benar ingin membatalkan nya? Mengapa? Bukankah mereka memiliki rasa yang sama? Tidak ada alasan bagi mereka untuk membatalkan perjodohan ini.

“Kenapa kau diam?” Lanjut Naruto yang tak mendapat jawaban apapun dari Sasuke.

Sasuke hanya menundukkan kepala, seakan jari-jari tangannya lebih menarik perhatian Sasuke.

“Suke?” Naruto menarik tubuh itu untuk bangkit, untuk menatap dirinya. Namun Sasuke tampak enggan, ia enggan untuk sekedar mengangkat wajahnya.

Sasuke tak tau harus menjawab apa, ia terlalu takut, ia takut jika pilihannya akan mengecewakan Naruto, ia terlalu takut untuk mengatakan semua yang ada dalam benaknya.

“Kau ingin membatalkannya?” Naruto menatap Sasuke penuh harap, ia sangat berharap jika Sasuke ingin mempertahankan hubungan mereka, Naruto berharap jika Sasuke tetap ingin bersama dengan dirinya.

Sasuke masih terdiam, ia tak menyangka jika akan sesakit ini, ia tak menyangka jika akan sesak ini. Dadanya sesak hanya karena memikirkannya, dadanya begitu sesak hanya karena memikirkan mereka akan segera berpisah.

Naruto mengangkat wajah itu, mata mereka salih bertatap, dan sunggu Sasuke sangat membenci tatapan penuh harap itu, Sasuke sangat membenci saat Naruto menatapnya seperti itu.

“Maafkan aku, Naru.”

Satu kata itu seakan menghancurkan seluruh dunia Naruto. Satu kata yang membuat beribu pertanyaan memenuhi kepalanya.

Mengapa?

Mengapa Sasuke ingin membatalkan pertunagan ini?

Apa Naruto tidak cukup baik? Apa Sasuke tidak memiliki rasa yang sama seperti yang Naruto rasakan? Apa Sauske sudah memiliki seseorang yang jauh lebih baik darinya?

“Kau tau, Naru. Sejak awal perjodohan ini adalah kesalahan.” Ucap Sasuke.

Yah... Perjodohannya mereka adalah kesalahan. Kesalahan terbesar yang keluarga Uchiha lakukan.

Sejak awal seharusnya mereka mengatakan kejujuran, jika saja Sasuke memiliki cukup keberanian untuk mengatak semua kebenaran itu, jika saja Sasuke memiliki cukup keberanian untuk mengatakan jika Sasuko sudah tiada, jika saja Sasuke tidak menerima rencana konyol keluarganya, mungkin ia tak berakhir seperti ini.

“Apa maksud mu?”

“Kau laki-laki, dan aku juga laki-laki. Kita tak seharusnya bersama.” Lanjut Sasuke.

Baby Doll🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang