Kereta Senja

140 11 1
                                    

Gerbong demi gerbong lewat di depanku. Pintu terbuka, Orang-orang berjalan masuk dan keluar. Sesekali terdengar gerutuan beberapa orang yang merasa kesal karena senggolan seseorang yang ceroboh.

Aku menyusup masuk diantara kerumunan, berdesakan diantara para pekerja yang hendak pulang ke tanah asal. Deretan kardus dan tas berjejer di rak atas, ada pula yang memangku barangnya karena tak cukup ruang.

Aku berdiri dari duduk dan mempersilahkan seorang kakek yang tampaknya kesulitan karena tak mendapatkan tempat duduk. Kakek itu tampak sedikit tak enak mengambil posisiku, tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman. Lagipula barang bawaanku lebih sedikit darinya, jadi tidak masalah.

Aku berdiri di sisi kanan pintu, sambil melemparkan tatapan ke luar jendela yang memperlihatkan seberapa cepat kereta melaju.

Stasiun demi stasiun kulewati, para penumpang ada yang masuk ada pula yang keluar, termasuk si kakek tadi. Ia sempat memberiku sebuah roti sebagai ucapan terimakasih sebelum keluar tadi dan aku menerimanya dengan senang hati. Ketulusan seseorang tak boleh ditolak, ya kan?

Ketika sampai di stasiun tujuanku, aku segera meraih barangku dan keluar dari kereta, mempercepat langkah ketika kulihat siluet beberapa orang yang tampak menunggu di luar stasiun.

Begitu mereka melihat kedatanganku, wajah mereka tampak berseri, ada pula yang nyaris menangis, dan anak-anak melambaikan tangan mereka dengan semangat menyambutku.

Aku berlari, melemparkan tasku secara asal dan memeluk dua sosok yang berada di paling depan. Mereka juga memelukku dengan tak kalah erat, tak ingin melepaskan sama sekali, seakan takut aku akan kabur dan menghilang dari hadapan mereka.

"Aku kembali.." ucapku haru tak mampu menahan kesedihan yang mendadak memenuhi ku.

"Selamat datang.."

~ The End

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ONE-SHOT ORVWhere stories live. Discover now