Eps. 03

941 144 148
                                    

"Bolehkah aku menyerah?"

.
.
.

Sendirian, di jalanan, dengan kilat kilat yang menyambar, diiringi dengan derasnya hujan yang membasahi bumi. Blaze, berjalan tanpa tau arah, ia membiarkan kakinya melangkah dan terus melangkah tanpa henti.

Matahari yang tadinya bersinar kini sudah tergantikan dengan bulan yang tertutup awan, Blaze sudah berjalan cukup jauh dari rumahnya.

"Hancur... Hiks... Semuanya hancur," gumamnya disela tangisannya

Ia menatap langit, membuat percikan air hujan mengenai wajahnya.

"Kenapa dunia tidak adil?! Kenapa dunia tidak adil padaku?!" pekiknya

Pertahanannya sudah hancur, ia tak peduli lagi sekarang dimana ia berada, ia sudah tak peduli lagi siapa yang melihat nya menangis saat ini, yang ia inginkan hanyalah sebuah pelukan, sebuah pelukan hangat.

"Aku... Hiks... Aku..."

Blaze tak mampu menyelesaikan kalimatnya, ia tak bisa mengeluarkan semua kekecewaannya, hanya suara tangisan yang dapat mengartikan semuanya, hanya air mata yang dapat memberitahu semuanya pada semesta, kalau ia sedang tidak baik baik saja.

Menangislah jika itu melegakanmu. Menangislah sekencang-kencangnya, teriakkan duka dan kecewamu, Blaze. Menangis adalah tanda kau tabah, kau lebih kuat dari dugaanmu.

Lalu, tersenyumlah untuk meredakan pilumu, itu lebih baik. Sebab, hujan tidak turun kala kelabu awan digantikan pelangi.

"AKU LELAH!! hiks... Aku lelah... Tuhan ambil saja nyawa ku hiks... Ambil saja nyawa ku Tuhan... AMBIL SAJA NYAWAKU!"

'JDER'

Suara petir tiba tiba terdengar menyambar nyaring, namun Blaze tak takut pada itu, ia terus menapaki bumi yang basah itu, mencari ketenangan yang mungkin tak akan ia temukan lagi.

"Setelah kepergian Abang... Seperti nya satu persatu dari kami mendapat karma yang nyata, dan aku merasakannya, maaf bang Gempa, maafkan Blaze yang sudah menyakiti Abang," gumamnya

Blaze terhenti, kaki nya tak mampu lagi menopang tubuhnya, rasa sakit, lapar, dan perih bercampur aduk didalam dirinya. Blaze terduduk dijalanan, tangannya tergerak untuk mencengkram dadanya yang berdenyut.

"Kalian puas? Kalian puas memukulku sampai aku sakit begini?! Kalian puas sekarang?! Hiks... Tidak! Kalian bahkan tak memikirkan ku! Kalian tak bisa merasakan rasa sakit ku!"

"Kalian bisa nya hanya memukul! Membentak! Menghancurkan sebuah hati yang awal nya utuh! KALIAN BR*NGS*K!"

Blaze memukul dadanya cukup kuat, menghentikan rasa sakit yang menjalar.

"BERHENTI MENYAKITIKU! BERHENTI MEMBUATKU TERLIHAT LEMAH! hiks... Kenapa?! Kenapa AKU HARUS TERLIHAT MENGENASKAN?! hiks..."

"Ku harap, jika aku pergi nanti... Kalian tak akan pernah mengulangi hal yang sama lagi, bagaimana pun caranya kalian harus akur," gumamnya

Blaze menggigit bibir bawah nya, menahan isakan tangis serta rasa sakit di tubuhnya, perut nya bergejolak, rasanya seperti semua organ organ nya dikeluarkan secara paksa.

I'm Tired #Season3☑️Where stories live. Discover now