𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟏𝟔❀.・゜゜・

116 83 0
                                    


"BIANCA! "

Bianca yang tengah berjalan santai menuju kelasnya berbalik tatkala seseorang meneriaki namanya

Ah.. Al

Bianca tersenyum, "ada apa? "

"Nanti malem siap siap ya, jam 7 aku jemput" Setelah mengucapkan itu Al mengacak rambut Bianca lalu pergi dari hadapan Bianca

"Eh, mau ngapain? " Terlambat, al sudah hilang dari pandangan Bianca

Bianca mengangkat bahunya, ia menyentuh daerah yang di usap al tadi, "tumben manis banget" Ia tersenyum malu malu lalu kemudian kembali berjalan ke arah kelas

-

-

-

"AL!! " Aily melompat ke punggung al, membuat al refleks menahan bobot aily yang tidak terlalu besar itu

Al terkekeh kecil, "ngagetin aja kamu"

"Aily pengen jalan jalan dong abis pulang sekolah...jenuh banget nanti mau ulangan"aily memajukan bibirnya

" Hah? Emm tapi sebentar ya? "Al meringis tak enak

" Oke"

Dan setelah itu Al mengantar aily ke kelasnya dengan posisi aily masih menempel pada punggungnya

"Tuh kan! Baru juga gue tadi di kasih pencerahan sekarang udah suram lagi" Samuel menggeleng kepalanya saat ia melihat Al dan aily dengan santai berjalan melewati Bianca yang tengah menghadap ke arah pintu

Rajas menatap Bianca, "dia bodoh atau gimana sih? " Gumam rajas lalu menghembuskan nafasnya

"Ya ga bodoh juga si, namanya juga udah sayang banget ya... Jadi gitu, mau aja disakitin terus" Ujar ken

"Gue mau ke Sheila dulu deh, belom masuk kelas nyasar kemana dia" Rajas bangkit dari duduknya menyisakan Samuel dan ken

"Eh gue juga ke si manda dulu ya" Samuel menyusul rajas

Ken mengedarkan pandangannya, "lah.. Si boncel kok gaada ya? Yaila gue harus nyari ni" Ia bangkit dari duduknya lalu menelpon gea

-

-

-

Bianca tengah melamun di mejanya, pandangannya terarah pada pintu yang terbuka lebar. Setelah al dan aily lewat tadi tiba tiba moodnya turun drastis

Bianca merasakan sesuatu bergejolak di perutnya, dengan cepat ia berlari ke kamar mandi dengan tangan yang menutup erat mulutnya

Hoek.. Hoek

Bianca menyalakan keran air agar minimalisir suara tak sedap dari dirinya. Ia bersandar pada dinding kamar mandi kemudian berjongkok guna meredakan mual di perutnya

"Bianca!! Bianca lo gapapa? "

Bianca mendongak,itu arkan

"Aku baik baik aja" Jawabnya lemas

Bianca membuka pintu, tubuhnya langsung lemas lalu ambruk di pelukan arkan, "E-eh Bianca!! BIANCA! HEY BANGUN"

arkan menggendong Bianca ala bridal style,ia berlari menuju parkiran dengan harapan gadis di pangkuannya ini tidak apa apa

"Lo minum obatnya gak sih" Gerutunya

Arkan memasukkan Bianca ke dalam mobil pelan pelan, kemudian dengan cepat ia merongoh saku celananya

"Halo kinan, Bianca masuk rumah sakit lagi"

"Hah? Kok bisa? Emang obatnya gak di minum!? "

"Ga tau, nanti gue sharelock ya"

"Oke oke gue berangkat! "

-

-

-

"Oma Bianca jatuh! "

"Oma hiks Bianca berdarah"

"Oma Bianca kesakitan... Hiks"

"Oma Bianca.. "

"Oma.. "

"Oma.. "

Arkan terbangun dari mimpinya, nafasnya tersenggal senggal. Kinan yang melihatnya langsung menyodorkan segelas air putih kepadanya, "mimpi buruk lo? "

Arkan mengangguk, ia memijat kening dan pangkal hidungnya, kemudian tatapannya teralih pada Bianca yang tengah tertidur pulas seakan tak ada beban

Arkan mendekat ke arah Bianca, ia mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang lalu mengusap rambut Bianca yang sedikit berantakan. Kinan keluar ruangan berniat memberi ruang kepada arkan, sekalian ia mencari makanan untuk mereka berdua

"Lo masih kaya dulu, sakitnya diem" Gumam arkan

Arkan ingat betul jika Bianca kesakitan dia akan diam tidak menangis, padahal anak anak lain bisa saja menangis keras karena rasa sakitnya

"Kalo Bianca nangis, arkan bakalan ikut nangis"

Begitu katanya

"Tapi dengan lo diem kaya gini bikin gue sesak"

"Ayo bangun"

"Bodoh banget lo, belum juga jadi polwan kan? "

"Ayo bangun... Oma bakalan sedih liat cucunya lemah kek gini"

Arkan menelungkupkan kepalanya, usahanya sia sia

-

-

-

Al dan aily tengah bercanda bersama di rumah aily. Setelah mereka jalan jalan, al memutuskan untuk berdiam sebentar di rumah aily

"Al cinta banget ya sama Bianca? "

Al menundukkan kepalanya, posisinya aily yang tengah bersandar pada dada bidangnya dan ia yang bersandar pada sofa disana, ia menatap aily, "iya, kenapa emangnya? "

Aily memajukan bibirnya, "Al dulu janji bakalan menomor satukan aily kan?sekarang malah ingkar"

Al jadi merasa bersalah

"Iya iya maaf" Kemudian ia mencium pipi aily dengan hidungnya gemas, "cemburu hm? Idih cemburu haha"

aily tertawa "geli Al!! Hahaha engga lah masa aku cemburu"

Al menghentikan kegiatannya, ia melirik jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh malam, hampir saja ia lupa

"Aku pulang ya.. Ada urusan, kamu baik baik disini ya! Jangan keluyuran malam malam"

Aily tertawa pelan, "iya iya, hati hati"

Al mengangguk lalu ia pergi setelah izin kepada nenek aily

"Huft... Pasti si Bianca lagi" Aily melenggang pergi ke arah kamarnya

Al berkali-kali menelpon Bianca, namun satupun tidak ada yang di angkat. Ia mengerutkan keningnya, "lah, kok gak aktif nomornya? "

"Cih palingan sama arkan lagi... Emang ya, kalo udah gatel mah beda, semua aja di embat, gak sekalian open bo? "

Setelah itu ia kembali ke rumah aily dan memutuskan menginap disana. Aily memang moodbooster nya al

Mungkin disini ada yang bingung mengapa Al selalu mengubah gaya bicaranya. Dari mulai saya, gue atau kamu, Al berbicara sesuai dengan bagaimana keadaan hatinya

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiWhere stories live. Discover now