PART 56

16.6K 2.2K 1.4K
                                    

Hai Hallo Hello
Author kambekkkkkk

Btw di part sebelumnya banyak yg kecewa karna kenapa harus jantung Edmund yg diberikan ke Aksa?
Ya soalnya Edmund pemeran utama nya tsay! Kalo bukan jantung Edmund ya gak seru dong.

Ada juga yg salah paham tentang Aksa yg menggantikan Edmund dan tugas2 nya.
Emm yaaa sebelum kalian kecewa lebih baik kalian kembali pahami dulu bagaimana "karakter seorang Aksa Baskara". Nanti kalian bakal ngerti kok kenapa Aksa bersikap kayak gitu

Jangan overthinking dulu ya bestie, apalagi sampe marah2. Emmm ada yg bilang juga "mending Aksa mati aja".
Yaaa gapapa, kalian mau Aksa mati? Dengan senang hati aku kabulin🥰

Aduh udah panjang nih mamak ceramahnya, yaudahh kita langsung ke baca yukk.

EH JANGAN LUPA PENCET VOTE DULUUU!!!

🧚🏻‍♀️HAPPY READING🧚🏻‍♀️

Tak berapa lama kemudian mereka sampai di mansion.

Aksa turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Bianca.

Ayah dan ibu Aksa juga sudah kembali ke rumahnya.

Aksa dan Bianca berjalan memasuki mansion dan menaiki tangga menuju ke kamar.

"Duduklah." Titah Bianca pada Aksa.

Aksa menurut namun lelaki itu mengerutkan dahinya. Bianca langsung berjalan menuju ke walk in closet dan kembali dengan membawa handuk dan setelan piyama.

"Mandilah, agar tidak sakit. Atau ganti saja bajunya." Ucap Bianca mengulurkan handuk dan piyama tersebut.

Aksa tak bergeming, lelaki itu masih mencerna ucapan dan sikap Bianca.

Bianca menunduk mendekatkan wajahnya pada Aksa. "Mau kubuatkan the hangat?" tanya gadis itu.

Grep

Aksa merengkuh pinggang Bianca membuat gadis itu tersentak.

"Sudah berapa kali ku bilang, aku sudah sembuh Nona. Yang harusnya melayani adalah aku, bukan kau." Ucap Aksa.

Bianca terkekeh. "Bukankah kasih sayang itu harusnya saling?" tanya Bianca mengangkat sebelah alisnya.

"Jika hanya salah satu saja itu namanya bukan saling mengasihi." Lanjut gadis itu.

Blush

Pipi Aksa memerah, Aksa menunduk dan terkekeh karna tak sanggup berkata-kata.

"Baiklah Nona." Jawabnya singkat.

Bianca menangkup kedua pipi Aksa.

"Gemes ih, psikopath bisa salting juga." Ejek Bianca terkekeh.

Aksa buru-buru mengubah raut wajahnya dan melepas tangannya dari pinggang Bianca.

"Pergilah Nona, sebelum singa muda ini menerkam mu." Ucap Aksa menggeser tubuh Bianca dan memalingkan wajahnya.

Bianca tak menjawab, gadis itu hanya terkekeh dan pergi meninggalkan kamar milik Aksa.

Sepeninggalan Bianca, Aksa langsung memegangi dadanya, jantungnya kini berdegup sangat kencang.

"Ternyata gadis kita memang sangat menggemaskan Ed, tak heran kau juga merelakan segalanya untuknya." Gumam Aksa memegangi dadanya.

Aksa langsung beranjak menuju ke walk in closet untuk melakukan ritual mandinya.

BIANCADonde viven las historias. Descúbrelo ahora