Double up nih. Bilang apa?
Awas kalo gak vote!
***
"Ezra. Please, don't-"
"Persetan! Gue akan keluar dan memeriksa sendiri keadaannya," Ezra menepis tangan Zayn yang lagi-lagi mencoba untuk menahannya, untuk alasan yang sama sekali tidak di mengerti oleh Ezra. "Lo tidak lihat bagaimana wajahnya tadi? She's fucking not oke. Jadi mau lo menahan gue sampai kepala lo botak. Gue akan tetap keluar, tidak perduli apapun yang akan terjadi," lanjut Ezra, kemudian laki-laki itu tanpa memperdulikan dua puluh pasang mata yang sedang menatap ke arahnya, berjalan ke arah keluar.
Zayn menghembuskan nafasnya, seraya memejamkan matanya. Begitu lelah dengan tingkah Ezra yang seperti itu. Ia benar-benar ingin mengikat kedua kaki dan tangan Ezra, kemudian mencuci otaknya.
Sementara itu. Elma, atasan Yasmin yang sedari tadi memperhatikan Ezra, benar-benar di buat bingung oleh kepanikan Ezra yang tiba-tiba itu. Maksudnya, apakah Ezra marah kepada perusahaannya, karena Yasmin dengan kurang ajarnya pergi keluar tanpa meminta izin telebih dahulu?
Kalau memang iya, tandanya Yasmin dalam masalah besar. Dan kalau Yasmin dalam masalah besar, dia selaku atasannya langsung, juga ikut terkena masalah.
"Maaf sebelumnya, tapi apa ada kendala dengan pak Widjaya? Apa perusahaan saya ada menyinggung beliau, hingga membuat pak Widjaya marah?" Tanya Reza, laki-laki berjas hitam, yang menjabat sebagai kepala direksi cabang perusahaan StarEnt di Jakarta Pusat.
Zayn menarik nafasnya panjang, mengumpat di dalam hatinya terlebih dahulu, sebelum kemudian laki-laki itu tersenyum tipis "Pak Wijdaya, sangat butuh ke kamar kecil. Kamu mengerti kan, Reza? Kebutuhan pagi?" Kata Zayn berusaha menguasai keadaan.
Reza yang tadi wajahnya sempat tegang, karena takut dengan nama belakang Ezra yang mungkin melenyapkan dirinya. Berangsur-angsur melega, setelah mendengar penjelasan dari Zayn.
"Oh, ya, ya." Kata Reza, kemudian ia menghembuskan nafasnya lega.
"Maaf, ya. Sudah tidak bisa di tahan soalnya. Jangan bilang-bilang, tapi semalam dia makan terlalu banyak," kata Zayn lagi, tertawa kecil. Berlagak seolah semua baik-baik saja. Padahal sebetulnya jantungnya sudah ketar-ketir.
Masalahnya. Berapa banyak uang Ezra yang dia gunakan untuk menjalankan rencana ini? Banyak. Sangat banyak. Jadi, sebelum semua akan terbuang sia-sia, hanya karena masalah Ezra dan egonya itu. Lebih baik Zayn bertindak terlebih dahulu untuk menguasai keadaan.
"Rahasia bapak, aman di tangan saya," kata Reza kemudian laki-laki itu ikut tertawa kecil.
Sementara itu, di depan toilet wanita lantai dua puluh, tepat di mana Yasmin sedang menenagkan dirinya. Ezra berjalan terpogoh, niat menghampiri lalu segera mendekap Yasmin dan mengatakan semua akan baik-baik saja, entah tentang masalah apapun yang menimpa perempuan itu.
Melepas rindunya yang selama ini sudah ia tahan.
Fuck! Bahkan hanya membayangkannya saja, hati Ezra mulai terasa hangat.
Tetapi sebelum ia bisa melakukan itu. Badan Ezra tiba-tiba membeku. Kakinya seolah lumpuh untuk sekedar melangkah. Tangannya terkepal. Jantungnya seolah berhenti berfungsi.
Tidak mungkin.
Ezra menahan nafasnya.
Tidak.
Dia melihat Yasmin sedang memeluk seorang laki-laki, tepat di depan pintu toilet wanita. Dengan sangat erat, dan juga penuh perasaan. Laki-laki itu sedang di peluk Yasmin, dan dia membalas pelukan perempuan itu.

YOU ARE READING
Diary Gadis Coklat
Romance(COMPLETED) . . . Masih seputar Ezra dan Yasmin. Masih seputar harapan-harapan semu. Masih seputar Ezra yang terlalu bodoh dengan perasaannya. Juga dengan Yasmin yang terlalu tidak percaya diri dengan tubunya yang gemuk. Sequel dari Diary SMA Gantar...