Extra chapter l

34.4K 3K 86
                                    

Happy Reading...

Ada baiknya nyenengin author karena udah kasih extra chapter dengan follow akun author ReffaRenaha, sedikit berharap nie wkwkw.

...

Garis takdir Kanaya lalui sebagai Adella yang dicintai Setu negri terutama bagi Devano Athanasius.

Meski tentu saja masih ada orang yang tidak begitu suka padanya, namun karena Devano, hidupnya selalu tentram.

Lima tahun berlalu cepat, ia dan Devano dikaruniai dua putra kembar dengan nama Yuda Abigail Athanasius dan Yoga Abizard Athanasius. Adella sendiri yang memberi keduanya nama, tentu nama yang terdengar aneh dipandangan dunia barunya.

Hari ini, tepat dua putra kembarnya menaiki usia 4 tahun. Diulang tahun mereka kali ini begitu meriah seperti biasanya.

Satu hal spesial kali ini adalah kedatangan seorang Kaidar Puth Weria yang baru pertama kali terlihat dikalangan bangsawan setelah lima tahun lamanya. Bersama Raiden yang berumur 7 tahun dan Violetta yang menjadi pasangan Kaidar.

Adella begitu bahagia, setelah sekian lama ia merasa banyaknya kesedihan, kini ia dapat merasa bahagia yang tidak bosan bosannya menghampiri Adella.

Adella kini sedang berada di singgasana ratu dengan memangku Yoga, lalu Yuda berada dipangkuan Devano yang tepat disamping Adella.

Didepan mereka, Violetta memberi hormat bersama dengan Kaidar yang menggenggam tangannya. Jangan lupakan si kecil Raiden dibelakang mereka, Adella seperti merasa Dejavu dengan kedatangan Violetta dan Raiden, hanya saja kali ini ada Kaidar dengan wajah yang lebih terlihat cerah dari sebelumnya.

"Kak Raiden!" Yoga dan Yuda beranjak mendekati Raiden, tentu karena selama mereka lahir Raiden selalu menjadi teman main mereka.

Jadilah Yoga dan Yuda membawa Raiden pergi bersama para pengawal.

"Bagaimana kabarmu, Kaidar?"

"Baik, berkatmu, mungkin?"

Adella terkekeh, ia menggenggam tangan Devano, "Apakah kalian akan memberi kami surat penikahan?"

Devano mendengus mendengar ucapan Adella, ia menatap Kaidar seakan menunggu jawaban.

"Maaf Ratu, tapi kami hanya berkunjung." Violetta menjawab.

Devano akhirnya tertawa kecil, ia menoleh pada Adella yang terlihat cemberut.

"Padahal aku menunggunya sejak lama." Cibir perempuan itu.

"Saya pertimbangkan lebih dulu, dari pada itu, apakah pangeran Yoga dan pangeran Yuda belum menginginkan adik?"

Kedua orang yang duduk di singgasana saling menatap lalu salah tingkah bersamaan, pipi dan telinga mereka memerah.

Yang penting...

Mereka sudah berusaha sebaik mungkin.

"Ugh..." Adella sampai pusing memikirkannya.

Rasanya sangat mual hingga ia tidak tahan. Mungkin setelahnya ia akan digunjing banyak orang karena tidak tahu etika.

Perempuan itu berlari dengan Devano yang mengikutinya penuh khawatir.

Sampai ditempat sepi Adella langsung mengeluarkan isi perutnya. Sedari malam ia sudah merasa kurang sehat dan sekarang adalah puncaknya. Kepalanya terasa berkunang kunang lalu tak lama ia pun tidak sadarkan diri didalam pangkuan Devano yang terlihat ketakutan.

"Panggilkan tabib!" Devano berteriak seraya membawa Adella kekamar terdekat, ia tidak peduli lagi kamar tamu mana yang ia singgahi.

Secepat kilat tabib memeriksa tubuh Adella, tentu dengan gemetar karena Devano benar benar menyeramkan kali ini. Ia merasa lega setelah mengetahui keadaan Adella, mungkin ia akan mendapat imbalan saat memberitahu keadaan sang ratu Twirgien itu.

"Bagaimana? Ratu tidak apa apa? Dia tidak keracunan atau sakit parah, bukan!?"

Lihatlah bagaimana kepedulian Devano pada Adella.

"Ratu tidak apa apa."

"Tidak apa apa?"

"Sebaliknya, Twirgien akan kedatangan seorang anak lagi ditubuh Yang mulia ratu."

"Ap..." Mata Devano kali ini menyorot antusias, ia bahkan sudah berkaca kaca saking senangnya.

"Adella... Hamil?"

Tabib itu mengangguk mengiyakan.

Pintu ruangan itu kembali terbuka, ada Kaidar, Violetta, dan tiga anak kecil yang mengikuti mereka masuk. Raut mereka sama sama terlihat tegang dan khawatir.

Yoga dan Yuda bahkan langsung mendekati Adella, "Ayah! Bunda kenapa?"

Devano kembali tersenyum, membawa kedua putranya kedalam pelukan, "Kalian akan mendapatkan seorang adik."

"Adik?" Yuda melihat wajah pucat Adella, "Didalam perut bunda? Sama seperti Yuda dulu?"

Devano mengangguk.

"Kalau begitu keluarkan saja! Bunda sakit karena adik! Yoga tidak mau punya adik. Bunda tidak boleh sakit, ayah, hiks... Bunda sakit pasti karena adik?"

Devano menatap teduh Yoga, memang satu putranya itu sedikit kekanakan, "Kalau begitu kenapa Yoga tidak langsung keluar dari perut bunda, bunda juga sakit saat Yoga ada diperut bunda?"

Yoga mengerjap, "Yoga... Yoga tidak tahu, ayah."

"Adik juga tidak tahu kalau bunda sakit karena adik, Yoga juga tidak tahu, bukan? Tapi apa Yoga tahu..." Tangan Devano mengusap pelan air mata Yoga, "Walaupun bunda sakit tapi bunda senang karena adik ada diperut bunda. Yoga hanya harus menjaga bunda bersama ayah dan Yuda, nanti bunda akan bertambah senang."

Devano juga tahu bagaimana perjuangan Adella saat mengandung dua putra kembarnya, ia juga sempat berpikir kekanak kanakan hingga ia akhirnya tahu bagaimana Adella bahagia karena kehadiran mereka meski merasa sakit sekalipun.

"Kenapa tidak diperut ayah saja?" Yuda ikut menimpali membuat semua orang menahan tawa.

"Kalau begitu kenapa tidak diperut Yuda?"

"Yuda masih kecil ayah."

"Karena ayah lelaki."

Kembali ruangan itu kedatangan orang. Duke Erland, dengan Nicholas dan istrinya.

"Adella?"

Devano tersenyum hangat, "Adella hamil."

"Padahal baru tadi aku menanyakannya." Gumam Kaidar yang didengar Violetta, perempuan itu bahkan menatap ganas padanya, "Kalau begitu kau juga harus mempertimbangkan kapan pernikahan kita."

Kaidar terkekeh, ia mengelus pelan kepala Violetta, "Setelah semuanya stabil, setelah aku dihargai banyak orang ayo kita menikah dan memberikan Raiden adik," bisik Kaidar.

"Ayah aku dengar."

...

Gaada malam pertama pertamaan,

Aku malu astagah🌚
Gak bisa juga wehehe.

Jadi next nanti kalo bisa pas nikahan K&V sama mereka punya anak kali.

Salam author... Reffa pake double f bukan v

Antagonist princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang