The Doll 2 : O3

425 119 15
                                    

Pagi ini cuacanya sangat cerah dan sedikit dingin. Bunga-bunga di halaman depan villa sudah mulai bermekaran. Namun embun di pagi hari masih dapat terlihat jelas. Jihyeon menenteng ember hitam beserta gayung dengan tangan kirinya. Ia berjalan menuju deretan bunga-bunga yang ada di depan villa dan hendak menyiraminya.

Ah Young kebetulan juga sudah bangun saat itu. Padahal sekarang masih jam enam pagi. Ah Young mengeratkan cardigannya, lalu berjalan keluar dari villa, niatnya untuk mencari angin segar saja.

“Oh? Kau sudah bangun?” Jihyeon sedikit terkejut melihat kedatangan Ah Young.

Ah Young tak mengalihkan pandangannya. Ia tetap berjalan maju menuju sebuah tempat duduk yang berada di bawah pohon tua di dekat gerbang masuk villa. Jihyeon menghentikan aktivitasnya sejenak menatap Ah Young.

“Kau tidak bisa tidur?” Tanyanya lagi kemudian melanjutkan menyiram tanaman di sebelahnya.

“Hawa villa ini tidak enak. Aku jadi sulit tertidur,” jawab Ah Young ketus.

Meskipun begitu, Jihyeon nampak sudah biasa dengan nada bicara Ah Young saat ini. Yah, memang, terkadang jika moodnya sedang tidak baik, Ah Young menjadi sangat cuek dan ketus seperti tadi. Jadi, Jihyeon sudah terbiasa dengan hal itu.

“Itu hanya perasaanmu saja.” Jawab Jihyeon masih dari tempatnya berdiri.

Tak ada jawaban lagi dari Ah Young. Gadis itu memilih untuk menikmati angin sejuk serta pemandangan hutan di depan villa pagi hari ini. Ia menghembuskan nafasnya perlahan. Entah mengapa rasanya menjadi lebih baik daripada ketika ia di dalam villa.

Semalam, ia tidak bisa tidur karena merasa seperti ada seseorang yang memanggil namanya, dan itu terjadi berulang kali. Awalnya Ah Young pikir itu hanya karena efek ia kelelahan setelah perjalanan panjang. Namun nyatanya, suara itu terus terdengar bahkan dari dekat kamarnya. Ah Young ketakutan setengah mati dan memutuskan untuk tidak tidur sampai suara itu hilang dengan sendirinya. Dan sialnya suara tersebut baru hilang setelah jam tiga pagi.

“Pacarmu kemana?” Celetuk Ah Young tiba-tiba.

“Ah? Kak Yeonjun? Bukannya dia masih tidur?” Jihyeon meletakkan ember hitam yang tadi ia bawa. Lalu berjalan menyusul Ah Young.

“Aku melihat pintu kamarnya terbuka, dan tidak ada orang di dalamnya.” Jawab Ah Young.

Jihyeon mendudukkan dirinya pada kursi besi yang berada di hadapan Ah Young. “Apa dia pergi? Kenapa pagi-pagi sekali?” Gumam Jihyeon yang juga tidak tau kemana Yeonjun pergi.

“Oh, ya, Seoyun belum bangun?” Tanya Jihyeon dan Ah Young hanya menggidikkan bahunya.

“Sepertinya dia sangat kelelahan.” Jihyeon tertawa kecil.

Tak lama berselang, sebuah mobil datang dan masuk ke dalam villa. Rupanya mobil tersebut adalah mobil milik Yeonjun. Setelah mobil terparkir, Yeonjun keluar dari mobilnya dengan membawa dua buah kantung plastik hitam besar di kedua tangannya. Melihat Jihyeon dan Ah Young sudah di luar villa, Yeonjun pun menghampiri mereka.

“Kalian sudah bangun? Kebetulan. Ini! Kubelikan makanan dan cemilan dari supermarket.” Ucap Yeonjun sembari meletakkan dua kantung plastik hitam itu ke atas meja di tengah-tengah Jihyeon dan Ah Young.

“Wah... Kak Yeonjun, terimakasih. Kupikir kau pergi kemana tadi.” Jihyeon kegirangan dan langsung membuka plastik hitam itu. Ia mengambil beberapa cemilan dan minuman kaleng.

Yeonjun tersenyum jahil, kemudian duduk di kursi yang ada di sebelah Jihyeon. “Wae? Kau merindukanku? Padahal baru semalam kita—” Belum sempat Yeonjun menyelesaikan ucapannya, Jihyeon sudah lebih dahulu membungkam mulutnya dengan tangan kanannya.

(𝟑) 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋 𝟐 [𝐂𝐇𝐎𝐈 𝐒𝐎𝐎𝐁𝐈𝐍] Where stories live. Discover now