"Looks like a girl but she's a flame"
♫ Alicia Keys - Girl on Fire ♫*
Jika ada yang mengatakan kehidupannya adalah sempurna karena hak istimewa atau yang kini akrab dikenal sebagai privilege, Meera tidak menyangkal karena memang begitulah adanya.
Ibu jari gadis itu menggulir layar ponselnya dan tersenyum. Al Meera Salim, siapa yang tidak mengenalnya? Ia begitu populer di kalangan generasi Y atau milenial sampai generasi Z. Ketenarannya dimulai dari sang ayah yang merupakan pemilik rumah produksi ternama di Indonesia sebelum akhirnya jatuh ke tangan abangnya, Bara. Meera "terlihat" oleh dunia karena parasnya yang tidak biasa.
Dengan wajah kecil yang berbentuk berlian (diamond face), rahang simetris nan tajam, hidung ramping nan mancung dengan tulang yang tidak terlalu tinggi, mata kucing yang agak bulat berwarna hitam dan bersorot tajam, sepasang alis yang agak menukik, serta bibir berbelah yang tidak tebal tapi juga tidak tipis. Perpaduan itu dianggap kesempurnaan bagi orang-orang, terutama para pengikutnya di platform bernama Tik Tok yang berjumlah lebih dari 7 juta.
Kimberlyly19:
Cantik banget woy!
Hobi_snakeu:
Girl, are you even real?
Bubububu:
Udah dong, stop buat video kayak gini...
Capek ngaguminnya gue!
RosieLavine:
Unreal banget visualnya, Kak Meer :(
Puas dengan beragam pujian dalam kolom komentar pada video yang baru lima menit diunggah, Meera meletakkan ponsel di atas meja rias dan mematut diri. Ia merapikan tampilan bibirnya dengan lip cream berwarna nude sedikit peach dan menyemprotkan parfum pada leher bawah telinga, tulang selangka, hingga pergelangan tangan sebelum akhirnya meraih masker berwarna senada dengan shoulder bagnya hari ini.
Rambut merah yang cukup panjang tapi tidak sampai punggung, mini dress tanpa lengan berwarna fuschia yang dipadukan dengan crop top cardigan berwarna hijau yang dibiarkan tidak terkancing satu pun, serta tidak lupa...
High heels.
Begitu benda tersebut telah menghiasi manis kedua kakinya, Meera berdecak kagum. "As always. You look stunning, Angel." Kemudian ia mengedipkan sebelah matanya seolah-olah "Angel" bisa merespons.
Terpesona, dan selalu begitu tiap kali Angel terpasang indah, Meera hendak memamerkannya di Instagram story. Namun, niat tersebut ia urungkan saat tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dan memunculkan sosok Ermina yang juga sudah rapi.
"Meer, kamu ikut, kan?"
Sebelah alis Meera menukik, tidak mengerti. "Ikut ke mana?"
"Lho, emang Jannah nggak ngasih tahu kamu? Kirain kamu siap-siap karena mau ikut ke sana," ujar sang mama yang semakin membuat Meera bingung.
"Ke mana? Kok Kak Jan nggak bilang?" Meera mulai sewot. Bukan pada Ermina, tapi pada sosok Jannah yang melintas di benaknya saat ini.
"Ke rumah dia doangan kok. Cuma pengin ngumpul biasa aja. Ada orang tuanya Candra juga emang, tapi kalau kamu nggak bisa nggak apa-apa."
Meera manggut-manggut, mulai paham apa tujuan dari kunjungan mereka tersebut. Apa lagi kalau bukan untuk merayakan "syukuran" kecil-kecilan atas kehamilan Jannah? Meskipun Ermina menyebutnya "hanya kumpul biasa", tapi Meera justru tidak ingin melewatkan momen "kekeluargaan" itu. Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGER: The Devil Wears High Heels #3
General FictionBehind The Salim Series Book #3 Cinta, bagi Al Meera Salim adalah sesuatu yang terkutuk. Bagaimana mungkin banyak orang yang rela menderita dengan alasan mereka 'bahagia' karena cinta? Tidak masuk akal! Sampai kapan pun, ia tidak akan terlibat denga...