Chapter 78 ♗

369 58 5
                                    

⚠️ Harsh words ahead ⚠️

⚠️ Membuat luka di telapak tangan ⚠️

a/n: aku gak tau CFYM baiknya dibikin untuk kisaran usia berapa. Aku nulis seenaknya tanpa mikirin dampak ke pembaca. Aku harap aku gak menimbulkan hal negatif ya

Humble reminder: dan CFYM bakal mengandung segala fantasy trope serta angst trope yang nempel di kepala aku

#belumdiproofread

_______________

Sebuah area bawah tanah buatan, Valias melihatnya begitu pintu ruangan dengan fungsi yang sama dengan sebuah lift itu terbuka. Itu adalah area yang digunakan untuk mengurung subjek-subjek yang akan digunakan dalam penelitian sang Gubernur, Valias rasa. Areanya membentuk lingkaran, sebagaimana bentuk pokok dari bangunan tinggi Palis. Di tepi-tepi dinding area itu adalah deretan jeruji tahanan. Meskipun nampak seperti besi tapi Valias menduga jeruji-jeruji itu tidak terbuat dari partikel sesederhana jenis logam yang dia tau.

"Biar aku cukup berbaik hati. Kalian sudah cukup bersiasat tadi. Usaha kalian berhasil hingga dua orang tadi bisa berhasil meloloskan diri. Tapi jangan berpikir kalian bisa bermain trik lagi di sini. Biarpun kami kalah jumlah dengan kalian di sini, kami masih mempunyai kendali pada apa yang memicu jatuhnya kalian ketika di atas tadi. Jika kalian mencoba trik lucu kalian akan melihat sendiri akibatnya."

Mage Palis yang tadi pertama menemui mereka setelah mereka sudah memasuki bangunan Palis itu berbicara. Vetra membisukan decakannya yang menyimpan segenap besar rasa jengkel.

Ini memang sangat di luar perhitungannya dan juga teman-teman mage-nya yang lain tapi dia tidak menyangka yang akan dihadapi mereka adalah kondisi suram nan menyedihkan yang seluarbiasa ini.

Mereka sudah siap bertempur sihir tapi yang sekarang terjadi malah mereka terjebak dalam situasi terancam dan terkurung bahkan sebelum sempat membuat perlawanan sedikitpun. Vetra bahkan harus menahan dirinya dari membuat percobaan perlawanan fisik tanpa keterlibatan sihir. Dia tidak mau mengambil resiko fenomena yang masih belum dia mengerti barusan itu kembali menimpa teman-temannya.

Mereka semua terbagi ke dalam beberapa kelompok yang memasuki jeruji-jeruji besi yang berbeda. Ketika mereka tampak sudah akan diperintah untuk memasuki salah satunya Vetra sengaja menempelkan dirinya dengan Valias. Begitu juga dengan Alister, sehingga mereka tergabung dalam satu sel yang sama bersama dengan empat mage lain.

"Berperilaku tenanglah di dalam bangsal kalian masing-masing. Tidak usah berpikiran untuk mencoba mengakali jeruji-jeruji itu. Kalian tidak akan berhasil."

Mage tadi kembali bicara dan hendak berbalik pergi bersama dengan keenam mage Palis yang lain. Akan tetapi suara seseorang yang terdengar panik menghentikan langkah mereka. "T- Tunggu! Dia masih mengeluarkan cairan hitam itu! Jika terus seperti ini akan berbahaya untuknya!" Seorang mage laki-laki berseru seraya dirinya dalam posisi memberikan dukungan topangan pada seorang mage yang lebih tua darinya. Itu Darius. Darah hitam masih keluar dari keempat titik sebelumnya ketika teman-teman Vetra yang lain sudah tidak berada dalam kondisi itu lagi.

Jaeha terdiam. Dia yang ada di jeruji lain melangkah cepat ke bagian terpinggir bangsalnya. "Darius? Kenapa kau masih seperti itu?"

Darius di papahan dua mage muda di sebelahnya menggelengkan kepalanya dengan wajah lelah. "Kau berpikir aku tau?"

Sang mage Palis tidak menggerakkan sedikitpun kakinya, namun sebagai gantinya dia bicara. "Ithnan Darius. Kurasa kau sudah siap untuk menanggung segala resiko ketika kau memutuskan untuk berada di sisi yang berseberangan dengan Gubernur. Apakah kau akan keberatan jika kau menemui ajalmu di sini?"

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now