(Who) Call My Name

235 17 0
                                    

'Apa kau tahu? Ketika kau sedang sendiri, lalu mendengar seseorang memanggil namamu tapi tak ada seorangpun disana, itu artinya ada yang memanggilmu dari dunia yang berbeda.'

Han Sooyoung berdecak sebal. Jaman sekarang kenapa masih ada yang percaya hal tak masuk akal seperti itu? Itu hanya omong kosong para senior untuk menakut-nakuti junior ketika wisata malam berlangsung.

Meski begitu, banyak teman-temannya yang memperingatkannya untuk terus waspada, karena jika ada hal buruk yang terjadi mereka mungkin takkan bisa membantu.

Hanya pengecut yang akan percaya hal itu, dasar bodoh.

Hari ini, sekolahnya memang akan melakukan wisata malam. Seperti wisata malam pada umumnya, mereka semua akan dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 6 orang yang harus mencari kertas misi sambil mengelilingi gedung sekolah. Masing-masing kelompok akan diberikan 2 senter dan 4 lilin sebagai penerangan karena seluruh aliran listrik akan diputus saat wisata malam berlangsung. Kelompok yang menyelesaikan misi paling banyak, mereka lah pemenangnya.

Han Sooyoung hanya bisa menahan geram melihat anggota kelompoknya. Ia sama sekali tak mengenal mereka karena semua kelas membaur menjadi satu, tapi melihat dari reaksi mereka yang ketakutan dan gemetar, Han Sooyoung sepertinya akan benar-benar kerepotan nantinya.

Benar saja, 3 anggota perempuan tak henti-hentinya berteriak histeris sejak mereka mulai berjalan. Meski ada 2 murid laki-laki, mereka tak dapat diandalkan. Yang satu berlagak arogan karena posisi sebagai ketua dalam kelompok, sedangkan yang satunya lagi sok pemberani sambil menenangkan pacarnya yang histeris.

Jika bukan karena menghormati Senior Wang yang melarangnya untuk berbuat masalah, sudah sejak tadi ia menendang ke lima orang itu dari hadapannya. Membuat sakit mata saja.

"Kita... Akan kemana lagi sekarang?" tanya seorang gadis berkacamata yang sejak tadi memeluk sahabatnya.

"Kita akan ke perpustakaan. Kurasa, ada banyak kertas misi disana." Si ketua kelompok menentukan.

"Lalu bagaimana jika tidak ada disana dan malah hantu yang muncul!? Uhhh.. Sayang aku takutt sekalii!" Gadis dengan pita memeluk kekasihnya manja.

Si laki-laki menjawab dengan lembut, "Tenang saja, aku akan menjagamu, sayang. Jika hantu itu berani muncul, aku akan menendangnya hingga keluar dari sekolah dan tak kembali lagi!"

Rasanya aku mau muntah mendengarnya, batin Han Sooyoung yang mendengarnya.

Sudah sekitar 1 jam sejak acara berlangsung dan mereka baru mendapatkan 2 kertas misi.

Han Sooyoung menggeram kesal. Ini semua karena anggotanya benar-benar sangat penakut. Hanya karena jebakan kecil yang mengagetkan, mereka berteriak sangat kencang dan langsung menariknya kabur. Yang paling cepat  kaburnya malah yang laki-laki.

Dasar badan saja yang besar, tapi nyalinya lebih kecil dari biji jagung!

Kini hanya tersisa 30 menit sebelum acara selesai dan mereka harus mengumpulkan setidaknya 3 kertas misi agar tidak di hukum.

Mereka berjalan perlahan-lahan, dengan mata yang menatap waspada ke segala arah, takut jika ada senior yang muncul dan mengagetkan mereka dengan riasan seram mereka.

'Sooyoung...'

Deg

Han Sooyoung melemparkan tatapannya ke segala arah ketika mendengar bisikan lirih itu. Suara setenang air tapi cukup membuat merinding ketika mengenai telinganya.

Siapa yang memanggilnya tadi? Darimana suara itu berasal? Ia tak bisa menemukannya. Apa itu hanya halusinasinya saja?

"...Young? Sooyoung!!"

"Oh, ya?" Han Sooyoung menoleh, ia baru sadar semua temannya itu menatapnya dengan raut wajah aneh.

"Kenapa diam saja di sana? Ayo, jangan sampai tertinggal!"

Han Sooyoung tak mengatakan apapun dan segera menyusul. Ia tak mengacuhkan suara tadi yang mungkin hanya angin lewat, ia juga tak mengungkitnya di depan anggota kelompoknya. Jika ia memberitahu apa yang di dengarnya tadi, ia yakin mereka akan panik dan hal itu pasti akan merepotkannya lagi nanti.

"Kenapa kita memasuki perpustakaan?"

Han Sooyoung berdecak. "Kertas misinya mungkin saja ada di sini. Jika kita hanya mencari di lorong dan ruang kelas, mungkin saja sudah diambil kelompok lain."

"Tapi perpustakaan sangat besar. Bagaimana cara kita menemukannya di tempat seluas ini?"

"Bagaimana kalau membagi kelompok?" saran gadis berpita. "Jadi jika terjadi sesuatu, kita bisa meminta bantuan yang lain."

"Baiklah, aku setuju!"

Mereka akhirnya membagi kelompok lagi dan berpasangan, dan Han Sooyoung bersama si ketua kelompok. Mereka pun berpencar.

Angin malam yang menyusup masuk lewat jendela yang dibiarkan terbuka membuat suasana dalam perpustakaan itu kian horor dan mencekam, ditambah dengan pencahayaan yang begitu kurang membuat mereka tak henti-hentinya mengawasi lingkungan sekitar.

'Han Sooyoung...'

Han Sooyoung menoleh. "Apa?"

Si ketua malah balik menatapnya. "Apanya yang apa?"

"Kau memanggilku barusan."

"Hah? Kapan?"

"Baru saja, bodoh. Kau pikun atau bagaimana?"

"Jangan sembarangan! Aku sama sekali tak memanggilmu, serius!"

"Kau pikir aku bodoh!? Lalu kalau bukan kau siapa lagi? Hanya ada kita disini!"

"Mana aku tahu! Jangan menakutiku! Aku benar-benar tak memanggilmu, Han Sooyoung!"

Han Sooyoung terdiam. Sial, kini suasananya terasa mencekam. "Oke, mungkin aku yang salah dengar."

Ia akan kembali melanjutkan mencari ketika lengannya di tempeli si ketua.

"Hei... Kau yakin... Itu bukan hantu, kan?" bisiknya yang malah mendapat pukulan dari Han Sooyoung.

"Jika kau berbicara omong kosong lagi, akan ku tendang kau keluar dari jendela! Paham?"

Si ketua tak menghiraukannya dan segera menarik tangannya dari sana. Ia juga berteriak meminta anggota lain kembali segera.

"Sudah waktunya kembali?" tanya gadis berkacamata.

"Tempat ini menyeramkan. Akan lebih baik jika kita segera pergi dari sini!"

"Aku setuju. Aku juga merasa tak nyaman sejak tadi, seakan ada yang melihat kita."

"Ihhh... Menakutkan! Ayo cepat kita pergi!"

Han Sooyoung hanya bisa menghela nafas berat. Anggotanya benar-benar menyebalkan dan pengecut. Sial, kalau begini sepertinya mereka akan kena hukuman oleh senior nanti.

Mereka bergegas meninggalkan tempat itu dan menutup pintu dengan rapat, meninggalkan kesunyian yang pekat dalam ruangan itu.

'Han Sooyoung...'

***

Dua pemuda itu saling memandang penuh kecewa ketika benda berbahan kayu dengan tulisan abjad di hadapan mereka tak menunjukkan reaksi sedikitpun.

"Tidak ada respon, lagi." Wanita tua berpakaian hitam di hadapan mereka menghela nafas dalam lalu melepaskan untaian tangan mereka yang membentuk lingkaran.

"Sial, kenapa bisa gagal lagi!? Ini sudah ke-5 kalinya!" Yoo Joonghyuk mengacak rambutnya frustasi.

Kim Dokja tersenyum pahit. Usaha mereka selama ini sama sekali tak membuahkan hasil. Pada akhirnya, semuanya sia-sia.

"Seandainya kita tidak bermain malam itu, mungkin Sooyoung masih bersama kita sekarang."

🥀🥀🥀🥀

Hayoooo...

Ada yang bisa tebak apa yang terjadi pada YooHanKim? 👀🤔

ONE-SHOT ORVWhere stories live. Discover now