23.

5.4K 567 78
                                    

Yasmin sedang meringis.

Ketika tiba-tiba saja bel apartemenya berbunyi nyaring. Perempuan itu mengkerutkan alisnya, sembari menaruh perban yang barusan berusaha ia pakai di lengannya ke atas meja makannya, kemudian ia berjalan ke arah pintu apartemennya.

Pikirnya, siapa yang bertamu malam-malam kerumahnya? Perasaan ia tidak punya janji temu dengan siapapun.

Yasmin membuka pintu apartemennya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang bertamu malam-malam seperti ini melalui lubang kaca kecil di pintunya. Akibatnya, begitu pintunya sudah terbuka, Yasmin sedikit terhuyung kebelakang, begitu Ezra tanpa berkata apa-apa menerobos masuk ke dalam apartemennya.

Yasmin menahan nafasnya kuat

"First of all, I know. Kamu pasti bingung dari mana aku tahu rumah kamu, atau bagaimana bisa aku ke sini, dan sebagainya. Anggap saja aku menguntit kamu, oke? I mean, kamu tahu bagaimana keluarga aku, don't be so surprised," kata Ezra menatap Yasmin yang masih mematung di depan pintu apartemennya.

Yasmin yang sedang menahan nafasnya kuat-kuat itu, mencoba dengan sangat keras menelan ludahnya yang terasa sulit itu. Perempuan itu menatap Ezra dengan hati yang berbebar.

"I just- Elma bilang kamu-" Ezra melihat Yasmin dari atas kepala sampai ke ujung kaki, memeriksa keadaan perempuan itu dengan sangat teliti "Are you oke?"

Di tanya seperti itu, bukannya menjawab, Yasmin malah mengedipkan matanya beberapa kali. Ia masih merasa tidak yakin apakah yang ia lihat di depan matanya ini adalah betulan Ezra atau hanga bayangannya saja.

Maksudnya, Ezra Widjaya sedang berada di dalam apartemennya? Di dalam apartemennya ketika seharusnya laki-laki itu sedang berkencan dengan atasannya.

Tidak mendapat sahutan dari Yasmin yang masih mematung di depan pintu. Ezra inisiatif berjalan mendekat, kemudian dengan impulsif memegang kedua sisi lengan Yasmin "Yas-"

"Aw!" Pekik Yasmin bahunya berjengkit naik. Membuat Ezra refleks melepas tangannya dari lengan Yasmin.

Ezra melotot "Apa? Bahu kamu kenapa Apa yang sakit?" Ezra bertanya panik, matanya bergetar meneliti ke arah badan Yasmin.

Yasmin menggelengkan kepalanya, enggan menjawab pertanyaan Ezra, karena dirinya tidak mau laki-laki itu tahu tentang segala sesuatu yang telah ia lakukan kepada tubuhnya.

Tetapi, belum sempat perempuan itu bisa menyangkal, Ezra menyadari kalau lengan Yasmin tampak tidak baik-baik saja

Ezra lagi-lagi membulatkan matanya "Lengan kamu!" Ezra berkata dengan semakin panik, kemudian dengan gerakan cepat laki-laki itu menyibak baju Yasmin yang sedikit menutupi lengan besar perempuan itu, agar ia bisa melihat dengan jelas lengan Yasmin.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ezra lagi, matanya masih bergetar menatap Yasmin.

Yasmin yang masih merasa terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Ezra, juga dengan sentuhan laki-laki itu yang tiba-tiba, berkata dengan sedikit terbaga "Aku- gatal-"

"Kamu garuk sampai berdarah?!" Kata Ezra setengah berteriak, matanya menata marah ke arah Yasmin.

Yasmin membuka mulutnya, tapi tidak bisa menjawab pertanyaan Ezra.

"Obat? Dimana obatnya? Sudah kamu obati?" Tanya Ezra.

Yasmin menggeleng kaku "Aku tidak bisa- dengan hanya satu lengan,"

Ezra menghembuskan nafasnya kasar "Shit!" kemudian laki-laki itu membuka jaketnya dengan tergesah.

"Kamu- mau apa?" Yasmin bertanya sembari mencoba mencari-cari nafasnya yang sedari tadi terasa hilang.

Diary Gadis CoklatWhere stories live. Discover now