C

526 26 3
                                    

Sejak peristiwa pemukulan itu, Alula selalu menghindari Kenzo. Gadis itu merasa sangat malu. Alula tidak tahu bagaimana menjelaskan tindakan kakaknya pada Kenzo. Alula sendiri tidak paham apa yang Dean pikirkan sampai bisa-bisanya dia memukul Kenzo.

Kenzo beberapa kali menemui Alula, tapi gadis itu selalu berkilah ada urusan dan kemudian menjauh. Tapi Alula menyelipkan sebuah surat permintaan maaf di buku Kenzo. Permintaan maaf yang tanpa penjelasan.

Tapi Kenzo pantang menyerah. Lelaki itu membalas surat Alula. Kenzo menuliakan dia menerima permintaan maaf dari gadis itu lalu kemudian menanyakan keadaan Alula.

Alula tidak mungkin tidak membalas, gadis itu meletakkan lagi surat lain yang berisikan tentang ucapan terima kasih serta memberitahu kalau dirinya baik-baik saja.

Alula kira akan selesai sampai di sana. Tapi Kenzo menulis surat lain lagi. Alula terpaksa membalas surat itu lagi. Dan selama semingguan ini keduanya terus bertukaran surat.

Sampai akhirnya Alula menyerah lalu memberi Kenzo nomor WhatsApp-nya.

Hubungannya dengan Kenzo sudah sangat membaik. Tapi tidak dengan Dean.

Dean bersikap seolah-olah Alula tidak ada. Awalnya gadis itu ngambek dan mendiamkan kakaknya seperti sebagaimana biasanya. Tapi Dean tak kunjung datang membujuk.

Saat Alula mencari-cari alasan agar lelaki itu menegurnya duluan, Dean tetap tidak terusik.

Lelaki itu seperti menganggap Alula tidak ada meski gadis itu berdiri tepat di depan matanya. Lalu atas saran Kenzo, Alula akan mengalah dan menegur duluan. Tapi Dean sama sekali tidak membalas teguran itu. Masalah ini jauh lebih serius dari yang Alula bayangkan.

Cara terakhir adalah membicarakan langsung ke topiknya. Tapi Alula tidak tahu harus bicara dari mana. Jadi dia hanya datang ke kamar Dean dan berdiri dengan keras kepala sampai lelaki itu menyapanya lebih dulu.

Alula bergeming di depan Dean yang sedari tadi seperti tak melihatnya. Lelaki itu tetap fokus pada laptop dan pekerjaannya.

"Alula ganggu, Kakak?"

Tidak ada jawaban.

"Kakak masih marah?"

Melirikpun tidak.

Alula tahu kakaknya marah, tapi entah mengapa dia tak ingin meminta maaf. Baginya Dean juga bukan si paling bener. Kakaknya itu memukul Kenzo yang tak bersalah, mempermalukan lelaki itu di acaranya.

Harusnya Alula yang marah. Meskipun dia adalah adik, tapi dia juga punya hak menegur saudara yang lebih tua.

Tapi bagaimana gadis itu mau marah kalau Dean mendiamkannya seperti ini. Terhitung sudah sepuluh hari mereka sama sekali tak bicara.

Usai meninju wajah Kenzo, dengan sangat kasar Dean menarik tangan Alula. Alula sendiri sudah sangat syok melihat amukan Dean, gadis itu hanya bisa menangis tertahan.

Selama perjalanan pulang, Alula terus menangis sementara Dean terus mengemudi tanpa berkata apapun. Alula kecewa dengan sikap Dean. Jadi dia menunggu Dean yang mengajaknya berbaikan.

Tapi sampai tiga hari harapan Alula tak datang-datang.

Dan sekarang sudah setengah jam dia berada di kamar Dean tanpa digubris sama sekali oleh lelaki itu.

"Kakak gak mau lagi bicara sama, Alula?" tuduh Alula. "Kakak mau diam terus selamanya?"

Kekesalan Alula makin bertumpuk karena Dean tetap tidak kunjung memberi respon apapun.

"Kakak menyebalkan banget begini." Alula mengecam. "Harusnya Kakak minta maaf ke Kenzo, Kakak pukul dia padahal dia gak buat salah apa-apa."

Alula tahu dia sudah bersikap lebih kasar dari yang biasanya. Tapi dia tidak bisa menahan diri lagi. Dean harus tahu kalau sikapnya terlalu over.

Sister ComplexDonde viven las historias. Descúbrelo ahora