17

6K 816 3
                                    

Aku merasa sangat tidak enak pada Flo karena sudah berbohong. Tapi, mau bagaimana lagi. Aku hanya ingin menyelamatkan keberlangsungan hidupku yang bisa saja berhenti jika Flo tahu siapa sebenarnya yang mengantarku pulang saat itu.

Aku yakin Flo akan langsung menyerangku dengan jutaan pertanyaan. Dan, ketika aku menceritakan semuanya dari awal, Flo akan langsung mengirim pasukan ksatria terbaiknya untuk menyerang Chandler agar kepalaku tidak terpisah dari badan. Yah, sejak ibuku meninggal, Flo jadi sangat menjagaku. Seperti induk ayam yang sangat melindungi anaknya. Dia akan menyerang siapapun yang berani menyentuh anaknya. Tak peduli jika 'siapapun' itu adalah singa buas yang kelaparan, gajah liar yang ganas atau manusia yang penuh akan ketamakan. Flo akan melawan semuanya. Termasuk kaisar duda berhati dingin itu.

Aku menyimpan semua harta dari Flo di dalam brankas yang terbuat dari besi magmetite yang kuat. Saking kuatnya besi itu, perlu puluhan gajah untuk menghancurkannya. Aku membeli brankas itu dengan menyerahkan seluruh gajiku berkerja sebagai pelayan di rumahku sendiri selama 3 tahun. Alasannya karena aku tidak mau harta yang diberikan Flo menghilang. Yah, ini bukan pertama kalinya aku membohongi Flo dengan cerita sedih.

"Kau mau main ke ibukota, Flo? Aku dengar ada toko es krim baru." Kataku sembari menutup pintu brankas.

Harta yang diberikan Flo padaku setara dengan gajiku selama 3 tahun. Alias, lebih mahal dari harga brankasnya. Jadi, aku harus menjaganya meski harus mengorbankan nyawaku. Flo memang tidak akan keberatan jika aku menghilangkannya atau menggunakannya untuk keperluan pribadiku. Tapi, akulah yang akan merasa keberatan.

"Aku dengar mereka menjual es krim rasa bunga. Bukankah itu terdengar menarik?" Kataku sekali lagi.

Aku menatap Flo. Gadis itu masih menangis.

Ah, aku lupa. Aku harus menunggu 3 jam jika Flo mendengar cerita soal kehidupan manusia yang menderita. 5 jam untuk cerita sedih soal hewan. Dan, semalaman untuk cerita dongeng atau fiksi yang mengandung bawang.

Pertanyaan bagus. Alasan kenapa Flo lebih sedih dengan cerita fiksi adalah karena menurutnya cerita dalam rangkaian kata itu tidak bisa diubah. Sementara, kehidupan manusia nyata tidak bisa diubah. Dan, bagi hewan, karena mereka tidak bisa bicara atau bekerja, kehidupan mereka hanya bisa berubah jika mereka bertemu manusia yang baik hati. Sayangnya, tidak semua manusia yang mereka temui baik.

"Kau mau ke sana, Flo? Siapa tahu kau bisa bertemu kusir remaja yang mengantarku pulang!"

Flo langsung sumringah. Aku tersenyum. Untuk orang yang sudah berteman dengannya sejak bayi, aku mengenal Flo lebih baik dari dia mengenal dirinya sendiri.

"Ayo! Aku ingin es krim bunga lily!" Flo berdiri. Dengan cepat melangkah menuju pintu kamar.

Aku tersenyum. Memastikan sekali lagi aku sudah mengunci pintu brankas dengan benar. Lantas, pergi menyusul Flo.

Aku dan satu-satunya teman baikku itu berjalan bersisian di antara kerumuman orang-orang. Sama seperti biasa, Flo selalu terlihat bersinar meski tanpa hiasan berlian dan permata. Berbeda sekali dengan aku yang tetap terlihat gelap meski memakai lampu gantung sebagai pakaian sekali pun. Haha, benih dari baron dan duke memang berbeda, ya.

"Hari ini kau yang traktir, ya!"

Beberapa pria menatap Flo yang selalu terlihat cantik dan manis. Aku tersenyum. Senang rasanya melihat temanku ini populer di kalangan pria. Dan, sepertinya Flo juga menikmati kepopulerannya.

Emperor, Please Obey Me!✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang