Zee, pemuda berusia 20 tahun itu tengah duduk di bangku taman rumah sakit sambil meminum sekaleng kopi yang baru saja ia beli di vending machine.Mengenakan celana jeans dan baju kaos putih, dengan luaran jaket jeans hitam, rambut yang sudah tak tertata rapi, bahkan wajah rupawannya terlihat kusut dan kelelahan karena kurang tidur. Entahlah, ia pun lupa kapan terakhir kali ia bisa tidur dengan nyenyak.
Beberapa kali ia menghela napas lalu menghembuskannya dengan kasar karena memikirkan gadis kesayangannya yang telah seminggu dirawat di rumah sakit. Gadis yang sudah mengisi hatinya 2 tahun belakangan ini harus dirawat karena penyakit kanker darah yang ia derita.
Marsha Lenathea Lapian, gadis manis dan polos itu, adalah cinta pertama Zee dan juga satu-satunya gadis yang masih peduli akan keberadaan dirinya.
Memang dari kecil, Zee hampir tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya. Keberadaan yang tidak diinginkan oleh kedua orang tua hingga keluarga besarnya. Bahkan dari kecil pun ia sering mengalami kekerasan verbal maupun fisik dari orang terdekat. Dianiaya, dipukul, dibentak, dimaki, bahkan pernah suatu kali ia hampir saja dibunuh dengan cara ditenggelamkan oleh ayah kandungnya dalam bak mandi.
Disaat ia kehilangan harapan untuk terus hidup, Tuhan mengirimkannya seorang gadis cantik berhati malaikat yang selalu ada untuknya.
Flashback 2 tahun lalu, 2020
"Kok pelipis ka Zee luka gini?" tanya Marsha sambil mengamati luka robek di pelipis wajah Zee.
"Ohh ini? Gapapa Sha! Cuman luka kecil doang. Paling nanti juga sembuh." sangkal Zee sambil membuang muka agar Marsha tidak terlalu khawatir padanya.
"Gak ka Zee, ini lukanya dalem loh! Ka Zee ikut aku ke UKS sekarang!!" langsung saja gadis cantik itu menarik paksa tangan Zee dan membawanya ke UKS.
Di UKS, dengan telaten, Marsha mencoba membersihkan luka di wajah Zee.
"A.. Aww Marshaa! Pelan-pelan! Sakit tau Sha!" ringis Zee karena alkohol yang diberikan Marsha pada lukanya.
"Tahan bentar ka Zee, ini tinggal dibersihin dikit lagi." Lalu luka Itu pun ditutup dengan perban plester.
"Ini pasti ulah mereka kan kak?"
Tanya Marsha dengan serius sambil menatap kedua bola mata Zee. Bahkan Marsha masih bisa melihat sedikit memar di mata kanan kakak kelas yang 2 tahun diatasnya itu.Zee yang ditatap seperti itu hanya membuang mukanya.
"Udahlah Sha, mau dilawan pun pasti aku juga kan yang dihukum sama pihak sekolah. Kan kamu tahu orang tua nya Aran siapa.
Ak.. Hahah aku cemen banget ya Sha? Bahkan buat ngelawan Aran dan gengnya aja aku gak mampu." Zee hanya menertawakan kelemahan dirinya didepan Marsha.
Ia masih ingat kejadian sebelumnya, dimana ketika ia mencoba melawan Aran beserta geng nya, tetapi ia malah langsung di skors 7 hari oleh pihak sekolah. Karena Aran si ketua geng merupakan anak dari pemegang saham terbesar di sekolah mereka.
"Gak kak, itu semua gak benar! Mereka aja yang brengsek!! Kalau sampai mereka macem-macem lagi, aku bakal langsung lapor polisi, misal pihak sekolah cuman diem sama kasus pembullyan ini. Atau gak aku bakal minta bantuan papa, biar masalah ini dibawa ke ranah hukum!!"
"Hushh Sha itu udah berlebihan. Please jangan ikut campur sama masalah aku ini Sha!! Nanti kamu bisa kena imbasnya. Lagian kamu masih kelas 10. Aku gak mau sampai mereka juga macem-macem ke kamu. Jadi tolong jangan ikut campur ya Sha!" ucap Zee sambil memegang tangan gadis disampingnya itu.

ESTÁS LEYENDO
Oneshots Zeesha
FanficKumpulan oneshots zeesha Semoga kalian suka dan selamat membaca 👍