9

5.8K 545 23
                                    

Disebuah taman terlihat anak kecil yang tengah bermain dengan tanah liat dengan sangat asyiknya. Lalu diapun mendengar namanya dipanggil oleh orang yang sangat dia kenal.

"Ada apa injunie? Kenapa kau sangat bersemangat sekali? Nana mendengarmu kok." Ucap anak kecil berumur 5 tahun itu, Na Jaemin.

"Injunie ingin memberikan ini. Ini gelang yang sama dengan milik injunie. Tapi, bagaimana caranya akan Nana gunakan sedangkan tangan Nana sedang sangat kotor." Ucap anak kecil berumur 5 tahun, Huang Renjun.

"Injunie duduk saja di ayunan itu ya, Nana akan membersihkan tangan Nana sebentar lalu kembali." Ucap jaemin tersenyum.

"Ne." Ucap renjun tersenyum sembari mengangguk lalu duduk di ayunan itu sedangkan jaemin pergi mencuci tangannya yang terkotor karena tanah liat itu.

Beberapa menit kemudian, jaeminpun kembali dan diapun duduk disebelah renjun dengan renjun yang tersenyum manis hingga puppy eyesnya terbentuk.

"Kemarikan tangan Nana." Ucap renjun dan jaemin mengulurkan tangannya dan memperhatikan renjun yang memasangkan gelang pada tangannya. Lalu renjunpun menatap jaemin sembari tersenyum hingga membuat jaemin ikut tersenyum.

"Bagaimana? Apa nana suka?' Ucap renjun tersenyum.

"Hmm. Ini sangat cantik." Ucap jaemin sembari menatap mata serupa rubah itu.

"Gelangnya memang sangat cantik." Ucap renjun tersenyum.

"Kau jauh lebih cantik injunie." Ucap jaemin hingga renjun memerah karena sangat malu dan menundukkan kepalanya begitu saja.

"Injunie?"

"Hmm?" Ucap renjun mendongakkan kepalanya untuk menatap jaemin.

"Kalau sudah besar apakah injunie mau menikah dan tinggal bersama dengan Nana selamanya?" Ucap jaemin tersenyum.

"Hmm." Ucap renjun sembari mengangguk.





















"Ingatan apa itu?" Gumam jaemin.

"Apa kau bicara sesuatu jaemin-ssi?" Ucap renjun mengalihkan pandangannya dari membuat tea herbal pada jaemin.

"Tidak. Apa masih lama?" Ucap jaemin melupakan ingatan itu.

"Sebentar lagi. Kalau kau ingin kembali, pergilah duluan." Ucap renjun.

"Tidak. Aku akan menunggumu. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan macam-macam lagi dari semua keluargamu." Ucap jaemin datar.

"Baiklah. Tunggu sebentar." Ucap renjun lalu diapun mempercepat membuat tea herbal nya untuk chenle itu.

Sedangkan jaemin hanya menatap renjun dari atas sampai bawah dan berpikir tentang ingatan itu lagi.

"Sebenarnya apa yang aku lupakan? Apa ada kaitannya dengannya?" Batin jaemin.

Renjun yang memanggil jaemin sejak tadi tidak disautin diapun langsung menyentuh lengan jaemin hingga jaemin tersadar.

"Kau memikirkan apa jaemin?" Ucap renjun bingung.

"Tidak ada. Apa sudah selesai?" Ucap jaemin.

"Hmm. Ayo." Ucap renjun lalu diapun berjalan lebih dulu diikuti oleh jaemin dari belakang.

Saat berada di ruang tengah mansion chenji itu, renjunpun kaget melihat orangtuanya telah ada disana begitu pula dengan jaemin karena orangtuanya ada disana.

"Mama? Baba? Mommy? Daddy? Apa kalian baru sampai?" Ucap renjun kaget.

"Hmm. Baru saja baobei " Ucap winwin tersenyum melihat anaknya dan calon menantunya itu.

"Kalian berempat tau? Jaemin selalu saja mengikuti renjun. Dia sepertinya tidak suka berjauhan dengan kekasihnya. Dia juga sangat cemburu saat jisung memeluk renjun karena dia sedang mengidam." Ucap lay yang diangguki oleh Baekhyun.

"Aaa, jaemin memang sangat posesif jika menyangkut miliknya. Dan dia tipe orang yang gampang cemburu. Maklumi saja." Ucap taeyong sedangkan yang menjadi bahan pembicaraan hanya diam saja lalu duduk disofa yang kosong sedangkan renjun memberikan tea herbal itu pada chenle.

"Makasih Gege." Ucap chenle tersenyum.

"Sama-sama chenle." Ucap renjun tersenyum dan saat hendak pergi meletakkan nampan terlebih dahulu, jaemin malah menariknya untuk duduk disebelahnya. Dan jujur saja itu membuat jaeyong tersenyum karena jaemin lebih sedikit berubah dan sepertinya tidak lama lagi ingatan anaknya akan kembali dan tinggal menantikan ingatan renjun. Karena mereka tercipta untuk bersama satu sama lainnya.

"Ada apa?" Kaget renjun karena menyadari posisi nya sangat dekat dengan jaemin bahkan wajahnya memerah karena malu(?) Jaemin yang melihatnya merasa sangat gemas sekali tapi dia berhasil menahan ekspresi nya dan tetap berwajah datar.

"Duduk saja disini. Nanti saja letakkan itu. Aku sangat lelah sekarang." Ucap jaemin lalu diapun menyandarkan kepalanya pada bahu sempit renjun membuat renjun kaget bahkan semuanya juga sama. Apalagi jisung yang tau betapa dinginnya kolega kerjanya itu. Bahkan chenle jadi merubah pikirannya yang tidak percaya kalau mereka berdua berkencan tadinya. Sedangkan renjun berpikir jaemin seperti itu mungkin agar tidak ditanyai oleh semuanya. Dan itu adalah yang terbaik menurut renjun karena mereka tidak perlu banyak berbohong lagi. Renjun benar-benar merasa bersalah setiap kali berbohong jadi dia cukup lega sekarang. Tapi, ntah kenapa jantungnya berdetak sangat cepat bahkan jaemin juga merasakan jantungnya sendiri berdetak kencang seakan besautan.

"Ada apa denganku?" Batin jaemren bersamaan.































∆∆∆







Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Maaf up nya kelamaan😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

Bussiness (jaemren)END✔Where stories live. Discover now