21. A Thought

2.4K 91 7
                                    

21. A Thought
.
.
.

Akhirnya seminggu ini Dakota bisa kembali pada aktivitasnya bekerja menyelesaikan masalah orang lain, ini lebih baik dari pada harus terkurung di rumah tidak bisa melakukan apa pun.

Selama seminggu ini Dakota bisa di katakan sangat sibuk dengan kasus baru dan lagi-lagi kasusnya perceraian mengapa semua menikah kalau pada akhirnya bercerai apa mereka semua dengan mudah menikah tanpa memikirkan masa depan, atau mereka terlalu kekanak-kanakan dengan mengambil jalan bercerai, atau memang ini sudah tradisi jika bosan bercerai.

Tidak habis pikir.

Kali ini klien Dakota seorang aktris yang cukup terkenal tapi klien Dakota kali ini juga cukup repot dan banyak mau salah satunya meminta Dakota untuk tidak memberitahu pada media kalau sang aktris bercerai.

"Bagaimana sudah selesai?"

Ellen bertanya saat Dakota baru saja menutup telepon.

Dakota mendengus dan memajukkan bibirnya memberi ekspresi kesal, kacau, dan emosi. "Kau tau Tatula tidak memberi aku izin bertanya pada Shenom temannya sesama aktris, Padahal Shenom berpengaruh pada hak asuh anaknya. Dengan Shenom berbicara mengatakan kalau Apolo pencandu alkohol hak asuh anak akan jatuh pada Tatula tapi wanita itu tidak mau aku berbicara pada Shenom."

"Tatula masih takut perceraiannya terpublik?"

Dakota mengangguk malas. "Untuk apa bercerai kalau tidak mau di ketahui semua orang, satu lagi aku tahu niat busuk Tatula yang ingin hak asuh anaknya jatuh padanya dan bisa memeras Apolo."

"Kurasa untuk harga diri, Tatula aktris yang baru saja namanya naik menjulang tinggi setelah memerankan Ginny dalam serial erotis yang hot."

"Ya karena serial itu suaminya menggugat cerai Tatula." Dakota mendengus sambil memutar malas matanya.

"Dakota?" Ellen mendekat dan berdiri tempat di samping Dakota. Dakota menaikkan alisnya sambil memutar kursinya menghadap Ellen. "Kapan pernikahanmu di langsungkan?"

Dakota mengedikkan bahunya. "Calvin baru akan membicarakan itu nanti malam. Aku bingung... aku mulai ragu dengan pendirianku sendiri apa harus menikah dengan Calvin."

"Dakota kau sudah menentukan kau akan menikah dengan Calvin kau tidak bisa mundur, perasaan ragu sering muncul saat seseorang akan menikah." Ellen menyentuh kedua bahu Dakota, meyakinkan temannya untuk terus maju.

Dakota kembali mengedikkan bahunya. "Aku mengikuti kemauan Calvin saat ini, aku menurut saja apa yang akan di langkah oleh Calvin."

...

Teman? Dakota, Roby?

Teman dekat?

Sejak kapan?

Tiada henti Calvin memikirkan soal Dakota dan Roby yang secara tiba-tiba berteman, yeah walau mereka sudah mengenal sejak lama tapi bukankah mereka hanya sebatas mengenal bukan menjadi teman apa lagi teman dekat.

Ini terasa aneh. Seperti ada sesuatu yang terjadi pada Roby dan Dakota.

"Teman?" Calvin bergumam pelan nampak masih sibuk memikirkan kata teman, teman dekat. "Apa yang terjadi dengan mereka, aku perlu penjelasan."

Setelah perjalanan dari tempatnya di sinilah Calvin berada di depan pintu Roby, mengetuk beberapa kali pintu sampai suara Roby mengintruksinya untuk masuk.

Playing With FireWhere stories live. Discover now