2 | certainty ♡

571 40 4
                                    

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

❗ Warning ❗
Cerita ini hanya karangan dari saya semata.
jika ada banyak kemiripan cerita, nama tokoh, latar dan waktu, itu hal yang sangat
tidak disengaja.

- MaidooTama.

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

Sinar pagi menusuk ujung mata Kuroo yang masih terlelap dengan bunga tidurnya. Terganggu, Kuroo membuat pergerakan hingga disadari oleh Kenma yang sebagai dalang membuka gorden biru dongker itu. Perlahan kelopak mata pria itu terbuka lambat laun.

"Ohayou gozaimasu, Tuan Kuroo." Ujar Kenma disertai dirinya yang perlahan membungkuk, tangan kirinya bertumpu didada seolah-olah memberi salam.

Kuroo mengedipkan matanya perlahan diiringi uap kantuk. Tungkai nya ia langkahkan turun dari ranjang. Lamat-lamat ia memandangi atas tubuhnya sudah tanpa sehelai benang. Tak peduli, ia menyapa kembali selamat pagi kepada yang lebih muda.

"Air hangatnya sudah saya siapkan, Tuan Kuroo." Mengangguk paham, visual serta bayangannya pergi begitu saja dan lenyap dibalik pintu putih dan corak garis-garis hitam yang mengindahi.

Tak berselang lama, sosok tinggi tegap keluar dengan air yang masih menyelubungi dada bidangnya, tangannya lincah mengeringkan rambutnya dengan handuk lalu berjalan mengarah pakaiannya yang sudah disiapkan oleh Kenma.

Tangannya gercap memakai kemeja dan celana yang sudah disediakan.

"Kepala ku pusing sekali." gumamnya, menatap dalam-dalam figurnya dipantulan kaca sambil memasang kemeja dan juga vest hitam.

Kepalanya tiba-tiba memutar bayangan kejadian semalam sehabis pulang kerja.
Setelahnya pasti banyak kejadian yang tidak dia ingat. Ini pertama kali nya ia minum-minum sampai lupa kejadian apa saja yang terjadi saat itu.

Menggeleng kepala nya kuat, Kuroo bergegas melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari kamar.

Diruang makan, hanya terdengar tabrakan antara piring, sendok, dan garpu. Ulahnya tentu Kuroo yang sungguh lapar karena mengingat tadi malam ia tidak mengisi perutnya dengan apapun.

"Hmm..." Pria muda itu bergumam, melahap habis semua isi sarapan dipiring yang dibuat oleh Kenma.

Pemuda yang dibelakang Kuroo, Kenma yang seperti tampak gelisah dan gundah hanya menarik- mengusuk-kusut ujung lengan pakaiannya.

Entah hal apa yang ingin dikatakan olehnya hingga kondisi itu terbawa oleh insting Kuroo yang peka.

"Kamu ingin mengatakan apa??" Tuturnya berat, tangannya lihai mengusap sisa-sisa makanan di mulut lalu beranjak dari kursinya.

Kenma masih ragu untuk memulai kata, pikirannya menggerutu dan mendesak Kenma upaya jangan melontarkan pertanyaan dan membahas kejadian semalam. Akhirnya pemuda itu hanya menggeleng.

Kuroo menatap Kenma aneh.

"Jangan membuat saya berpikir dan menunggu, Kenma. Katakan saja." Namun, lagi-lagi pemuda bersurai gradasi antara coklat dan pirang itu hanya menggeleng.

Kuroo masih bertanya-tanya dibenaknya, masih terselubung rasa penasaran.

"Baiklah kalau begitu."

Tangannya bergegas mengambil tas kerjanya lalu merapikan sedikit dasi hitamnnya.

"Aku akan berangkat, aku minta tolong pak Akade untuk mengantarku. Tolong panggilkan dia." Perintah diterima, Kenma membungkuk bergegas mencari pak Akade yang dipekerjakan sebagai supir dan keamanan rumah.

My pretty maid || KuroKenWhere stories live. Discover now