YUK SUPPORT 1K FOLLOWER
Follow dulu gaisSebelum baca jangan lupa vote
dan ramaikan kolom komentar dong.Paling tidak hargailah para Author dengan memberi tanda bintang 🥰
Happy reading
*
*
*
*
*Ketika tak terhitung hati
Yang mencoba mengetuk pintu itu.
Aku adalah gadis yang paling beruntung
Yang akhirnya bisa memilikimu.* * * * *
Hiruk pikuk kelas kosong yang seharusnya diisi oleh mata pelajaran sejarah mendadak batal. Pak Mardan yang seyogyanya mengisi jam kedua itu, absen karena harus mengantar anaknya untuk wisuda. Hal itu lantas membuat ruang kelas bergemuruh dengan para siswa yang asyik dengan aktifitasnya masing-masing.
Namun itu tak bertahan lama, tiba-tiba saja kepala sekolah menyeruak dari balik pintu. Di susul oleh guru BP dan ketua yayasan yang tak lain adalah ibu dari Karang, Andira Deepa.
"Siang anak-anak." sapa Kepala Sekolah.
"Siang Pak," Jawab murid serentak dan terkesan malas.
"Sebentar lagi ada KSN/OSN, Olimpiade Sains Nasional. Berhubung kelas ini memiliki dua siswa unggulan, dari itu Bapak ingin meminta Leon dan Karang untuk mewakili sekolah kita."
"Mana mau Karang ikut begituan Pak," potong Lukka.
"Iya. Karang lebih suka ngorok di kelas," Serobot seorang siswa.
"Karang lebih seneng ikut olimpiade dalam mimpi Pak," Sambut siswa yang lain.
"Diam-diam. Coba bangunin dia," Pinta Kepala Sekolah.
"Rang bangun... Karang..!!! Bangun hoy. Ada kepala sekolah tuh...!!! Mejanya nggak mau bangun Pak," Lapor Lukka dengan wajah serius yang disambut oleh gelak tawa para siswa.
"Kenapa mejanya yang tidak bangun? Maksud kamu apa Lukka?!" Tanya kepala sekolah tak mengerti.
"Karang nggak ada Pak. Yang ada cuman mejanya doang," seloroh Lukka dengan senyum puas.
Kepala sekolah menggeleng pasrah, "Kamu ini ya," Lantas Pak Handoko selaku Kepala Sekolah beralih mendekati Andira, "Bu... Karang kenapa tidak masuk?" Bisiknya.
YOU ARE READING
Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]
Teen Fiction[ SUDAH DI BUKUKAN ] NOVEL TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN TBO. "Jangan pernah membenci hujan Rang. Karna hujan itu tidak akan pernah bisa nyakitin kamu. Karna ada aku, yang akan selalu menjadi payung hatimu." Janji Launa begitu mantap terucap tatkala cint...