10. TAPI APA SAYANG?

12 3 0
                                    

S E T I A

•••

Kini ketiganya sedang makan malam bersama, dan menu nya pun ialah makanan kesukaan Bas. Walau Lea tidak pandai dalam memasak, tetapi ia selalu terus belajar dan belajar masak agar bisa.

"Makasih sayang, tapi jangan terlalu dipaksakan. Aku gak mau kamu kecapean ya," ucap Bas lembut pada Lea.

"Iya, tapi kan aku juga mau bisa masak. Kayak cewek-cewek yang lain juga." ujar Lea.

"Iya sayang," balas Bas lembut.

"Oh iya, jadi kapan nih, nak. Orangtua kamu kesini?" tanya Olive pada Bas.

"Besok Tan, orangtua Bas kesini, buat ngelamar Lea juga sekalian bahas hari pernikahannya kapan." jawab Bas jelas Pada Olive.

"Alhamdulilah kalo gitu, Tante tunggu." ujar Olive.

"Siap Tan," ucap Bas.

"Ih, kok cepet?" heran Lea.

"Lah, gimana kamu nih. Katanya mau cepet-cepet dihalal in kan, giliran udah mau, malah heran. Aneh ih," ujar Olive pada putrinya ini, Lea.

"Enggak, bukan gitu maksud Lea, Mah. Tapi gapapa deh," ujar Lea menyengir.

Sedangkan Bas dan Olive, hanya tertawa saja melihat tingkah aneh Lea barusan.

Hedeh ...

"Mamah ke kamar duluan, ya?" pamit Olive pada Lea dan juga Bas.

"Iya Mah," balas Lea.

Kini tersisa dua orang saja di sini. Lea dan juga Bas.

"Mau seserahan apa buat besok, hm?" tanya Bas mencari topik.

"Seserahan? Buat lamaran maksudnya?" jawab Lea dengan pertanyaan juga.

"Iya sayang," jawab Bas.

"Ih, gak usah. Aku gak minta apa-apa, cukup kamu sama orangtua kamu kesini aja udah cukup, Mas." ujar Lea.

Bas tersenyum, ini yang ia sukai dari Lea. Tidak seperti wanita diluar an sana, yang minta ini itu dan pastinya memanfaatkan nya.

Berbeda dengan Lea, Lea tidak seperti itu.

"Gak apa-apa sayang, bilang aja kamu apa, aku beliin. Masa besok aku gak bawa apa-apa eh?" ujar Bas terkekeh.

"Ih, ya atuh gak apa-apa, kan gak harus pake gituan juga, Mas. Sayang uangnya, mending ditabung." usul Lea.

Lagi-lagi Bas terkekeh dibuatnya.

"Aku aja sampe bingung mau kemanain itu uang, hey." kekeh Bas lagi.

Lea tertawa dibuatnya. Memang betul, Bas sangat amat kaya, dan juga salah satu CEO perusahaan terkaya nomor 1 di dunia. Banyak perusahaan nya dimana-mana, entah itu di Indonesia maupun luar negeri.

Ia juga bukan hanya di bidang ini, tetapi juga ia mempunyai bisnis restoran, hotel, vila, dan lainnya.

Lea saja sampai insecure bisa dijodohkan dengan Bas, yang notabennya dari kalangan atas, sedangkan ia, dibawah. Meskipun Lea juga orang berada, tetapi tidak sekaya seperti Bas.

Bas selalu berkata kita itu sama, semua orang semua. Dan juga Bas tidak melihat Lea dari derajatnya, justru dari hatinya, dan juga kebaikan wanita ini.

Bas mencintainya, dan akan selalu pasti membuat Lea juga mencintainya.

"Aku terserah kamu aja, kamu mau kasih apapun, aku terima." ucap Lea.

"Yaudah, nanti aku urus ya. Oh iya, besok pagi subuh ada yang datang buat kasih baju sama make over kamu," ucap Bas memberitahu.

"Baju samaan?" tanya Lea.

"Iya sayang," jawab Bas.

"Umm ... " ujar Lea mengangguk kan kepala nya paham.

Lea menatap jam dinding rumah nya yang menunjukkan pukul 9 malam.

"Udah jam 9, gak mau nginep aja?" tawar Lea pada Bas.

"Gak bisa sayang, aku masih ada kerjaan yang harus di urus," ujar Bas.

Lea cemberut seketika dengan jawaban Bas.

Bas tersenyum, ia mengerti.

"Kenapa?" tanya Bas.

"Masih kangen," jawab Lea merengek.

Bas terkekeh, ia mencium pucuk kepala Lea dengan sayang.

Cup

"Besok kan aku kesini lagi," ujar Bas.

"Lama," rengek Lea.

"Aku temen in sampe kamu bobo aja ya?" tawar Bas.

"Kamu nya juga bobo disini, Mas." ucap Lea.

"Gak bisa sayang, aku masih banyak kerjaan, lain kali ya," ujar Bas.

Lea tidak bisa apa-apa lagi, ia hanya bisa pasrah saja dibuatnya.

"Yaudah, ayok bobo. Tapi ... " ujar Lea.

"Tapi apa sayang?"

"Gendong ... " rengek Lea merentangkan kedua tangannya.

Bas terkekeh dan mulai menggendong Lea ala koala dan menuju kamar Les, di lantai atas.

•••

29 Oktober 2022

Jumat

19:18

SETIA [ON GOING] Where stories live. Discover now