◈Adrian Axel Dergantara

205 26 6
                                    

Takemichi menatap pria yang ada didepannya ini dengan waspada. Samar-samar ia masih mengingat kalau orang ini adalah pria yang membawanya dari gang itu. Pria yang memperkenalkan namanya sebagai.... Hadrian?

Nama itu terasa sangat familiar. Ah ya, BUKANKAH ITU NAMA ORANG TERKAYA NOMOR 2 DIDUNIA!!!!!

Takemichi memang belum pernah melihat Hadrian sebelumnya. Tapi mengingat dari pakaian, wajah, dan kamar ini, Takemichi yakin 95 % kalau orang ini adalah Hadrian yang itu.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya

Takemichi agak tersentak dan kembali mengingat bagaimana dia sampai disini. Mencengkeram erat selimutnya, Takemichi berpikir keras.

"Jangan cemas aku tak akan melukaimu" suara itu menenangkan pikirannya.

Takemichi mendongak, berkedip pelan dan menatap wajah Hadrian. "Hadrian...sama?" Ucap Takemichi lirih.

"Panggil aku Tou-san, apakah kau mau menjadi anak angkatku" kata Hadrian penuh harap.

"A-anak angkat?" Tanya Takemichi memastikan

"Ya, menjadi anakku. Aku sudah bersumpah pada mendiang istriku untuk tidak menikah dengan wanita manapun, dan aku tidak akan punya anak selain anak angkat. Karena itulah, jadilah anakku" jelas Hadrian dengan antusias dan penuh harap.

"A-apa kau.. yakin, Hadrian -sama?" Tanya Takemichi

"Sangat yakin! Jadi kau mau?" Ucap Hadrian

"B-baiklah, jika itu tidak merepotkan, Hadrian-sama" ucap Takemichi

"Yada yada, bukan Hadrian-sama tapi Tou-san"

"H-ha'i Tou-san" tiba-tiba saja Takemichi menjadi gugup

Hadrian tersenyum senang. Entah kenapa dia merasa bahagia saat Takemichi mau menjadi anaknya.

"Oke, ingat ini Michi! Mulai hari ini, aku Hadrian Aldebaran Dergantara adalah ayahmu. Dan kau Hanagaki Takemichi, mulai hari ini namamu adalah Adrian Axel Dergantara. Kau adalah pewaris keluarga Dergantara, keluarga terkaya nomor 2 didunia. Dan kau harus bisa menjalankan beserta menjaga rahasia keluarga Aldebaran yaitu, merupakan pembunuh bayaran terkemuka didunia bawah. Aku harap kau terbiasa dengan gelarmu itu" ucap Hadrian dengan bangga.

Akito yang sudah bangun dari pingsannya kini masuk ke kamar dengan mengompres dahinya yang benjol.

"Dan dia adalah Akito Vernanda, tangan kananku" Hadrian memperkenalkan Akito pada Takemichi.

"Akito siapkan barangku, besok aku akan mengurus surat pengadopsian" perintah Hadrian seraya memeluk Takemichi.

"Ha'i Hadrian-sama" Akito membungkuk sopan dengan tangan kiri didada dan tangan kanan dibelakang punggung lalu pergi keluar mengurus barang-barang dan berkas-berkas Hadrian.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah Takemichi sah menjadi anak Hadrian maka namanya berubah menjadi Adrian. Mereka sekarang sedang menuju mansion Dergantara.

"Jadi Adrian, apakah aku boleh bertanya?" Hadrian

"Tentu saja Tou-san" Adrian

"Aku pernah membaca dikoran kalau kedua orang tuamu mati karena perampokan" ucap Hadrian dan Adrian mengangguk sebagai jawaban

"Tapi apakah itu benar perampokan, mengingat ada banyak luka yang tidak normal ditubuhmu waktu aku menemukan mu. aku tidak yakin" ucap Hadrian

"Memang, sebenarnya akulah yang membunuh orang tuaku sendiri" jawab Adrian santai dan tak memperdulikan tatapan Tou-san nya yang menatapnya intens.

"Kenapa?"

"Sejak aku TK, mereka selalu menyakiti aku. Dan akhirnya suatu malam ayah membunuh ibu didepan ku, jadi aku sekalian membunuh ayah biar dia bisa menemani ibu" ucap Adrian santai seolah itu adalah berita umum.

An AssassinWhere stories live. Discover now