27. Little Attention

9.1K 1.1K 59
                                    

Desa Lembah itu tidaklah seberapa besar. Apa pun itu tentang Javas yang populer di tempat itu akan cepat diketahui. Responnya sungguh luar biasa. Apalagi jika berhubungan dengan seorang wanita yang dekat lelaki itu.

Kini, Ola kembali menjadi sasaran para wanita di desa. Entah itu guru yang masih single di tempatnya mengajar, janda kembang, bahkan para gadis desa.

Ola yang berjalan di pagi hari menjadi tontonan para wanita muda. Bahkan mereka tidak repot-repot menyembunyikan lagak untuk membicarakan gadis itu.

Sampai di sekolah, Ola malah tidak sengaja mendengar obrolan para guru wanita.

"Kayaknya Bu Ola emang ngegodain pak dokter deh. Sering banget loh mereka pergi nggak pulang pas akhir pekan," ucap Ibu Fatma, salah seorang guru yang mengajar di kelas enam.

"Kayaknya orang kota suka gitu. Merasa sok cantik, padahal pasti banyak polesannya. Terus malah deket-deketin Dokter Javas. Waktu itu saya udah bilang kalau saya ini lagi PDKT sama pak dokter. Eh, malah nyerobot." Itu Bu Irma yang mendumal dan melontarkan dugaan jeleknya.

Jujur, Ola sangat sedih. Ia pikir karena hampir seumuran, Ibu Irma bisa menjadi temannya di Desa Lembah.

"Teman," ujar gadis itu dalam hati.

Bahkan dahulu, ia juga tidak punya seseorang yang layak disebutnya teman. Ola selalu sendirian menghadapi dunia yang semakin hari terasa kekejamannya.

Kali ini perkara Javas. Apa yang akan mereka lakukan pada Ola jika tahu Javas malah mengutarakan rasa sukanya.

Tong tong tong

Suara kentungan yang dipukul pertanda jam pelajaran dimulai. Ola menghirup napas dalam-dalan dan memberanikan diri masuk ke dalam ruang guru.

Seperti biasa, gadis itu berusaha tersenyum ramah dan menyapa rekan-rekan kerjanya. Mereka yang disapa juga membalas dengan ekspresi tanpa dosa setelah diam-diam menjelekkan Ola.

"Gimana akhir pekannya, Bu? Saya lihat rumahnya kosong." Bu Irma berceletuk.

Ola tersenyum kecil, "iya, saya liburan sama teman-teman."

"Oh." Respon Bu Irma sangat tidak enak. Sementara itu Bu Fatma pamit duluan ke kelas.

"Saya harus ke kelas, Bu." Tidak ingin berlama-lama, Ola segera pamit.

Gadis itu melangkah dengan lebar. Ia masuk kelas, mengajar dengan semangat seperti biasanya.

Tapi ucapan Bu Irma dan Bu Fatma tentang dirinya sungguh mengganggu. Jika ini dibiarkan terus, maka Ola tidak akan bisa tinggal dan bekerja dengan nyaman di Desa Lembah.

Maka saat anak-anak sibuk mengerjakan soal yang diberikan, Ola kembali merenung. Ia beberapa kali menghela napas karena kepikiran.

"Bu guru!" Salah seorang murid mengangkat tangannya.

"Ya?"

"Bahasa Inggris sedih apa?" Tanya murid lelaki itu.

"Bahasa Inggris sedih itu, sad." Ola menjawab.

"Ibu guru kelihatan sad." Timpal murid yang lain.

"Iya. Kenapa ibu sad?" Murid lainnya jadi ikut-ikutan.

Gadis itu tersenyum kecil, "ibu tidak sad. Ibu cuma sleepy. Ada yang tau artinya sleepy?"

Seperti biasa, Ola cukup jago menghindari jawaban jujur saat ditanya. Malah dari pertanyaan itu ia buat untuk menguji anak muridnya.

"Tidur?" Jawab salah seorang murid perempuan dengan rambut berkuncir dua.

"Hampir. Tapi kurang tepat."

Imperfect Perfection (Complete)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz