27

5K 684 10
                                    

Akhirnya! Aku tidak akan menikah dengan Chandler besok. Karena, tiba-tiba saja efek ramuan cinta itu menghilang. Chandler yang tidak lagi berada dalam pengaruh ramuan cinta langsung merasa bingung dengan apa yang ia lihat ketika sadar. Aku kemudian menceritakan semuanya pada Chandler. Kecuali bagian dia meminum ramuan cinta salah alamat itu. Chandler kemudian langsung memberikan sebuah istana mewah dan tambang permata sebagai biaya kompensasi karena sudah merugikanku. Setelahnya, aku hidup sebagai pengangguran kaya. Cahir yang mendengar kabar kalau aku sudah bebas dari belenggu Chandler kemudian langsung melamarku. Kami menikah hari itu juga dan hidup bahagia selamanya.

Hah! Andai semuanya terjadi seperti skenario palsu yang ada di kepalaku. Hidupku pasti akan jadi sangat sempurna. Sayangnya, semua itu tidak terjadi. Dan, hidupku masih saja sengsara.

Pernikahanku dengan Chandler masih ditunda. Karena, ada banyak hal yang harus ia lakukan. Seperti mengubah undang-undang kekaisaran yang mengatur soal status minimal seorang calon permaisuri. Dan, mengacungkan pedang pada para pejabat negara yang menolak perubahan bunyi undang-undang itu. Sebagai gantinya, Chandler akan mengumumkan pertunangan kami secara resmi terlebih dahulu tiga hari lagi.

Iya, aku hanya punya waktu 3 hari untuk menemukan penawar ramuan cinta itu. Jika aku tidak bisa menemukan penawarnya, maka, aku harus tinggal di istana kekaisaran sampai menikah dengan Chandler.

Argh! Aku tidak mau! Aku tidak mau tinggal di istana kekaisaran! Aku juga tidak mau menikah dengan Chandler! Orang yang aku cintai itu adalah Cahir. Bukan si sialan berhati dingin itu.

Kenapa aku selalu mendapatkan kesialan?! Apa Dewi Fortuna begitu membenciku?!

Hue!!! Aku ingin jadi batu saja!!! Atau, jadi Michi _kucing peliharaan Flo_ saja. Dengan begitu, aku tidak perlu menikah dengan Chandler. Aku bisa makan enak dan tidur setiap hari. Tidak perlu menikah dengan Chandler dan memikirkan beban hidup yang begitu berat. Hidupku akan sangat nyaman. Bahkan, jika aku memecahkan vas yang berharga, tidak akan ada yang memarahiku. Aku hanya harus bersikap imut untuk membalas jasa Flo padaku. 

Hiks! Apa aku mati saja? Tapi, masih ada banyak makanan yang belum aku coba. Aku juga belum merasakan jadi orang kaya yang tidurnya saja bisa menghasilkan uang. Kalau aku mati di usia muda begini, rasanya aku hanya akan makin tersiksa.

Aku menenggelamkan kepalaku dalam bantal. Tubuhku telungkup dengan tangan yang sejajar. Lurus dengan pinggang. Kedua kakiku juga tertutup rapat. Ini namanya adalah 'pose keputusasaan'. Aku melihat pose ini ketika Michi merengek meminta camilan baru pada Flo.

"THEA!!!" teriak seseorang yang aku kenal.

Brak!

Flo menendang pintu kamarku. Kedua pintu itu langsung terbuka lebar. Aku mengangkat kepalaku. Mataku yang sayu menatap Flo sekilas sebelum akhirnya kepalaku kembali terbenam ke dalam bantal. Flo langsung naik ke atas kasurku. Kedua tangan Flo menyentuh pundakku. Dan, dalam sekejap Flo langsung menarik tangannya. Membuat aku mau tidak mau harus duduk.

Aku menatap Flo datar. Apa yang anak ini inginkan dariku? Tidakkah dia lihat kalau temannya ini tengah menyelam dalam lautan depresi yang tak berujung?

"Kau benar-benar akan menikah dengan Yang Mulia Kaisar? Katanya beliau sudah menyukaimu sejak lama! Kenapa kau tidak pernah memberitahuku?! Aku kan sahabat baikmu! Kau tega sekali, sih!" Ceracau Flo sembari menggoyangkan pundakku.

Kepalaku naik turun mengikuti gerakan tangan Flo. Dan, entah kenapa rasanya perutku seperti berputar. Rasanya, nasi goreng yang aku makan pagi tadi memaksa keluar dari lambungku.

