Calon Istri Dewandaru

634 42 1
                                    


Bab 16: Calon istri Dewandaru
Penulis: Juwita Abdillah

Siang itu ...

Aruna berbelanja makanan di minimarket. Hatinya saat ini terasa ceria, dan saat hendak mengambil barang bersamaan itu pula seorang gadis cantik yang jelita hendak mengambil barang yang hendak dicapai Aruna.

"Eh," Aruna menoleh ke arah gadis cantik itu.

Gadis itu pun tersenyum lebar, "ambillah," ia mempersilakan Aruna mengambilnya.

Aruna menggeleng pelan, "gak papa, Mba aja ya ambil," ia mengalah pada gadis cantik itu. Gadis cantik yang ditaksir usianya beberapa tahun lebih tua dari usia Aruna.

"Namaku ... Andini," gadis itu seolah ragu mengenalkan namanya pada Aruna. Namun ia tetap menyodorkan tangannya ke arah Aruna.

Sesaat Aruna terdiam, karena ada gadis yang cantik jelita dan terlihat sangat sosialita juga terlihat kaya raya dengan penampilan mewah, mengajak berkenalan padanya.
Itu jarang ditemui karena biasanya seseorang tak ingin berkenalan dengan orang yang dianggapnya tidak sepadan dengan dirinya.
Kasta.

"Aku Aruna," balasnya sambil tersenyum seraya membalas jabatan tangan dari gadis cantik itu. Detik berikutnya jabatan tangan itu pun lepas.

Aruna mengernyitkan dahinya heran.
Dirinya mampu menghirup aroma khas anyir. Mirip aroma Dewandaru dan Durespati.

Apa hidungnya bermasalah? Sehingga menghirup aroma aneh. Bahkan pada gadis cantik dihadapannya.

"Kalau Mba mau, ambil saja," Aruna menyerahkan sebuah makanan pada Andini.
Mengalah untuk sesuatu yang diinginkannya.

"Baiklah. Aku ambil," Andini pun menerima tawaran dari Aruna.

"Aku permisi dulu, Mba," Aruna pun pamit dari hadapan Andini.

"Silakan," Andini mengangguk tersenyum manis. Sungguh wanita yang cantik dan elegan. Batin Aruna memuji.


***

"Dewandaru kemana?" tanya Aruna seraya mengunyah makanan yang dibelinya siang tadi di minimarket.

"Dia sedang pergi ke dunia kami," jawab Durespati yang sama-sama mengunyah makanan pemberian dari Aruna.

"Untuk apa?" Aruna penasaran. Gadis itu mulai ingin tahu banyak hal, tentang  Dewandaru.

"Ada hal yang harus diselesaikannya," Durespati menjelaskan. Bibirnya sibuk mengunyah.

"Apa itu?" selidik Aruna.

"Ini rahasia, Dewandaru bilang gitu," jawab Durespati tak membantu menghilangkan rasa penasaran Aruna.

"Durespati, aku mau jalan-jalan. Ikut yuk!" ajaknya.

"Ayo!" Durespati selalu siap. Karena itu memang tugas yang telah diberikan oleh Dewandaru untuknya.

Keduanya pun jalan-jalan.

"Kamu haus?" tanya Durespati.

"Iya," jawab Aruna mengangguk.

"Aku cari minum dulu ya," Durespati sedia mencari pelepas dahaga.

Aruna mengangguk setuju. Ia pun melangkahkan kakinya untuk melihat sungai yang terlihat jernih. Sesekali Aruna pun menoleh kearah pemandangan indah langit sore di jembatan.

"Hai ... " sapa Aruna terkejut melihat Andini. Tak menyangka dirinya akan kembali bertemu dengan wanita cantik dan berwibawa tersebut.

"Hai juga," balas Andini anggun.

"Lagi ngapain disini?" tanya Aruna mendekati tubuh Andini. Lagi-lagi ia mencium aroma aneh.

"Aku sedang menikmati angin senja," balas Andini. "Kalau kamu sedang apa?" gadis itu balik bertanya.

Dinikahi Siluman UlarOnde histórias criam vida. Descubra agora