10

6.4K 573 20
                                    

Sekarang acara tengah berlangsung di kediaman Park, dan semua tamu undangan sudah mulai berdatangan. Bahkan semua tamu lebih tertarik pada jaemin dan renjun, apalagi jaemin adalah ceo yang sangat terpandang untuk saat ini.

"Jaemin? Kau bagian keluarga park? Kenapa warna baju kalian sama?" Ucap salah satu sahabat jaemin yang datang, Choi soobin.

"Hmm. Lebih tepatnya tunanganku adalah keluarga dari pihak keluarga Zhong." Ucap jaemin datar.

"Benarkah?" Ucap soobin kaget pasalnya jaemin adalah orang yang kaku sekali.

"Tentu saja. Aku tidak akan berbohong. Kau tau hal itu." Ucap jaemin datar.

"Baiklah. Ah iya, jaemin kenalin istriku Choi Beomgyu." Ucap soobin dan jaemin hanya menatap datar beomgyu.

"Beomgyu."

"Jaemin." Datar jaemin. Lalu diapun melihat renjun yang sedang berbicara ntah dengan siapa, memangnya jaemin perduli, walaupun dia dikenal banyak orang Jaemin tidak punya banyak waktu untuk mengenal semua orang.

"Aku permisi." Ucap jaemin datar lalu diapun langsung menghampiri renjun dan memeluk pinggang ramping renjun. Membuat renjun kaget apalagi soobin yang melihatnya.

"Jaemin?" Kaget renjun.

"Siapa njun?" Ucap orang yang berbicara dengan renjun.

"Aaaa, jaemin kenalin ini temanku Kim  Seungmin dan seungmin ini tunanganku Na Jaemin." Ucap renjun memperkenalkan dua orang itu.

"Aaa, Seungmin."

"Jaemin." Datarnya dan Seungmin cukup mengerti karena yang dia dengar ceo Na itu sangat dingin dan kaku sekali.

"Sayang, ayo kita pergi menyapa yang lainnya dulu." Ucap jaemin dengan menatap suaminya itu.

"Hmm. Seungmin aku duluan." Ucap renjun lalu diapun pergi dengan jaemin.

"Aaa baiklah. Aku juga akan menyapa chenle dan jisung." Ucap Seungmin lalu mereka berdua saling melambai satu sama lainnya.

Setelah cukup jauh dari beberapa tamu undangan yang datang jaeminpun langsung melepaskan genggaman tangannya pada renjun. Lalu merekapun saling berhadapan.

"Maaf jaemin-ssi. Karena acara ini. Kau jadi kesusahan." Ucap renjun merasa tidak enak pada jaemin karena yang mereka jalani dan akan segera lakukan hanya berdasarkan pada kontrak yang telah mereka tandatangani satu sama lainnya.

"Tidak masalah. Lagian ini juga bukan keinginan mu. Jadi biarkan saja. Asalkan kau ingat satu hal saja. Kalau ini semua hanya sandiwara. Aku tidak mau kita ketahuan." Ucap jaemin.

"Pasti jaemin-ssi. Aku berjanji." Ucap renjun tersenyum hingga puppy eyesnya terbentuk dan jaemin terdiam seketika karena merasa pernah melihat senyuman itu tapi ntah berada dimana. Sedangkan renjun hanya menatap jaemin yang diam saja ntah sudah berapa kali jaemin mendadak diam dan melamun seperti ini saat bersama dengannya.












"Nana." Senyum renjun kecil hingga puppy eyesnya terbentuk dan terlihat sangat menggemaskan.

"Kenapa hmm? Kau sangat bahagia sekali sepertinya injunie." Ucap jaemin kecil ikut tersenyum lebar.

"Hmm. Itu karena aku senang karena Nana datang kesini." Ucap renjun.

"Tentu saja nana akan datang. Nana kan sudah berjanji pada injunie. Nana pasti akan menepati janji selalu. Ingat ya, Nana akan datang ke taman ini setiap hari Valentine ini." Ucap jaemin tersenyum.

"Makasih Nana." Ucap renjun tersenyum lebar.

"Hmm. Sama-sama cantik." Ucap jaemin sedangkan renjun hanya menunduk dengan wajah memerah karena malu.






"Jaemin? Kau baik-baik saja?" Ucap renjun menyadarkan jaemin dengan menggerakkan bahu yang lebih besar.

"Eh?" Kaget jaemin lalu menatap renjun yang mendadak mengingatkannya dengan ntah siapa dan ntah apa hubungannya dengan renjun.

"Kau baik-baik saja? Apa perlu istirahat. Kalau memang perlu aku akan mengantarkanmu ke kamar tamu dan kau bisa istirahat sampai acara ini selesai." Ucap renjun sedikit cemas.

"Boleh." Ucap jaemin mengangguk karena sepertinya dia butuh sendiri untuk mengingat semua ingatan yang selalu datang sepintas padanya.

"Ayo." Ucap renjun lalu kembali menggenggam tangan jaemin dan menariknya sedangkan jaemin hanya mengikuti dan melihat tangan yang lebih mungil itu menggenggam tangannya. Ntah kenapa jaemin jadi tidak ingin melepaskan tangan itu.

Sesampainya di kamar tamu.

Renjun langsung melepaskan genggaman tangannya pada jaemin, membuat jaemin kecewa tapi dia bertahan dengan wajah datarnya itu.

"Kau istirahat saja, aku akan mengatakan pada orangtuamu, dan semuanya." Ucap renjun tersenyum kecil.

"Hmm." Ucap jaemin datar lalu renjunpun keluar dari kamar itu sedangkan jaemin hanya menatap pintu kamar yang kembali tertutup lalu mendudukkan dirinya diatas tempat tidur.

"Sebenarnya apa yang aku lupakan? Aku harus bisa mengingat ingatan itu dengan benar." Monolog jaemin.

























































∆∆∆






Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

Bussiness (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang