40-Sebuah Fakta

9.1K 1.6K 558
                                    

Play : Once Again - Kim Na Young ft. Mad Clown

Jangan lupa untuk share cerita Zeya Transmigration ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Zeya Transmigration agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di Zeya Transmigration!!!

Akun sosmed :

IG : @icha_a.a
@venomgangs_

Tiktok : ichasthetic

Jangan lupa untuk ramein setiap paragraf, okay👌

Komen lope 💜 dulu dong sebagai permulaan.

Happy Reading 💕

_____________________________

"KAMU HARUS MATI DI TANGAN KU!!!" Ansel berlari secepat mungkin dengan tangan yang setia memegang gergaji mesin. Mendekati Zeya yang berada di hadapannya. Ansel menyeringai, kemudian mengarahkan mesin tersebut pada Zeya yang berusaha menghindar.

Traaaangggg....

"YAYA!"

Bukh!!

"Akh!" Ansel tersungkur di tanah kala mendapatkan tendangan keras di lengannya, sehingga gergaji mesin yang tadi ia pegang kembali terjatuh. Namun tanpa diketahui Zeya, Pria itu sebenarnya sengaja melencengkan gergaji mesinnya dan membiarkan Zeya mengalahkannya.

Zeya yang melakukan tendangan loncatan terjatuh juga ke tanah, punggungnya berbenturan keras menimbulkan rasa remuk di tulang punggungnya. "Anjing! Sakit banget!" makinya seraya meringis kesakitan.

"LO YANG BAKAL MATI, PAK ANSEL!!" teriak Zeya, menggerakkan tubuhnya yang begitu kesakitan.

"KEPARAT!" sentak Ansel, berusaha berdiri tak mengindahkan luka lecet di kedua telapak tangannya karena bergesekan dengan tanah.

"Sinting!" balas Zeya, segera berdiri, walaupun harus menahan rasa sakit di punggung. Bersamaan dengan Ansel yang sudah kembali bangkit.

Ansel menyeringai iblis. "Kau tau Zeya----"

"Gak tau, lagian males juga dengerin Pak Ansel ngomong." Zeya menyela cepat, membuat Ansel terkekeh gemas.

Disela-sela peraduan sengit mereka, gadis berkutek yang tadi hampir menjadi korban Ansel selanjutnya, sudah melarikan diri begitu saja. Tanpa adanya setia kawan, tak memperdulikan Zeya, yang ada hanya mengkhawatirkan dirinya sendiri. Terlalu didera rasa takut, sehingga tak memikirkan orang lain.

Zeya yang melihat itu, tersenyum kecut. Merasa kecewa karena dikhianati teman setendanya itu.

"Lihat, sayang? Teman yang kamu tolong, ternyata hanyalah seseorang yang egois. Bukankah sia-sia kamu menolongnya. Seharusnya biarkan saja dia mati di tanganku." Ansel berkata dengan mencemooh.

"Gak apa-apa. Dari sini gue udah tau pola pikirnya orang saat terlibat suatu masalah. Entah itu dia setia kawan atau egois memikirkan dirinya sendiri," balas Zeya berusaha tak terpancing emosi. "Lagian udah dari lama gue kepengen bunuh lo, Pak Guru tersayang."

Zeya Transmigration (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang