14 Bintang malam

44.6K 5.3K 214
                                    

Happy Reading...

...

Harus apakah aku saat kau saja pergi meninggalkan ku...

...

"Raiden mommy yang manis, saatnya kita makan!"

"Mam..."

Adella mengangguk seakan mengerti ucapan Raiden, "Iya, mam..." Katanya membawa Raiden kepelukannya.

"Daddy-nya Raiden dimana ya?"

Adella celingak-celinguk mencari keberadaan Duke Weria, dimansion ini lebih banyak manusia berseragam prajurit dibandingkan maid.

Didominasi lelaki, dari koki, tukang kebun, pembersih mansion dan lainnya. Dari saat ia sampai dimansion Duke Weria, Adella hanya dapat melihat beberapa maid yang dikhususkan menjaga Raiden, selebihnya laki-laki.

"Permisi..."

Adella tergelak pelan. Kenapa harus permisi? Ia kan bisa langsung menanyai perihal Duke Weria pada prajuritnya.

"Eum... Duke Weria?"

Prajurit didepannya menunduk sebentar saat melihat Raiden ada digendongan Adella.

"Tuan ada di kamarnya, Lady."

Tentu prajurit Weria tahu kedatangan Lady Adella ke mansion tuan nya, ia bahkan bersyukur karena kedatangan Adella sedikit membuat area mansion tidak sesuram biasanya.

Ada kehangatan yang Adella berikan baik untuk para tubuh yang kedinginan, maupun hati yang suram.

Akankah lady Adella mampu menghancurkan pertahanan Duke Weria yang begitu terbentang tak membiarkan siapapun mengusik kata hatinya?

"Tunjukan."

Prajurit itu mengangguk, berjalan didepan Adella dengan langkah yang tak terlihat ragu sedikitpun.

"Disini, biar saya panggilkan."

"Tidak. Kau pergi saja, aku akan masuk."

Prajurit itu mengangguk lagi. Lady Adella tidak akan bisa dicegah lewat kekuatan sekalipun, jadi percuma ia larangpun. Prajurit itu beranjak pergi setelah lady Adella masuk kedalam kamar tuannya.

"Ayo kita ajak Daddy!"

"Yo-yo!"

Adella mengusap gemas kepala Raiden. Lucu sekali bayi itu.

Adella tidurkan Raiden di kasur besar Duke Weria, matanya menelisik mencari kehadiran Duke hingga gemercik air terdengar disatu ruangan membuatnya tersenyum mesum.

Didudukkan tubuhnya disamping Raiden dengan mata yang terpusat pada ruangan tertutup yang ia yakini sebuah kamar mandi. Tangannya bersedekap dengan mata penunggu keluarnya Duke dari ruangan itu.

Ceklek...

Mata Adella melebar agar tak tertutup sedikitpun bagian tubuh Duke Weria yang memakai baju handuk berwarna hitam. Putihnya tubuh Duke Weria sangat terlihat jelas dimatanya.

Antagonist princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang