Your Love For Us

666 69 28
                                    

Kim Dokja memperhatikan putrinya Biyoo yang tengah bermain sendirian di ruang tamu. Bayi kecil itu sudah bisa merangkak sekarang, sebuah pemandangan yang begitu menakjubkan bagi Kim Dokja dapat melihat pertumbuhan putrinya. Ia masih ingat ketika bayi kecil itu masih di perutnya, yang ia bawa selama berbulan-bulan, mengamati setiap reaksi ketika ia masih dalam kandungan merupakan momen yang paling berharga dalam hidupnya. Apalagi, Biyoo adalah anaknya dengan pria yang paling ia cintai.

Yoo Joonghyuk yang baru saja bangun muncul dari balik tangga, berjalan kearah Biyoo lalu mengecup kepala putrinya sekilas dan melengos ke dapur.

Kim Dokja yang tak dihiraukan olehnya mengerut sebal lalu mengikuti suaminya itu.

"Joonghyuk-ah, selamat pagi! Apa tidurmu nyenyak?"

Yoo Joonghyuk tak membalas, ia dengan teliti membuat sarapan pagi dan bubur untuk Biyoo. Tak menghiraukan sapaan Dokja di belakangnya

"Hei, kenapa tak menjawab ku?"

Dokja menggeram kesal, Yoo Joonghyuk sama sekali tak menghiraukan keberadaannya.

"Joonghyuk-ah, apa kau masih marah padaku? Aku sudah minta maaf, bukan?"

Yoo Joonghyuk masih tak merespon. Kesal karena diabaikan, Kim Dokja memilih untuk menemani Biyoo yang tengah bermain. Biyoo menyadari kedatangannya dan mendekat kearah Kim Dokja.

"Ma... Maaa..."

Biyoo kecil memanggilnya. Dokja bersimpuh dan memeluk malaikat kecilnya. Kehadiran Biyoo benar-benar merupakan sebuah anugrah baginya. Lihatlah tatapan polosnya yang seperti malaikat, kadang Kim Dokja berpikir bagaimana bisa ia melahirkan bayi secantik ini?

Ia mencium pipi Biyoo dengan gemas sehingga bayi itu tertawa dengan riang. Tangan mungil Biyoo hendak meraih pipinya, Kim Dokja mendekatkan wajah agar tangan mungil itu mampu menggapainya. Respon itu membuat Biyoo kembali tertawa riang.

Yoo Joonghyuk datang mendekat, ditangannya ada semangkuk kecil bubur bayi dan susu. Ia duduk tepat di samping Biyoo, meraih bayi mungil itu dan meletakkannya di pangkuan. Biyoo yang bersemangat melambaikan tangannya keatas, dengan jari yang mengepal dan terbuka, ia meminta sesuatu.

Yoo Joonghyuk memahami maksud putrinya yang lapar. Dengan telaten, ia menyuapi Biyoo sedikit demi sedikit, mengabaikan Kim Dokja yang menatap intens dirinya.

Kim Dokja mendekat, ia kesal karena sunfish sialan ini mengabaikannya terus. Namun, bukannya marah ia justru ikut memperhatikan bagaimana Biyoo menikmati makanannya. Keterampilan Yoo Joonghyuk dalam mengurus bayi mengalami peningkatan yang cukup baik. Ia yang awalnya bahkan tak tahu bagaimana harus menggendong Biyoo yang baru lahir hingga hampir menjatuhkannya, kini lihatlah betapa lihai tangannya itu menyuapi dan menyeka sisi mulut putri mereka. Senyuman tak mampu ditahannya kala Biyoo tertawa karena perut mungilnya telah terisi penuh sekarang. Hal kecil itu sudah cukup menghangatkan hati keduanya.

"Joonghyuk-ah, tidakkah kau merasa kita begitu beruntung, memiliki putri yang begitu cantik seperti Biyoo? Apa mungkin ia dulunya malaikat yang bersemanyam dalam perutku ya?"

Kim Dokja bergurau. Ia melirik suaminya, pria itu ternyata tengah tersenyum dengan tatapan penuh kasih pada putri mereka. Ia bisa merasakan kehangatan dalam tatapan yang ditunjukkan pada Biyoo. Ya Tuhan, lihatlah betapa menggemaskan ekspresi pria ini sekarang.

Tidak akan ada yang akan percaya jika seorang Yoo Joonghyuk yang berwajah menyeramkan bisa menampilkan ekspresi se-langka ini jika tak melihatnya langsung. Bahkan mungkin setelah melihatnya pun mereka masih akan meragukan matanya.

Hari ini, Yoo Joonghyuk tampaknya bergegas untuk sesuatu. Ia mempersiapkan Biyoo sejak pagi dan mendandaninya hingga bayi itu tampak begitu cantik sekarang. Wangi bayi yang menguar dari tubuhnya begitu nikmat, hingga Kim Dokja tak tahan untuk terus menciumnya.

ONE-SHOT ORVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang