Chapter 7

817 166 4
                                    

“Halo, Dokja-ssi.”

Itu Yoo Sangah, wanita cerita dan baik dari Departemen Hubungan Manusia. Jika ini adalah cerita fiksi, maka orang seperti Yoo Sangah pasti yang akan menjadi heroin.

Heroin yang bahkan jika dunia hancur, masih akan tetap bersinar.

“Halo.”

Yoo Sangah memperhatikan Kim Dokja sebelum berkata sambil tersenyum, “Dokja-ssi, kau juga tampak ceria hari ini.”

“Eh?”

“Akhir-akhir ini kau lebih bersemangat daripada biasanya. Kau juga semakin sering tersenyum.”

“Benarkah?” jujur saja, Kim Dokja tidak terlalu mempercayai itu. Apa dia memang sesering itu tersenyum? Dia tidak ingin memikirkannya, “Yoo Sangah-ssi, apa kau sering naik kereta?”

“Aku biasanya naik sepeda, karena aku sering lembur dan kurang olahraga. Oh, alasanku naik kereta bukan karena sepedaku dicuri, aku hanya sedang ingin.”

“Eh? Dicuri?”

“Lupakan itu, jangan mengalihkan pembicaraan. Dulu kau tampak seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup. Apakah ada hal yang bagus terjadi?” tanya Yoo Sangah dengan senyum lembut.

“Atau mungkin karena novel yang sering kau baca? Aku pernah membaca novelnya ‘Murakami Haruki’, ‘Raymond Carver’, dan.... Novel seperti apa yang kau sukai, Dokja-ssi?”

Kim Dokja terdiam sebentar sebelum menjawab, “Aku menyukai novel tentang kiamat. Dimana seluruh dunia hancur dan kehidupan manusia berubah 180 derajat.”

“Aku tidak pernah membaca novel yang seperti itu, tapi aku ingin mencoba membaca apa yang Dokja-ssi baca. Tampaknya menarik.”

“Ya, kau harus membacanya.”

Di luar kereta bawah tanah yang saat ini melintasi sungai dapat terlihat kota malam Seoul yang masih padat dan penuh cahaya. Sekilas, Kim Dokja merasa dia melihat pemandangan yang jauh berbeda daripada itu. Yang dilihatnya adalah kota Seoul yang hancur dengan makna kehidupan yang tidak lagi berarti.

“Dokja-ssi, ada apa?” tanya Yoo Sangah menyadari perubahan wajah Kim Dokja.

Kim Dokja menatap Yoo Sangah tepat di matanya. Pandangannya tak bisa dijelaskan, itu mengandung berbagai hal di dalamnya. Yoo Sangah langsung terdiam, itu adalah pertama kalinya dia melihat tatapan yang seperti itu.

“Yoo Sangah-ssi, apa kau percaya dengan takdir? Kupikir aku sudah mengalami suatu pertemuan yang ditakdirkan. Tapi terkadang aku juga berpikir bahwa takdir mempermainkanku.”

“Aku percaya. Pertemuanku dengan Dokja-ssi pasti sudah ditakdirkan.”

“Kenapa?”

“Karena sejak pertama kali bertemu denganmu di perusahaan aku selalu merasa seperti aku pernah mengenalmu. Perasaan yang tidak bisa dijelaskan itu pastinya takdir, bukan? Aku senang aku bertemu denganmu, Dokja-ssi.”

Itu adalah senyum paling tulus yang pernah Kim Dokja lihat.

TBC...

Selasa, 22 Maret 2022

Katakanlah aku selalu melupakan Yoo Sangah. Bahkan di cerita sebelumnya aku juga hampir melupakannya😥

Aku ingin menceritakan seluruh anggota Perusahaan Kim Dokja jadinya aku membuat cerita Yoo Sangah ini walau pendek.

Yoo Sangah salah satu karakter penting, karena diceritakan dari awal. Cuma aku lebih suka Jung Heewon, jadi aku sering melupakan Yoo Sangah.

Yah, biarlah. Semoga kalian menyukainya🤗

This is Just A Dream, But...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang