PROLOG

13.2K 322 1
                                    

Mansion Roby | Chicago,
Illinois.
4.50 PM.

Mobil Rolls-Royce Sweptail milik Roby sampai di mansion besar. Roby keluar mobil seraya melepas jas dan dasinya, bekerja selama delapan jam itu melelahkan. Sekilas Roby melirik mobil Ferrari merah yang terparkir di halaman rumahnya, entah mobil milik siapa itu.

Saat memasuki mansion, kalian akan di suguhkan interior yang kebanyakan berwarna hitam atau hijau tua.

"Tuan." Gauri kepala pelayan menghampirinya dengan tergesa-gesa saat Roby masuk mansion.

Roby menatap Gauri dengan satu alis terangkat.

"Ada yang menunggumu di ruang tamu tuan," ucap Gauri.

Ruang tamu berada di antara dua tangga yang melingkar dengan megah. Roby mengerutkan keningnya, "Siapa?"

Gauri menggeleng pelan, "Seorang perempuan. Aku tidak mengenalnya tuan, tapi dia berkata dia harus bertemu denganmu."

Roby mendengus kesal, "Bagaimana bisa kau membiarkan orang lain masuk tanpa aku perintah." Roby mulai mengeluarkan omelannya sambil berjalan menuju ruang tamu.

Di sana ada wanita berambut hitam medium, dengan celana bahan dan jas hitam, tas dari brand dunia di taruh di atas meja kaca yang besar.

Roby mengerutkan tipis keningnya, siapa wanita itu? Apa Roby mengenalnya. Melangkah semakin dekat aroma parfum peach mulai menyeruak ke dalam hidungnya.

Roby berdeham singkat, "Ada keperluan apa kau menemuiku?"

Wanita yang sedang duduk itu memutar tubuhnya ke samping melihat Roby, wanita yang memakai Tube Top di balut jas hitam, dan celana bahan hitam itu melepas kacamata Aviator-nya dan menatap Roby dengan tajam.

Roby yang melihat paras sang wanita mengerutkan keningnya, wajah wanita itu tidak asing.

"Tuan Roby Sergio aku ingin mengeluarkan protes padamu," ucap wanita itu.

Roby mengerutkan keningnya, wanita itu mengenalnya. "Kau siapa? Apa kita saling mengenal?" Roby mulai duduk berhadapan dengan wanita itu.

"Aku Dakota Wesley, calon tunangan Calvin asistenmu. Dengarkan aku tuan Roby, aku meminta kau untuk mengurangi jam kerja Calvin, Calvin hanya asistenmu dia bukan penjaga atau pengasuhmu yang harus menjagamu selama 24 jam! Calvin hanya asistenmu dan aku mohon untuk kau tidak membebani Calvin."

Roby mengangguk kecil, sekarang dia ingat siapa wanita itu. Dia Dakota kekasih Calvin dan Roby pernah melihatnya sekali saat Calvin mengajak Dakota ke acara ulang tahu papanya satu tahun yang lalu. Lalu sekarang Dakota sedang melayangkan protesnya, dengan serius Roby menatap Dakota dari atas kepala sampai bawah kaki, wanita ini semakin cantik saja walau dia memakai jas hitam tapi bagian tubuhnya masih bisa Roby lihat, apa lagi dia hanya mengenakan Tube Top hijau tua.

"Lalu kau mau aku apa?" Tanya Roby yang menatap mata hitam Dakota, Dakota cantik dengan bibir merah dan tatapan tajam.

"Kau harus mengurangi jam kerja Calvin, jika Clavin kerja dari jam 8 pagi maka saat jam 4 sore itu sudah selesai dan kau tidak boleh menghubungi Calvin dalam hal apa pun. Kau harus mencari dua asisten jika kau ingin di jaga selama 24 jam!" Kesal Dakota tapi ada rasa melegakan saat semua unek-unek dalam hatinya tersampaikan.

Roby mengangguk kecil, dirinya menikmati indah dan sempurnanya Dakota ini. Wanita ini benar-benar sexy dengan tubuhnya tinggi dan lekukan di bagian-bagian tertentu lalu wajahnya cantik seperti kebanyakan wanita Spanyol, walau tidak sekelas model dunia tapi Dakota memiliki sesuatu yang menarik. Roby menghela nafasnya, "Saranmu bagus, bagaimana jika kau saja yang menjadi asistenku saat malam."

"Kau!" Dakota menunjuk Roby dan menatapnya tajam pria ini sangat kurang hajar.

"Aku tidak menganggapmu sebagai jalang nona, aku hanya meminta kau menjadi asistenku. Aku tidak berpikir untuk membawamu ke kamarku lalu membuat kau menjadi simpanan pribadiku." Roby tersenyum manis.

Dakota mendengus kasar ia harus banyak-banyak bersabar, "Aku tidak butuh uangmu, aku tidak perlu bekerja. Dengarkan kau tidak boleh menganggu Calvin setelah jam 4 sore, kau tahu aku dan Calvin sedang sibuk mengurus masalah pertunanganku tapi kau malah mengacau terus." Dakota bangkit dari duduknya, "Kau hukan anak kecil yang harus di jaga dan di turuti selama 24 jam. Selamat sore tuan Roby semoga kau mau mendengar protesanku."

Roby terkekeh pelan melihat kepergian Dakota, dirinya lebih fokus menatap Dakota dari pada mendengarkan protes dari Dakota.

"Ouh beruntung kau Calvin," kekeh Roby.

.....

Masuk mobilnya Dakota mengelus dada, dadanya sakit antara menahan emosi dan terpesona dengan Roby yang menawan.

Dakota memegang stir kemudinya, "Aku harap Calvin tidak marah."

------------------

Playing With FireWhere stories live. Discover now