5. TEMEN IN

31 5 0
                                    


S E T I A

•••

Kini Lea dan Bas sudah sampai di depan gundukkan tanah bertuliskan Ares Bagdista.

"Aku tunggu di mobil, ya." ujar Bas.

"Disini aja," cegah Lea.

"Mungkin kamu mau ngomong sesuatu sama Ares. Aku ke mobil aja,"

"Temen in," ucap Lea lembut.

Bas tersenyum lalu ikut berjongkok didepan makam sahabatnya ini.

"Kamu apa kabar, Res?" tanya Lea.

"Bahagia gak, disana?"

"Kalo kamu tanya aku bahagia gak setelah kamu pergi. Jujur, aku sedih banget. Aku gak terima kamu ninggalin aku, Res. Tapi Tuhan berkehendak lain, dia lebih sayang sama kamu. Makanya Tuhan ambil duluan dari aku." lirih Lea.

"Kamu pernah bilang, akan ada tawa setelah tangis. Akan ada bahagia setelah bersedih. Dan itu aku rasain sekarang, sama orang di samping aku ini. Dia sabar banget meski aku cuek dan selalu jutek sama dia, selalu aku tolak-tolak. Marah-marah gak jelas sama dia, dia terima. Dan dia gak pernah marah ataupun ngebentak aku selama ini. Walau sikap aku selalu kasar sama dia."

Bas mendengarkannya dalam diam.

Bas merangkul pundak Lea dengan erat kala wanita itu masih saja menangis tanpa henti.

"A-aku... m-minta m-ama-af A-ares... " isak Lea.

"Kita pulang, ya." ujar Bas langsung menggendong Lea ala bridal style.


•••

Rabu, 27 April 2022

21:39

SETIA [ON GOING] Where stories live. Discover now