Bab 18

2.3K 35 0
                                    

Bel pulang berbunyi, El langsung menyambar tasnya ke pundak lalu  melangkah menuju parkiran mobil. Mobil melesat pergi menuju Club untuk menenangkan pikirannya yang kacau akibat memikirkan terus  kesalahannya pada Gaby namun tak kunjung mendapat jawaban. Apa salahnya? Tolong beri tahu El ia frustasi.

Sesampai di Club, El langsung melangkah turun dari dalam mobilnya menuju toilet untuk ganti baju. El selalu membawa pakaian ganti jika selepas pulang sekolah ia bekerja di salah satu kantor ayahnya namun untuk kali ini El bolos bekerja.

El selalu rajin bekerja selepas pulang sekolah hingga larut pulang malam pun ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Setelah selesai berganti pakaian, El melangkah menuju meja bar lalu memesan satu gelas Vodka. Tak merasa puas El memesan lagi dan lagi hingga menghabiskan 10 gelas Vodka tanpa ia sadari.

Merasa puas, El hendak beranjak pergi dari club namun kepalanya terasa pusing sekali. El merogoh kantong jaketnya menelpon salah satu temannya untuk menjemputnya.

"Hallo Len jemput gue di clubb xxx sekarang."

"Lu mabok bos? Lu minum sendirian? Oke bos gue jemput."

Tuth Valen mematikan telponnya, Valen menepuk jidatnya ia lupa jam ini ia sudah berjanji untuk mengantar mamanya berobat ke rumah sakit. Mamanya pasti sudah menunggu di bawah.

Valen Mencari kontak Veyla di ponselnya, waktu itu Valen, Riko, Gian sempat bertukar nomor dengan Veyla.

Valen mentelfon Veyla.

"Hallo Vey, gue Valen. Gue boleh minta tolong ga sama Lo jemput El di Club xxx dia minta tolong sama gue buat jemput tapi gue lupa ada janji sama nyokab gue nganterin berobat. Alamat El gue share lock ke Lo ya."

"Oke, kebetulan gue lagi ga sibuk. Gue jemput El sekarang ya."

"Iya Vey, makasih Banyak ya. Maaf ngerepotin Lo."

"Gapapa santai aja, gue seneng malah bisa ketemu El."

"Oke deh."

Valen mematikan panggilannya lalu melangkah turun menuju bawah menghampiri mamanya yang sudah menunggu.

************

Veyla tiba di Club yang di beritahu Valen. Velya melangkah masuk Kedua bola matanya mencari sosok El.

Ketemu!.

Veyla mengampiri El lalu duduk di sebelahnya.

"El, ayo pulang." Ajak Veyla sambil memegang pundak El.

El menoleh menatap Veyla dengan samar karena penglihatannya sangat buruk akibat banyak meminum Vodka.

"Lo ngapain di sini, gue butuh Gaby bukan Lo. Pergi Lo!!!." Bentak El.

Hati Veyla terasa sakit sekali saat El membentaknya dan siapa Gaby? Sampai El sekacau ini.

"El, ayo pulang gue khawatir Lo kenapa-kenapa. Gue anter pulang ya ke rumah lo." Ucap Veyla.

"Ga! Gue bisa pulang sendiri!" El beranjak untuk melangkah pergi namun karena kepalanya yang terasa pusing El hendak jatuh ke lantai namun Veyla langsung berlari  menghampiri El lalu membopohnya.

"Lo ga bisa pulang sendiri El, gue anter pulang ya."  Veyla menuntun El menuju parkiran mobil.

Sesampai di parkiran mobil.

"El mobil Lo yang mana?" Tanya Veyla.

"B 1607 Gab" jawab El. Ia hanya menggingat plat nomor mobilnya El lupa ia memarkir mobil di mana.

Kedua bola mata Gaby mencari plat nomor El, ketemu!.

Veyla menuntun El menuju mobilnya, Veyla membuka pintu mobil lalu memasukan El ke dalam mobil.

Veyla memutar menuju bangku pengemudi, Veyla melangkah masuk lalu mobil melesat pergi menuju alamat rumah El yang di share lock Valen.

Setiba di rumah El, Veyla memarkir mobil El di dalam garasi. Veyla melangkah turun lalu membuka pintu mobil El kemudian membopohnya menuju pintu mansion.

