#HINAME4

890 109 7
                                    

"Hahahahah!! ..Benarkah? Aku tak tahu itu!"

Hinata memanyunkan bibirnya kedepan. Melihat perempuannya yang sedari tadi telinganya tidak lepas dengan ponsel. Sudah 15 menit berlalu sejak [Name] tanpa henti bercakap-cakap di ponselnya.

Cih! Siapa sih itu? Batin Hinata.

"..iya! Katanya sih-"

"[Name]! Udahan telfonnyaaaa!" Rengek Hinata, bergelantungan di lengan sebelah [Name].

"Sshh! jangan ribut dulu, Sho-chan!" Bisik [Name].

Hinata mengerutkan alisnya. Pipinya menggembung karena kesal terhadap perlakuan istrinya.

Hinata kemudian bangkit dan berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya di lantai, masuk ke dalam kamar.

"Eh? Siapa itu, [Name]-chan?"

"Oh.. dia- keluarga! Keluargaku.." Balas cepat-cepat [Name].

[Name] hanya menatap pintu yang dimasuki Hinata. Kamar mereka. [Name] sadar kalau dia sudah mengabaikan Hinata.

"Veronica-san, ada yang harus kulakukan dulu. Kututup telfonnya ya?"

"Hai' terima kasih mau mendengarku bicara!"

Tut!

Sinyal telfonnya terputus. Saatnya [Name] menghampiri Hinata dan meminta maaf.

Tok!.. Tok!.. tok!

[Name] mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. [Name] memutuskan untuk langsung membukanya saja.

"Sho-chan.." Panggil [Name] lembut.

Hinata sedang membungkus dirinya dengan selimut. Seperti kepompong, pikir [Name]. Kepalanya keluar dari balutan selimut dan menatap [Name] cemberut.

"Kau seharusnya lebih lama telfonnya lagi, [Name]." Ketus Hinata.

MENGGEMASKAN!!

Batin [Name] berteriak-teriak.

"Apa Sho-chan mau aku menelfon seharian?"

"..."

[Name] terkikik pelan. Dia menutup pintu dibelakangnya, berjalan pelan menuju Hinata. Kemudian duduk di tepi kasur.

[Name] membelai surai oranye nan lembut itu. Menidurkan kepala Hinata ke atas pahanya. Hinata diam-diam hanya menurut saja.

"Sho-chan marah sama [Name]?"

"..."

"Gomen nee, [Name] kelamaan menelfon. Sampai lupa Sho-chan.."

"..."

"Sho-chan.." Setitik air mata jatuh ke pipi [Name].

Kemudian disusul dengan deraian air mata. [Name] terisak tanpa suara. Hinata sadar [Name] menangis saat sesuatu yang dingin jatuh diatas kepalanya.

Hinata cepat-cepat membuang selimutmya. Memeluk erat [Name].

"[Name]! Jangan menangis! Gomeenn, Sho yang salah!"

"Sho tidak marah, kok! Berhentilah menangis sayang.."

Deraian air mata itu perlahan terhenti.

"Beneran nggak marah?"

Hinata mengangguk dengan cepat. Senyum mengembang di wajahnya.

[Name] menyeka air mata yang membasahi pipi kemerah-merahannya. Lalu dibantu oleh Hinata yang ikut mengelap air mata [Name].

"..beneran, 'kan?"

Cup.

Hinata menempelkan bibirnya pelan-pelan pada pipi basah [Name].

"Iya sayang.."

Mendadak, tawa geli menggelitik perut [Name]. Membuat Hinata terheran-heran.

"Yeayy! Rencana air mata ala [Name], sukses!!" Seru [Name] meledek Hinata.

Wajah Hinata berubah masam lagi. Tapi kali ini dia menyunggingkan senyum jahil.

"Oh~ istriku pintar berbohong ternyata!  Mau digelitik ya?"

Tanpa menunggu respon [Name], Hinata langsung melayangkan jari-jarinya ke perut [Name]. Menggelitiki istrinya.

[Name] tertawa hingga sebutir air mata terselip di ujung matanya. [Name] terjatuh diatas ranjang mereka.

"Hahahah! Sho-chan!! Hentikaaannn!!!" Tegur [Name] tak lepas dari tawanya.

"Akan kulakukan kalau kau meminta maaf padaku."

"Hahah! Iya.. Iya! Akan kulakukan! Makanya hentikan!"

Hinata menghentikan gelitikannya. Membuat nafas [Name] tersenggal-senggal.

[Name] memandang sinis iris mata coklat Hinata yang jahil itu.

"Sho-chan curang! Main gelitik!" Teriak [Name].

Hinata menyeringai. Membuat perasaan tidak enak menggerogoti [Name].

"Hmm~? Kalau gitu, hukumannya mau yang lain?"

Wajah [Name] merona, kemudian membuang pandangannya ke arah lain.

"Yadaa!"

"Bagaimana kalau hukumannya kau menciumk-"

"Aku sudah kena hukum! Nggak mau lagi!" [Name] gelagapan.

"Kalau begitu, mana permintaan maaf yang [Name] janjikan tadi?" Hinata membelai rambut [h/c] halus [Name].

"..gomen.."

"Apaaaa?? Nggak kedengaran!!"

[Name] menatap Hinata sebal. Ditariknya nafas panjang-panjang, bersiap untuk meneriaki lelaki didepannya.

"Huuff- GOME-"

cup-

Hinata menempelkan bibirnya ke bibir [Name] sebelum [Name] sempat meneriakkan maafnya. Kedua iris [e/c] milik [Name] membelalak kaget. Wajahnya merah padam.

"..emh!"

Hinata melepas ciumannya. Terpekik geli melihat reaksi istrinya. Manis. Kata Hinata dalam hati.

"HINATA SHOYO-SAN!!!!!"

Ah! dia berbeda sekali dari yang kulihat disekolah!
Batin [Name].

– – –

jangan lupa votenya, guys!

𝐀𝐍𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐒𝐈𝐃𝐄 𝐎𝐅;𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒 [𝐇.𝐒𝐇𝐎𝐘𝐎 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]Where stories live. Discover now