Bab 35

1.6K 18 0
                                    

Luka sekecil ini saja mampu membuat rasa nyeri, terlebih luka yang pernah kau goreskan tepat di hatiku.

Tanpa ku sadari itu adalah sakit yang ku rasa dalam diam.

-Gaby Bernandeta-

******************


Gaby mengerjapkan matanya terbangun akibat merasakan sesuatu berat di pinggangnya. Ck, ternyata El Doni Bagaskara menyusup masuk ke dalam kamarnya semalam. Gaby lupa semalam mengunci pintu akibat kantuk menyerang matanya.

Gaby melepaskan pelukan tangan berat El di pinggangnya.

Lo mulai berani dan kurang ajar sama gue El! masuk ke dalam kamar gue tanpa izin batin Gaby kesal ingin rasanya Gaby mencubit perut El hingga bolong.

Gaby beranjak dari atas kasur membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Selesai mandi Gaby memakai setelan baju dan celana berwarna lilac di dalam kamar mandi lalu melangkah keluar melihat El masih nyenyak sekali tidur bak babi.

"Gimana caranya gue pergi belajar untuk ujian nasional sekaligus kencan bareng Tama tanpa harus kena hukuman dari dia." Monolog Gaby pelan.

"Gue ada ide" sambungnya lalu tersenyum smrik.

Gaby berjalan mendekat pada El lalu duduk di sebelah sisinya. Gaby mengeluarkan ponselnya dari dalam saku bajunya mencari aplikasi rekaman suara lalu memencet tombol on
"El kamu sayang ga sama aku?" Tanya Gaby.

"Iya." Jawab El dengan mata terpejam.

Gaby terkikik geli menahan tawa mendapatkan jawaban iya. El sangat mudah di perdaya bila tidur. Gaby beranjak dari dalam kamar melangkah keluar lalu mengedit pertanyaan suara rekaman itu menjadi "El aku izin pergi belajar sama Hanna ya."

"Selesai gue bisa pergi dengan tenang dan bebas dari hukaman sialan." Gaby melanjutkan langkahnya menuju luar mansion.

"Pagi nyonya." Sapa satpam.

"Pagi pak, saya udah izin sama suami saya ya mau pergi belajar sama sahabat saya. Saya ga perlu di antar supir. Saya mau naik taksi saja." Ucap Gaby lalu memutar rekaman suara El dengan jawaban iya.

"Baik nyonya kalau begitu, hati-hati nyonya." Balas satpam lalu menundukkan kepalanya.

"Iya makasih pak." Gaby menstop taksi yang melaju dengan tangannya.

Taksi berhenti, Gaby melangkah masuk ke dalam taksi.

"Mau di antar ke mana neng?" Tanya supir taksi.

"Ke apartemen xxxxx" jawab Gaby.

"Baik neng." Balas supir taksi.

Mobil taksi melaju dengan kecepatan sedang menuju apartemen Tama.

Sesampai di loby pintu masuk apartemen Tama. Kedua bola mata Gaby melihat Tama dengan pakaian rapi kemeja Jaz bersama mertua laki-lakinya berjalan menuju mobil hitam Mercedes Benz yang menunggu mereka lalu melangkah masuk kemudian mobil itu melaju pergi.

"Udah sampe neng ga mau turun neng?" Tanya supir taksi.

"Eh iya pak saya turun udah sampe ya, ini bayarannya pak." Gaby menyodorkan 5 lembar seratus ribuan.

Supir taksi menerima uang "Ini kelebihan banyak neng."

"Buat bapak aja." Gaby melangkah keluar dari dalam taksi buru-buru menuju unit apartemen Tama takut ada yang melihatnya berada di sini.

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang