14. Jika Balas Dendam, Apa yang Didapat?

410 64 39
                                    

"Tidak ada arwah yang tidak bersedih"--- Hantu Galau.


______

"Hah! Firly! Kok, Lo beda?" seruku kala Firly duduk di bangkunya.

"Emang beda apa?" tanya Firly.

Aku dan Ratih menghampiri Firly dan duduk di kursi yang dekat dengannya, aku memasang wajah penasaran karena perubahan Firly.

"Lo masih sakit, yah?" tanya Ratih.

"Firly, Lo jadi kurusan ... Sedikit," ujarku.

Firly menatapku dengan dahi berkerut, kemudian tak lama dia tersenyum jahil. "Kan, gue juga bisa kurus!"

Aku memutar bola mata. "Heleh, Lo sengaja diet, 'kan?"

"Gaklah, gue akhir-akhir ini susah makan, gue gak tahu tiba-tiba demam aja."

"Yang namanya sakit siapa yang tahu, makanya Lo jangan makan sembarangan," ucap Ratih.

"Gue gak makan, sembarangan, kok!" timpal Firly tidak terima.

"Mata Lo kayak beda." Aku menunjuk mata Firly.

Firly menepis telunjukku yang nyaris menyentuh matanya. "Kenapa, sih, kalian? Perasaan gue gak operasi kresek!"

"Plastik!" seruku berbarengan dengan Ratih.

Firly memutar bola mata malas sembari melipat tangan di dada, tak beberapa lama dia kembali tersenyum jahil. "Walau badan gue beda, tapi sifat alami Firly gak berubah, dong!"

Terlihat Firly merogoh sesuatu di dalam tasnya yang besar, terlihat tas itu berisi banyak barang, lantas Firly mengeluarkan beberapa Snack dan minuman. Seketika mataku terbelalak tatkala makanan itu berada di hadapanku, apakah semua cemilan ini untukku?

"Buat kalian!" seru Firly.

"Beneran ini?" tanyaku sumringah.

Firly mengangguk mantap. Tak mau membuang waktu, aku langsung saja menyambar keripik singkong dengan rasa balado.

"Udah jelas, Lo emang diet, Ly," cetetuk Ratih  walaupun tetap membawa salah satu cemilan itu.

"Gaklah! Gue tetep ikut makan!" Firly mengaut keripik di tanganku dan langsung makan.

Senang, semua teman terdekatku kembali berkumpul. Apa lagi Firly, aku sangat menantikan kehadirannya, sudah cukup aku merasa kesepian selama dua hari ini. Bahkan Ratih dan Firly sembuh dengan berbarengan. Sungguh sehati mereka.

***

Aku berada di toilet, melihat setiap kakak kelas yang sibuk dengan gincu dan bedaknya. Aku masuk ke WC, tapi sebelum itu aku celingak-celinguk waspada takut ada orang yang mengintip.

"Bismillahirrahi laillahaillahu," batinku sebelum membuka rok untuk buang air kecil.

Kalau dipikir-pikir, beberapa hari ini aku tidak melihat Gandum. Toilet, mengingatkanku padanya, pasalnya kita pertama kali bertemu di toilet. Sungguh sangat tidak cantik, mengapa bisa kita bertemu di toilet! Dan aku baru sadar. Mungkin saja Gandum tidak akan lagi ke toilet  perempuan karena dia sudah berjanji padaku tidak akan mengintip lagi. Namun, aku sedikit tidak yakin lantaran Gandum adalah hantu yang bisa luntang-lantung ke mana saja.

Setelah buang air kecil aku keluar dari toilet itu. di luar sana sudah berdiri sosok yang selalu mengikutiku dua hari ini, harusnya Ratih berterima kasih padaku karena penyebabnya sakit sudah tidak ada dan beralih mengikutiku.

Aku melewat dan mengabaikannya. sudah cukup, aku tidak mau orang lain melihatku mengobrol sendiri lagi.

"Kalau boleh tahu, cowok yang waktu itu nonjok aku, ke mana, yah?" tanyanya padaku.

Hantu GalauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang