Part 4

660 89 54
                                    

"APA?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"APA?"

Benda pipih berbentuk segi empat yang menjadi alat komunikasi masa kini terjatuh begitu saja di atas lantai. Sedangkan sang pemilik telah tergeletak di kursi dengan tatapan shok tak percaya. Onyx elangnya memerah menahan buliran air mata yang hendak meluncur turun. Apakah gerangan yang terjadi?

Flashback:

Wang Yibo mencoba mengembalikan mood yang buruk lantaran perlakuan sang atasan yang secara terang-terangan menggodanya. Ia berusaha fokus, mengerjakan dokumen yang telah menumpuk di atas meja. Namun, lagi-lagi sesuatu hal kembali mengganggu.

Dering ponsel yang menampilkan nomor asing muncul di layar secara berkali-kali. Wang Yibo mengerang jengkel lantaran hal tersebut kembali memecah konsentrasi yang telah susah payah ia bangun.

Dengan kesal Yibo menyambar ponselnya. Menggeser layar ke kiri dan meletakkan benda pipih tersebut di telinga kanan.

Saat panggilan tersambung ke seberang sana, rasa kesal yang sedari tadi dirasakan berganti dengan rasa takut seiring perubahan ekspresi yang tercetak jelas di wajah.

Bagaimana tidak, panggilan berulang yang sempat diabaikan ternyata berasal dari pihak rumah sakit. Yibo terguncang. Seluruh persendiannya terasa dipatahkan saat itu juga.

Dalam panggilan singkat tersebut, seorang wanita yang diyakini sebagai suster baru saja mengabarkan jika Xiao Zhan, kekasih tercintanya tengah dilarikan ke rumah sakit karena terlibat dalam sebuah insiden kecelakaan tragis.

Pria yang telah menjadi ratu di hati seorang Wang Yibo itu menjadi korban tabrak lari saat mencoba menyelamatkan seorang anak kecil.

Anak kecil tersebut berhasil selamat karena aksi heroik Xiao Zhan. Namun sebagai gantinya, sang kelincilah yang harus terseret sejauh 500 meter dengan kepala berbenturan langsung dengan pembatas jalan. Membuat kondisi pria manis itu berada di ujung tombak kematian.

Flashback End!

Setelah menguatkan diri, Wang Yibo segera berlari ke luar tanpa meminta izin terlebih dahulu. Peduli setan dengan omelan yang akan diterima nanti. Sekarang benaknya sedang dirundung gelisah. Khawatir akan keadaan sang pujaan hati di sana.

Yibo menggila. Ia melajukan kuda besinya dengan kecepatan di atas rata-rata. Menyelip para pengguna jalan satu per satu tanpa memikirkan keselamatan. Otaknya terus menginterupsi agar segera sampai di rumah sakit secepat mungkin.

Hanya 25 menit, di mana seharusnya perjalanan ditempuh selama 45 menit dengan kecepatan normal. Entah bagaimana laju kendaraan yang digunakan, yang pasti pria tampan tersebut telah berada di pelataran rumah sakit dalam waktu sesingkat itu.

Yibo berlari mencari di mana keberadaan kekasih hatinya setelah bertanya terlebih dahulu pada resepsionis. Ia bahkan menabrak beberapa pasien dan tenaga medis begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata maaf pun.

Never Enough (Yizhan) PDF Ready✅Where stories live. Discover now