Veyla memencet Bel.

Gaby yang tengah melangkah menuruni anak tangga menuju meja makan mendengar bunyi bel lantas melangkah menuju pintu.

Gaby membuka pintu, sedikit terkejut melihat El yang tak berdaya bersama seorang wanita di sampingnya.

"Apa benar ini rumah El?." Tanya Veyla.

Gaby mengganguk " Iya betul, El kenapa?" Tanya Gaby sedikit khawatir.

"Dia mabok di Club, sepertinya gue lihat dia lagi banyak masalah." Jawab Veyla.

"Makasih udah anter El." Ucap Gaby lalu tersenyum.

"Sama sama, kalau boleh tau Lo siapa El?." Tanya Veyla.

"Gue Gaby, istrinya." Jawab Gaby.

"Istrinya? Oh oke." Kaget Veyla memberikan El pada Gaby.

"Gaby maaf." Lirih El lalu ambruk ke dalam pelukan Gaby, memeluk Gaby erat menaruh kepalanya di curuk leher Gaby.

"Kenapa mabok hah?." Tanya Gaby marah.

Namun tak ada sahutan dari El sepertinya pria itu sudah tak sadarkan diri.

"Kalau gitu gue pamit pulang ya Gaby, tolong jaga El." Ucap Veyla.

"Iya, makasih udah nganter El." Balas Gaby.

"Sama-sama, gue balik dulu." Veyla melangkah pergi meninggalkan rumah El.

Selepas kepergian Veyla, Gaby menatap El sendu. Sebenarnya ada rasa sedikit kasihan dan tak tega padanya. Gaby tak tega mencueki El dan berakhir seperti ini Namun Gaby menepis pikirannya ia tak boleh menaruh rasa kasihan pada El bahkan sedikit pun.

"Pak satpam." Panggil Gaby teriak.

Satpam beralari menghampiri Gaby "Iya nyonya?" Tanya satpam.

"Tolong gendong tuan El ke kamarnya." Perintah Gaby.

"Baik nyonya." Ucap Satpam lalu menggendong El menuju kamarnya.

Gaby menghela nafasnya terasa sesak di peluk El erat sekali. Gaby berjalan menyusul satpam menuju kamar El.

"Makasih pak udah tolong tuan El ke sini." Ucap Gaby.

"Sama-sama Nyonya. Saya pamit ke pos kembali Nyonya" Balas satpam lalu melangkah pergi.

Gaby duduk di ranjang El tepat di sebelahnya, Gaby membuka jaket El lalu meraih remot yang berada di meja nakas lalu menyalakan AC kamar El.

Gaby menatap wajah El lekat ganteng tapi bodoh!.

Buat apa coba ke club? Ga ada gunanya!  Gaby semakin sangat kesal dan marah pada El sekarang.

Gaby hendak melangkah pergi namun  ucapan  El membuat langkahnya terhenti.

"Gab, jangan pergi." Lirihnya

Gaby menoleh kembali menatap El, matanya terpejam tapi kok nyerocos mulu, El mengigau.

Gaby tak perduli kembali melanjutkan langkahnya keluar dari kamar El menuju kamarnya.

Gaby merebahkan tubuhnya di kasur, Gaby berfikir siapkah wanita yang mengantarkan El pulang? Kenapa El bisa pulang bersamanya?.

Gaby merasa bahwa wanita itu menyukai El, terlihat jelas tatapanya berbeda saat menatap El.

Gaby tak perduli, jika wanita itu menyukai El bahkan mencitainya yang membuat Gaby kesal dan marah mengapa setiap ada masalah El selalu melampiaskan dengan meminum alkohol. Gaby hanya sedikit khawatir dengan keadaannya.

Gaby memang menginginkan El menderita, namun Gaby tak ingin El mati konyol hanya karena Setiap ada masalah meminum alkohol.

Sungguh Gaby Rasanya ingin melempar El ke rawa-rawa saat ini, namun El sedang tak sadarkan diri membuat Gaby mengurungkan niatnya.

Gaby menghusap wajahnya, Tak seharusnya ia mengkhawatirkan Keadaan El.

Ia harus senang karena El kacau sekarang berarti misinya berjalan dengan lancar.

******
Jangan lupa Tinggalkan jejak maaci

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