Flo terus menggoyangkan pundakku. Hingga akhirnya ia sadar jika aku tidak bergetar. Flo langsung melepaskan tangannya dari pundakku. Mataku rasanya berputar. Aku seketika terjatuh di atas kasur. Dan, entah hanya perasaanku atau memang nyata, aku bisa melihat ada 4 Flo di depanku.

Aduh! Satu Flo saja sudah membuatku ingin mati. Apalagi 4. Kalau begini, rasanya aku tidak perlu bunuh diri untuk mati. Melihat 4 Flo saja sudah setara dengan malaikat pencabut nyawa.

"Ah, maafkan aku, Thea! Aku tidak tahu kalau kau akan jadi sekarat begini!" Katanya sembari menatap wajahku yang pucat.

"Aku terlalu terkejut karena kau tiba-tiba akan menikah dengan Kaisar. Padahal, aku kira selama ini kau menyukai sebangsa dirimu sendiri!"

Apa-apaan dengan ucapan Flo itu?! Aku memang hidup dengan melajang selama 20 tahun. Tapi, aku ini masih normal tahu! Kenapa dia bicara sembarangan begitu?! Tidakkah dia berpikir kalau wajahku ini terlalu cantik untuk disia-siakan? Dengan wajah cantik ini, aku bahkan bisa menggoda calon suaminya itu!

Aku bangkit. Duduk di depan Flo setelah merasa baik-baik saja. Rasa pusing dan mualnya masih ada. Tapi, sudah tidak terlalu parah.

"Apa kau benar-benar akan menikah dengan Kaisar?" Tanya Flo. Tangannya langsung menyembar kedua tanganku. Flo menatapku penuh harap.

Kenapa orang-orang selalu berlebihan soal pernikahan yang ingin aku gagalkan ini?

"Yah, aku harap tidak begitu! Tapi, itulah kenyataannya!" Kataku. Menghindari kontak mata dengan Flo.

Manik mata Flo membulat, "Wuah! Aku tidak menyangka kalau perawan tua ini akan segera menikah!" Kata Flo gembira.

Perawan tua apanya? Usia kami kan sama!

"Aku ini masih terlalu muda untuk dipanggil begitu!" Seruku tidak terima.

Kalau boleh jujur, aku juga tidak menyangka kalau aku akan segera menikah. Apalagi dengan orang yang tidak aku cintai. Padahal, sejak kecil aku selalu bermimpi untuk menikah dengan pangeran berkuda putih yang tampan dan mencintaiku dengan tulus. Tapi, kenyataan yang aku dapatkan adalah menikah dengan tiran gila berhati dingin yang mencintaiku karena terkena ramuan cinta.

Apa Chandler akan tetap mencintaiku meski pengaruh ramuan itu sudah memudar? Dan, yang paling penting, apa Abel tidak keberatan memiliki ibu tiri? Usia Abel kan sudah 8 tahun. Jadi, dia pasti sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang sedang terjadi.

Ayahnya pergi meninggalkan ibunya begitu saja. Setelah itu, tiba-tiba ia datang membawa gadis antah-berantah yang tidak jelas asal-usulnya.

Bagaimana kalau Abel membenciku? Aku dengar, Abel memiliki kekuatan sihir penghancur yang sangat langka.

Apa sebaiknya aku bicara lagi pada Chandler untuk membatalkan pernikahan ini. Kalau demi putra kesayangannya itu, aku yakin Chandler akan membatalkan pernikahan kami.

"Thea! Kau hebat sekali! Kau melajang selama 20 tahun! Aku ulangi, melajang selama 20 tahun...."

Aku menatap Flo datar. Apa dia memang harus mengulangi hal yang memalukan itu dua kali?

"Dan, sekalinya menikah, kau langsung menikah dengan Kaisar! Wuah, aku iri sekali!"

"Kau tidak akan iri jika tahu kenyataannya!"

Aku ingin sekali menghubungi Chandler untuk membicarakan hal ini sekali lagi demi kebaikan Abel. Tapi, dia terlalu sibuk mengurus perubahan undang-undang dan persiapan pesta. Jadi, tidak ada yang bisa aku lakukan.

Tiga hari kemudian, sebuah kereta kuda berlapis emas dengan lambang Kekaisaran Algeiro. Di belakangnya, ada ratusan kuda dengan ksatria kekaisaran di atas punggungnya.

Dan, begitu aku membuka pintu rumahku, tergelar karpet merah di depan pintu hingga halaman utama.

Waktuku untuk datang ke istana kekaisaran sudah tiba.

Aku tidak punya waktu untuk mundur lagi.

Tidak apa! Aku sudah menuliskan surat wasiat seandainya aku harus mati.

Emperor, Please Obey Me!✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang