Part 10

693 101 70
                                    


Wang Yibo menggenggam erat tangan Xiao Zhan. Air mata tak pernah berhenti mengalir melihat kekasih tercinta kembali terbaring di rumah sakit.

Perban putih melingkar, menutupi luka memanjang di leher. Terasa begitu tersiksa kala ketidakberdayaan lagi-lagi datang menghampiri. Bukan lagi perihal materi, tapi kesanggupan dalam menjaga sosok yang dicintai.

Untuk kedua kali, Wang Yibo merasa gagal dalam menjaga Xiao Zhan. Ia yang telah mengikrarkan janji dihadapan Tuhan untuk selalu memberi bahagia pada sang tercinta kini kembali menelan pil pahit.

"Maaf, karena tak sanggup menjagamu dengan baik, Bunny."

Xiao Zhan terusik mendengar isak tangis yang terdengar begitu pilu. Jemari yang digenggam balas menggenggam, seiring kelopak mata yang terbuka. Suara serak khas bangun tidur berkumandang menyapu indra pendengaran pihak lain.

"Kenapa menangis, hum? Aku akan baik-baik saja asalkan selalu bersamamu."

Wang Yibo menangis lagi. Ia terluka, tapi tak bisa menyuarakan luka yang dirasa secara gamblang. Sorot mata tajam itu semakin sendu seiring bulir bening yang turun kian deras. Kini yang bisa ia lakukan adalah menikmati status baru yang diberi Xiao Zhan padanya. Kekasih gelap atau bisakah dikatakan seorang simpanan?

Entahlah!

Intinya, kini sosok terkenal pemilik YZ Group yang menjadi dambaan kaum bawah tak lain hanyalah sebuah simpanan dari putra tunggal Xiao Dylan. Menjadi budak cinta dengan rantai tali pengikat yang membatasi pergerakan. Terjerat dalam lingkar setan hanya karena satu kata bernama "cinta."

"Apakah sesakit itu untuk kembali padaku, Yibo?"

Jika kalian mengira Xiao Zhan tak menyadari luka di hati pihak lain, maka kalian salah. Mereka telah berbagi atap selama lima tahun, menyatu dalam satu tubuh hampir setiap saat, memperlihatkan sisi baik maupun terburuk sekalipun satu sama lain secara terbuka. Tidak ada lagi rahasia, ekspresi wajah telah menggambarkan segalanya. Maka tak sulit bagi Xiao Zhan untuk menebak maksud dari air mata yang sedari tadi Yibo keluarkan.

Wang Yibo memilih tidak menjawab, ia hanya menunduk dalam sembari menangis. Punggung kokoh itu bergetar hebat menandakan jika sang pemilik tubuh benar-benar merasa sakit.

Sekali lagi, Xiao Zhan tersenyum miris, keterdiaman Wang Yibo menjawab segala pertanyaan yang berkeliaran di kepala. Dengan lembut genggaman tangan dilepas, menarik dagu runcing pria Wang itu agar menatap padanya.

"Pergilah." Satu kata meluncur begitu saja, seiring harapan yang kian menghilang.

Xiao Zhan menyerah, ia tak akan memaksa kehendak yang menyiksa Yibo. Jika Yibo menginginkan perpisahan maka yang harus Xiao Zhan lakukan hanyalah menerima dengan lapang dada.

Percuma, menggenggam tangan seseorang yang begitu ingin terlepas. Sekuat apapun tautan tangan itu ia genggam, tetap saja akan terlepas juga jika salah satunya berontak ingin melepaskan.

Wang Yibo menggeleng ribut, ia tak mau meninggalkan Xiao Zhan. Cukup sekali pria tercintanya menodongkan pisau di leher, ia tak mau lagi melihat ataupun mendengar kejadian yang sama untuk kedua kali.

Yibo begitu takut kehilangan, cintanya terlalu besar untuk membiarkan Xiao Zhan bertindak bodoh. Jika memang Xiao Zhan menginginkannya, maka Yibo akan rela. Menyerahkan seluruh jiwa raga untuk digunakan oleh pria manis tersebut sesuka hati. Menjadi robot patuh yang akan selalu memenuhi permintaan Xiao Zhan apa pun itu. Membunuh rasa lain dalam diri selain rasa cinta pada Xiao Zhan. Tak peduli jika ia harus memendam sakit jika suatu saat nanti melihat sang terkasih bersama pasangan sahnya. Sebagai sosok bayangan, Yibo hanya perlu berdiri dalam kegelapan menunggu perintah sang tercinta untuk dilakukan.

Never Enough (Yizhan) PDF Ready✅Where stories live. Discover now