🕊Bagian 4🕊

89 10 1
                                    

Demi kenyamanan, vote terlebih dahulu sebelum membaca. Setelah membaca, boleh komentar juga.

Vote dan komentar dipersilakan🙏☺

_______

Aku dan Alan berjalan dengan mengendap-endap menyusuri panjangnya koridor sekolah. Tak jarang juga, kami berdua menengok kesana-kemari takutnya ada guru yang melihat keberadaan kami. Sesekali, kami pun bersembunyi dibalik dinding koridor saat kami melihat guru yang sedang berjalan di koridor. Untung saja, kami bergerak cepat sehingga kami bisa bersembunyi sebelum guru itu melihat keberadaan kami.

Setelah melewati cukup banyak rintangan, akhirnya aku dan Alan pun sampai di depan pintu kelas 12 IPA 3. Alan mencoba untuk melihat suasana di dalam kelas melalui celah jendela yang sedikit terbuka.

Suasana kelas tampak sangat hening. Mengingat saat ini di kelas 12 IPA 3 adalah mata pelajaran Matematika. Belum lagi, guru mata pelajaran itu yang terkenal killer di kalangan para murid. Membuat mereka sangat enggan untuk mencari masalah.

"Gimana?" tanyaku penasaran saat Alan baru saja melihat kondisi di dalam kelas.

"Di dalam ada bu Merfa lagi ngajar," jawab Alan.

"Terus, gimana dong?"

"Bentar," ucap Alan. Kemudian, ia kembali mengintip lewat celah jendela tadi.

"Di sini kalian rupanya!"

Aku refleks menoleh ke sumber suara saat mendengar seseorang berbicara. Gawat, ternyata itu adalah bapak kepala sekolah kami. Sudah bersusah payah kami menerobos masuk ke dalam sekolah, pada akhirnya ketahuan juga. Tamat sudah riwayat aku dan Alan.

"Eh, bapak," sapaku sambil cengengesan.

"Selamat pagi, pak Indra!" Alan juga menyapa pak Indra dengan wajah tanpa dosanya.

Pak Indra menatap kami dengan tatapan yang menusuk. Melihat tatapannya itu, sontak membuat ku bergidik ngeri.

"Sini kalian!"

Tanpa aba-aba, kedua tangan pak Indra langsung menjewer telinga aku dan Alan yang membuat kami seketika meringis kesakitan.

"Aduh, sakit pak!" teriakku.

"Pak, lepasin Tharisa, pak! Kalau bapak mau nge hukum, hukum saya aja, pak!" tutur Alan.

Aku sedikit terkejut mendengar penuturan Alan. Kenapa dia bilang begitu? Aku juga kan salah karena udah melanggar peraturan sekolah ini. FYI, salah satu peraturan di sekolah ini adalah kalau ada murid yang datang terlambat, pintu gerbang tidak akan dibukakan sampai ada guru yang datang dan mengizinkan mereka untuk masuk.

Jadi, sudah bisa dipastikan kalau aku dan Alan sudah melanggar peraturannya. Kami sudah menerobos masuk ke dalam sekolah tanpa seizin guru.

"Diam, kamu!" bentak pak Indra.

Seketika, kami mengalihkan pandangan saat pintu kelas kami dibuka dan menampilkan bu Merfa di sana.

"Alan! Tharisa! Kenapa kalian ada di sini?" tanya bu Merfa.

"Ini bu, mereka datang terlambat dan menerobos masuk ke sekolah. Entah lewat mana!" ujar pak Indra seraya melepaskan kedua tangannya dari kuping kedua muridnya.

ALTHARISA [Selesai]Where stories live. Discover now