69 6 0
                                    

Adrian berjalan santai sembari menatap sekitar menghela nafas pelan melihat sepinya jalan. Maklum sekarang sudah pukul sebelas malam, dan dia berkeliaran mencari teman untuk diajak bermain.

"Sial, aku ingin bermain" ucapnya lirih

Sudah satu Minggu ini Adrian menahan rasa haus darahnya. Padahal biasanya paling tidak tiga hari sekali Dia akan bersenang-senang dengan mainannya. Namun karena kertas-kertas menumpuk dikamarnya lah yang membuat ia harus menahannya dan cepat menyelesaikannya.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara perkelahian yang lumayan berisik menghentikan langkah Adrian. Ia mendekati sebuah gang tepat dimana suara itu terdengar.

Dan memang benar, disana ada perkelahian yang berat sebelah alias tidak seimbang. Antara 6 pria dengan 1 laki-laki seumurannya.

Adrian menatap perkelahian itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Mereka sendiri yang menarik perhatianku, bagaimana mungkin aku tidak mengikuti permainannya?" gumamnya dengan rasa haus darah terlihat jelas diwajahnya.

Seringai muncul dibibir Adrian. Adrian mendekat lalu menarik perhatian mereka dengan berkata
"Sumimasen" dengan nada ceria.

Mereka semua menoleh menatap Adrian heran dan remeh.

"Apa maumu?"
"Kau tidak melihat situasi ya?"
"Bocah, ngapain kau disini"
"Lebih baik kau pulang jika tidak ingin terlibat nak "

Adrian menatap mereka dengan intens, lalu muncul seringai cukup lebar di bibirnya.

Dengan gerakan cepat dan lihai dia menyerang 4 orang. Dalam sekejap 4 tubuh pria tergeletak tak bernyawa dengan kaki dan tangan patah,  jangan lupa tubuh yang dipenuhi dengan luka sayatan dan darah yang mengalir.

Adrian sepertinya lupa dengan laki-laki seumurannya yang masih menghabisi 2 pria lainnya.

Adrian menatap 4 orang yang dibunuhnya dengan kecewa dan wajah murung.
'ck, lemah, kalian terlalu cepat untuk pulang'

Adrian merasa sangat tak puas. Biasanya jika dia bermain temannya akan melawan, ya walaupun tetap dia yang menang. Bukan seperti sekarang, sangat lemah dan terlalu cepat mereka untuk bebas.

'Aku tak tau kalau seorang Hanagaki Takemichi, Ketua OSIS SMP Mizo seorang seperti ini' batin laki-laki yang seumuran dengan Adrian tadi.

"Arigato sudah menolongku" ucapnya

Ucapan itu membuat Adrian teringat kalau masih ada orang disekitarnya. Ia menoleh menatap laki-laki itu dengan datar.

'Nijimura Kiyoshi? Seorang anak yatim piatu yang dibuat bahan percobaan dan diselamatkan oleh seorang pria tua. Lalu mengikuti pria yang menyelamatkannya kemana saja walaupun melakukan perbuatan menyimpang dari hukum' batin Adrian

"Aku permisi, sekali lagi arigato" ucap Kiyoshi lalu berbalik untuk pergi.

"Tunggu"

Kiyoshi menghentikan langkahnya.

"Apa kau baik-baik saja Nijimura-san?
Apa...tidak mau aku antar?" Tanya Adrian

Kiyoshi menjawab tanpa berbalik "Tidak perlu Kaichou, saya tinggal tidak jauh dari tempat ini"

"Kalau begitu sampai jumpa besok disekolah, Nijimura-kun" ucap Adrian dengan riang. Seharusnya sifatnya akan terlihat ramah, namun dengan pemandangan dibelakangnya yang penuh darah lebih terlihat menyeramkan dari pada ramah.

◈◈◈

Terlihat seorang wanita tak sadarkan diri dengan banyak alat menempel ditubuhnya.

An AssassinМесто, где живут истории. Откройте их для себя