Chapter O3

370 30 1
                                    

boboiboy dan dkk hanyalah milik monsta , saya hanya meminjam karakter nya saja.

.

.

.

____________________


"a–aw, perih ..." ringis yaya

"diem aja sih. gue udah pelan-pelan ngobatin nya" ucap halilintar

"ck udah lah gue aja yang ngobatin sendiri" ketus yaya yang sudah kesal. gadis itu langsung merebut kapas berakohol dari tangan halilintar.

halilintar sendiri hanya diam memandang gadis bernama yaya yang sedang mengobati diri nya sendiri. "handphone gue?" tanya yaya

halilintar mengambil handphone sang gadis dari saku nya. dan memberikan nya kepada si pemilik.

"pantes lol. ini bengkak, kenapa lo ga bilang dari awal aja sih?" tanya yaya heran

"gue bukan dokter" jawab halilintar seada nya

"tapi kan ... ck dah lah males gue" ucap yaya yang lanjut mengobati wajah nya yang sedikit bengkak

"muka doang keliatan sopan, sifat nya kayak gembel" ucap halilintar malas

"ya kalo lo mau di sopan'in juga harus ngehargain gue sebagai adek kelas" balas yaya tidak mau kalah

.

.

.

"li, lo ga bosen ngerokok mulu?" tanya solar

"ya kalo lo nanya gitu ya gue jawab nggak" jawab halilintar cuek

"cewe lo cantik banget btw kalo lagi pake blazer gitu, aura nya kayak cewe sempurna"

halilintar mengernyitkan dahi nya bingung "cewe gue? ga deh. ambil sono, gue gasuka sama tu cewe" balas halilintar

remaja berkacamata visor kuning tersebut mendekatkan wajah nya pada wajah halilintar. "is it hard to admit it?" tanya solar sedikit berbisik

halilintar memandang teman nya dengan perasaan yang mulai kesal dan terganggu. "can be silent?" jawab nya dengan asap rokok yang keluar dari mulut nya

"dah lah. waktu istirahat mau habis, kalo lo pengen bolos disini gue gabisa ikut. bisa-bisa nama gue jadi jelek" pamit solar, ia langsung meninggalkan sahabat nya yang masih sibuk menghisap rokok itu.

di rasa batang rokok itu sudah mulai pendek, ia langsung mengganti nya dengan rokok yang baru, dan kembali menghisap nya.

kedamaian, itu yang di rasa nya. angin berhembus pelan membuat rambut hitam nya terkibar bagaikan bendera. remaja itu mulai berdiri dari kursi nya dan menduduki dinding pembatas antara atap sekolah dengan tanah yang cukup jauh di bawah.

iris yang berwarna merah ruby itu memandang ke langit. jangan lupakan asap rokok yang berterbangan, remaja itu tersenyum. ia memandang awan yang berbentuk wajah sang gadis yang tidak sengaja saat diri nya melempar bola basket, chiél.

" sempurna. " satu kata yang di keluarkan oleh halilintar. berbohong jika ia tidak terpesona dengan gadis yang mempunyai banyak kesempurnaan. berbanding balik dengan diri nya.

"sempurna fisik, sempurna hati. bisa ga ya gue kayak dia?" tanya nya pada diri sendiri.

ia mengeluarkan handphone yang berada di saku nya, merasa bahwa ada yang menelfon saat dering berbunyi.

Love Promise [ HALIYA ] Where stories live. Discover now