★THIRTY-SIX★

414 64 1
                                    

Aku double up?
Mustahil kecuali klo otaknya sedang ada ide:)

J
A
E
M
R
E
N

L
A
P
A
K
⚠️

THE BLUE MOON


Pagi telah tiba. Cahaya matahari menerobos masuk melewati celah celah gorden ruangan kantor milik pemuda bermarga Huang. Sang pemilik masih asik bergelut dengan mimpinya tanpa terganggu dengan cahaya silau yang menyorot langsung pada kedua manik indah itu.


Namun tidurnya terganggu saat sebuah tangan agak kasar mengusap pipinya pelan membuat sebuah erangan kecil keluar dari mulutnya. Matanya terbuka kecil menatap pemuda di depannya samar.


Matanya yang belum jernih terkejut saat melihat pemuda itu tersenyum teduh padanya. Senyuman itu. Senyuman milik Jaemin! Ya Park Jaemin nya!. Dengan reflek Renjun berhambur memeluk pemuda itu dengan erat. Tak akan aku lepaskan lagi! Batinnya


"Park Jaemin! Dari mana saja kau selama ini?! Aku merindukanmu" racau Renjun dengan tangan yang semakin mengerat, memeluk lelaki itu tanpa ada niat melepasnya.


Pemuda yang berada pada pelukan erat Renjun hanya diam. Ia ingin sekali membalasnya tapi dia terlalu takut dan pada akhirnya pemuda itu hanya diam menatap manik Renjun yang mulai mengeluarkan air mata. Hatinya sakit melihat air mata itu.


"Hei Renjun, ini aku Jung Jaemin" pemuda itu yang lain dan tak bukan adalah Jaemin, Sekertaris barunya menepuk pipi si sulung Huang pelan. Berniat membangunkan dari mimpinya.


Renjun langsung melepaskan pelukannya lalu menatap manik hitam pemuda Jung itu bersalah, meskipun lebih dominan pada pandangan kecewa. Jaemin menatap khawatir Renjun yang masih mengeluarkan air matanya tanpa diiringi isak tangis.


"Maaf Jaemin" Renjun berucap dengan nada bergetar. Pemuda Huang itu ternyata hanya menghayal, mengetahui itu hatinya kembali sakit namun dengan sekuat tenaga ia menahan rasa sakit yang didera hatinya.

"Kau baik baik saja? Kau kelihatan pucat. Mau kuantar ke rumah sakit?" Jaemin bertanya dengan beruntun dan hanya dibalas dengan senyuman kecil dan gelengan, dengan arti menolak tawaran nya.

Tatapan Jaemin masih mengisyaratkan kekhawatiran hingga ia berlari kecil keluar ruangan Renjun. ntah mau kemana dan Renjun hanya menatap punggung itu sendu. Bayangan senyuman teduh tadi masih bersarang di otaknya. Ia merasa itu sangat nyata ditambah dengan manik Semerah darah yang menatapnya rindu. Ia sungguh merindukannya.


Tak lama Jaemin kembali dengan langkah tergesa membawa nampan berisi secangkir teh+darah dengan roti panggang yang masih hangat.

"Minumlah dulu." Pemuda Jung berucap dengan tangan menyodorkan teh hangat yang tercampur dengan darah rusa.

Renjun menerimanya dengan senang hati disertai ucapan terima kasih yang dibalas anggukan kecil oleh pemuda bersurai hitam itu. Setelah meminumnya, hatinya lebih tenang dan itu membuat si sulung Jung menghela nafas lega.

THE BLUE MOON★ || [JaemRen-RenMin] Slow UpWhere stories live. Discover now