YUK SUPPORT 1K FOLLOWER
Sebelum baca jangan lupa vote
dan ramaikan kolom komentar ya.Spam komen dong
Aku lihat pembaca bertambah, tapi sepi notif
sedih banget..Jangan jadi silence riders
Atau jadi tuyul yang datang ngendap-ngendap
Satu vote dan comment kamu sangat berarti.happy reading
*
*
*
*
*Seandainya aku dilahirkan kembali
Aku akan memilih untuk menjadi diriku saat ini
Agar aku bisa sekali lagi
Menjadi payung hati
Untuk Sang lelaki pembenci hujan."Launa felicia"
* * * * *Pagi itu atap semesta begitu biru, tak tampak segepul awan yang menghiasi langit lapangnya.
Dengan motor matik yang kata Lukka butut, Karang memacu laju scoopy kesayangan Launa menerobos kemacetan ibu kota.Ini adalah kali pertama Karang menggunakan motor untuk menjemput launa terkasih, dalam kidung merdu ia terus berpikir, apakah menaiki motor dengan seseorang yang tersayang sebegitu menariknya? sampai-sampai Launa meminta tak hanya sekali namun berkali-kali, hanya untuk bisa menaiki motor bersama.
Dalam hitungan menit, ia pun tiba di depan sebuah gerbang berwarna putih kecoklatan, bersamaan dengan itu, ia menemukan sosok gadis berambut panjang bergelombang melambai dari arah gazebo siap untuk berangkat.
"Cepet banget nyampenya sayang? belum juga jam tujuh..." Sapa Launa dengan wajah sumringah.
"Nggak ngerti juga, mungkin gara-gara naik motor kali, padahal aku berangkat kek biasa."
"Nah tu kan, ada enaknya, nggak kena macet." Sambungnya.
"Hm..."
"Kita langsung jalan?" Launa kembali bertanya dan kali ini bersamaan dengan lompatan kecil dari atas Gazebo.
"Jangan lompat-lompat, nanti jatoh." karang reflek memegang lengan Launa untuk membantunya berdiri seimbang.
"Kepagian nggak sih?" ucap Launa.
"Kayaknya"
Karang tiba-tiba menunduk, meraih tali sepatu Launa yang terikat semeraut, Launa memang seperti ini, tak ada sesuatu apapun yang bisa ia lakukan dengan benar, namun inilah yang membuat Karang jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]
Teen Fiction[ SUDAH DI BUKUKAN ] NOVEL TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN TBO. "Jangan pernah membenci hujan Rang. Karna hujan itu tidak akan pernah bisa nyakitin kamu. Karna ada aku, yang akan selalu menjadi payung hatimu." Janji Launa begitu mantap terucap tatkala cint...