Eps. 06 [S.3]

1.1K 150 60
                                    

"Kenapa keluarga harus menjadi trauma terberat untuknya?"

.
.
.

Seorang pemuda berlari tak tentu arah, ia hanya membiarkan kaki nya melangkah kemana saja. Sungguh padahal ia kira Tanah akan merahasiakan semuanya, tapi pada akhirnya Tanah tetap memanggil semua saudaranya.

Ia tak ingin bertemu dengan mereka, baginya saudaranya adalah trauma terbesar nya, kenapa? Kenapa harus saudaranya yang membuat sebuah trauma besar didalam dirinya muncul? Kenapa harus mereka? Kenapa harus orang orang yang ia sayang? Kenapa?!

Hujan deras membasahi tubuh Blaze, namun itu tak memberhentikan langkah Blaze yang hendak pergi dari rumah Tanah sejauh mungkin.

"Dunia bersedih untukku? Lucu sekali, padahal dunia sendiri yang membuatku begini," gumamnya seraya tertawa miris

Hujan tak berhenti, angin berhembus pelan, tak ada Guntur atau kilat dilangit. Blaze, menghentikan langkahnya kala dirasa sudah jauh, ia mengatur nafasnya, menatap langit yang mendung namun membahagiakan.

"Apakah hujan turun untuk meminta maaf padaku?" gumamnya seraya mengusap wajahnya yang terus basah

"Atau hujan turun karena gembira melihat aku tersiksa atas trauma yang terus mengejar ku?" gumamnya lagi

"Sepertinya opsi keduaku lebih benar," lagi lagi ia bergumam

Bagi Blaze, jika kau memiliki dua opsi, maka pilihlah yang kedua, karena jika kau percaya pada opsi pertama, maka tidak mungkin ada opsi kedua.

Blaze mengalihkan pandangannya, menatap sebuah jembatan yang membentang diatas sungai berarus deras. Kaki nya melangkah mendekat tanpa ia perintahkan, tubuh nya bergerak untuk duduk diatas pembatas jembatan itu.

Ia menatap kosong kedepan, "Bolehkah aku meminta untuk mengulang waktu?" tanyanya entah pada siapa

"Jika boleh, bolehkah aku kembali meminta untuk tidak dilahirkan dikeluarga ini?"

Blaze menatap sungai yang arusnya begitu deras, siapapun yang jatuh kesana kemungkinan selamatnya akan minim, selain akan tenggelam karena dalam nya air, korban yang jatuh juga akan terseret oleh derasnya air sungai, bahkan salah salah kepala atau badan mereka akan terbentur ke batu.

Kata orang, kematian yang paling sakit adalah tenggelam dan terbakar, dan mungkin... Blaze akan memilih salah satunya.

"Jika keluarga ku saja tak bisa menjaga perasaan ku, bagaimana mungkin orang lain bisa?"

"Kakak Las!!"

pekikan itu terdengar di telinga Blaze, kepalanya menoleh, menatap 5 bocah yang menghampirinya dengan basah kuyup. Ia kembali memalingkan wajahnya, tak peduli dengan ke 5 bocah itu.

"Kakak, ayo kembali," pinta Air seraya mendekati Blaze

"Jangan mendekat! Satu langkah saja kalian mendekat, aku akan loncat!" ancam Blaze

"Kakak..."

Air tak berani mendekat lagi, ia lebih memilih mundur dari pada maju.

"Bang Blaze!!"

Pekikan itu kembali terdengar, kali ini Blaze tidak menoleh, jantungnya rasanya hampir tak berdetak. Suara itu, suara seseorang yang ia takuti, itu suara Ice.

I'm Tired #Season3☑️Where stories live. Discover now