Chapter 70 ♗

416 70 8
                                    

a/n: si kebanyakan baca mature romance nulisnya jadi ada mature-maturenya juga. Ugh. Sorry sisters

Update: berniat proofread bab ini, tapi the couple begitu lovey dovey aku gak sanggup bacanya 🤣💔💔. Aku loncat ke bagian the two noblemen having a chat aja

_____________

Di kamar tidurnya bersama pasangannya Hadden sudah mengenakan piyamanya siap untuk berlabuh ke alam tidur bersama Ruri yang tengah menyisiri rambutnya di sisinya. Pasangan itu sama-sama lelah tapi jika Ruri membandingkan dirinya sendiri dengan Hadden suaminya itu sudah pasti jauh-jauh lebih kelelahan dari dirinya. Itu membuat Ruri selalu mempunyai tenaga imbuhan yang dia selalu ingin didikasikan untuk menempatkan perhatian khususnya pada pria itu.

Di sisi depannya Hadden tidak seperti biasanya membawa surat kiriman bangsawan ke kamar mereka. Biasanya Hadden tidak pernah membiarkan urusan pekerjaan melewati pintu ruang istirahat mereka berdua. Jika begitu itu artinya surat itu bukan berisi tentang urusan pekerjaan.

"Dari siapa itu Hadden?"

Hadden menjawab. "Ini Vidor. Jarang-jarang dia membuat surat. Aku ingin membacanya bersamamu," dia terkekeh.

Senyum tampil di bibir Ruri. "Aku ingat kabar yang kudengar dari orang tentang kalian yang dulunya merupakan sepasang sahabat yang lucu. Vidor yang gemar berkelana di Hayden sedangkan kau yang mengurung diri di kediaman Bardev dahulu. Dia pasti senang menggodamu."

Hadden tersenyum mengingat masa mudanya di umur belasan hingga dua puluh empat tahunnya itu. "Benar. Kurasa aku juga menjadi salah satu sumber hiburannya waktu itu."

"Jadi tulisan seperti apa yang dia kirim pada kita?" tanya Ruri sembari mengecup sisi kening Hadden.

"Dia rindu melihat kau dan Amara berbincang bersama." Hadden mulai menyampaikan isi surat di tangannya. "Selama lima hari belakangan dia sedang banyak bernostalgia akan masa lalu."

"Dia ingin bertamu," Ruri berceletuk pelan begitu dia membaca paragraf kedua terakhir. "Kau akan menentukan waktunya?"

"Lusa... menurutmu waktu yang bagus?" tanya Hadden.

Ruri mengiakannya. Bertanya. "Perlu aku bergabung? Melihat surat ini, aku rasa dia ingin waktu berbincang denganmu seorang."

"Hm." Hadden merasa kurang nyaman untuk Ruri tapi mau tidak mau dia harus mengakuinya. "Kau bisa menemuinya ketika dia datang dan ketika dia sudah hendak pergi."

Ruri membuat tawa kecil yang lembut. "Ini bukan masalah, Hadden. Perbincangan antar dua pria yang sudah menginjak usia seorang pemimpin wilayah. Ini waktu yang bagus untuk kalian berdua," senyumnya.

Hadden menghirup napas dengan senyum tipis. "Aku akan mengikuti ucapanmu."

Kereta kuda dengan simbol keluarga Adelard memasuki area gerbang kediaman Bardev di dua hari berikutnya. Kuda dibuat berhenti berjalan dan pintu kereta pun dibuka dari dalam oleh penghuninya yang langsung melangkahkan kakinya keluar bagian pijakan kereta.

Di depan pintu utama Kediaman Bardev, kedua Tuan dan Nyonya besar sang kediaman sudah siap menyambut tamu mereka dengan para pelayan dan ksatria berbaris rapih di kedua sisi pintu.

Waktu yang sudah dinanti akhirnya datang. Vidor mempunyai senyum lebar di wajahnya. "Hadden! Dan Ruri! Senang melihat kalian setelah selang waktu yang terasa begitu lama," dia berseru dengan penuh gembira. "Surat itu, aku begitu melankolis. Aku tidak bohong ketika aku bilang aku sempat menangis di dalam tidurku," pria itu mengusap-usap kepalanya sendiri dengan senyum cengiran kikuk main-main.

Hadden tersenyum dengan sorot mata sendu yang samar. "Kau bisa bicara denganku. Aku akan mendengarkan."

Vidor memasang senyum dengan cahaya mata yang menyampaikan ucapan terimakasih. Dia memindahkan pandangannya pada Ruri. "Aku harap kau tidak keberatan meminjamkan Hadden-mu sebentar, Nona Osmond."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now