[23] Dark

947 162 28
                                    

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Dark

Lia mengerang, membuka mata. Tidak ada yang terlihat olehnya. Matanya menjadi buta oleh kegelapan di sekeliling, dan yang bisa dia lakukan hanya mendengarkan―dan merasa.

Dia tahu, dia sedang duduk di atas sebuah bangku kayu. Tubuhnya terikat erat di situ, sebuah kain menutup matanya, tak ada satu pun di antara tangan dan kakinya yang bisa digerakkan. Tapi dia tahu bahwa dirinya masih berpakaian lengkap. Tidak menjamin apa-apa, namun setidaknya membuatnya sedikit merasa lega.

Hal terakhir yang Lia ingat adalah dia ikut dengan Jaemin pergi ke perusahaan untuk mengurus movie terbaru Jaemin yang sudah rilis. Lia ingat, saat itu Jaemin memintanya untuk bersama Jiro karena Jaemin harus menemui sang direktur seorang diri. Lalu setelah itu―Kira muncul dan membuat Lia pergi menghindar dari wanita itu dan ditengah aksinya melarikan diri, sesuatu memukul tengkuk Lia yang membuatnya pingsan.

Saat itu Lia panik, tidak mengingat bahwa ada Jiro diruangan itu. Dia hanya berfikir bahwa dia harus lari, lari dan lari. Lia tidak boleh tertangkap, tapi pada akhirnya dia tetap tertangkap.

Dia mencoba menggerakkan tangannya. Tidak memberi pengaruh. Tali yang mengikatnya jelas cukup kuat untuk menahannya, permukaannya yang kasar menggesek kulitnya, dan dia tahu akan ada bilur di sepanjang bagian yang dikelilingi tali itu. Jika Lia bergerak sedikitpun, tali kasar itu akan semakin menggesek kulitnya membuat rasa perih itu muncul.

Gadis itu menarik napas dalam-dalam, semampu yang bisa dia lakukan di bawah tekanan tali yang membebat dadanya hingga menempel ke sandaran kursi. Tenang, Lia tidak boleh panik. Itu percuma. Dia harus memikirkan bagaimana cara terbebas dari jeratan tali ini walau rasanya sangat mustahil.

Cklek

Saat kemudian suara pintu terbuka terdengar, dia sempat tersentak dan dengan refleks menegakkan tubuh; siaga. Mempertajam pendengarannya kala suara langkah kaki menggema dan kian mendekat ke arahnya.

"Tertangkap."

Suara itu, Lia sangat mengenalnya. Suara sang ibu, sosok yang melahirkan Lia. Juga sosok yang sudah memberi Lia luka.

"Lihat, sejauh apapun kau kabur, pada akhirnya kau kembali ke mansion ini. Sadarlah bahwa tempatmu berada disini."

Lia bisa merasakan tetesan keringat dingin yang mengalir turun di punggungnya, tapi anehnya, rasa cemasnya tidak cukup hebat untuk membuatnya menggigil ketakutan. Dia hanya―entahlah, mungkin mati rasa cukup untuk menggambarkan kondisinya.

"Dunia luar bukan tempatmu, jangan berharap kau bisa merasakan kebebasan. kau akan selamanya terkurung demi mempertahankan nama baik Kira dan Choi."

Mendengar ucapan itu, entah mengapa membuat sesuatu dalam diri Lia terasa panas da membakar. Seolah dia tidak terima dengan perkataan yang keluar dari sang Ibu.

"Kehidupanku ditentukan oleh diriku sendiri, bukan dengan kalian."

Lia berucap, walau suaranya terdengar sedikit lemah. Dapat dia dengar kekehan yang menyambut.

[M] Black Rose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang