7

7.5K 277 2
                                    

Hai bestie

Gimana kabarnya??

Yes akhirnya up juga. Aku baru selesai Pat

Jangan lupa ritualnya. Sebelum baca di vote, komen, sama follow akun aku.

H A P P Y R E A D I N G

Part ini gak panjang. Soalnya aku otak aku tiba-tiba buntu. Dan kepengen up cepet.

***

Part 7

Seketika tubuh jangkung Azhar langsung menegang mendengar pengakuan luna- gadis yang selama ini azhar kagumi dalam diam.

Azhar berusaha menekan kuat-kuat keinginannya memeluk Luna yang tampak rapuh. Saat ini kedua anak manusia itu berada di taman.

"Jadi, ini semua gara-gara cowok brengsek itu?" Tanya Azhar menahan emosinya. Ia emosi setelah mendengar cerita Luna tentang keadaannya, sebenarnya Luna tidak ingin bercerita, tetapi laki-laki berstatus sebagai sahabatnya ini memaksa.

Azhar emosi karena ia menyukai Luna, tetapi ia tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya pada Luna karna ia ingin gadis itu fokus pada sekolahnya dan setelah lulus SMA ia berencana ingin melamar gadis yang 3 tahun itu mencuri hatinya. Tapi, diam-diam laki-laki brengsek itu merebut cintanya.

Gue egois gak sih, kalau berniat ngambil Luna dari dia?

Lamunan Azhar buyar begitu saja saat suara yang sangat di kenalnya menyapa telinganya.

"LUNA!" Luna yang sedari tadi menunduk langsung mengangkat pandangan saat mendengar suara sahabatnya.

"Kalila?"

Gadis bernama Kalila itu berlari langsung, dan tanpa aba-aba memeluk tubuh Luna yang semakin hari semakin kurus.

"Aaaa luna, gue nyari-nyari elo tau. Hiks," entah sejak kapan Kalila sudah mengeluarkan air matanya di pundak Luna.

"Kalila, jangan nangis."

"Gimana gue gak nangis, elo di do dari sekolah, terus ngilang tiba-tiba!"

"Maaf, tapi ada hal yang buat aku terpaksa harus keluar dari sekolah, "

***

"Berapa anjing itu bayar Lo?" Baru saja masuk ke kamarnya. Luna langsung di kagetkan dengan kehadiran laki-laki yang berstatus sebagai suami dan ayah anaknya.

Laki-laki yang duduk di kasur yang hanya bisa di tempati untuk satu orang.

Laki-laki itu bahkan belum mengganti pakaiannya.

"Kak, raja? Kakak ngapain di sini?"

Raja memandang gadis itu sinis.

"Gue tanya sekali lagi, berapa dia bayar elo? Benar-benar ya Lo. Inget bego Lo udah punya suami. Tapi masih aja ganjen. Dasar lonte," Raja memang tidak membentak. Pria itu mengucapkan dengan nada sinis. Tapi kata-katanya sangat menyakitkan untuk Luna. Ibu hamil itu menggeleng.

"Aku gak jual diri, kak."

Raja tiba-tiba saja tertawa. "Dan Lo pikir gue percaya? Balik sama siapa Lo tadi? Hm? Om-om? Atau suami orang? Semurah itu Lo?"

Luna menunduk berusaha menyembunyikan tangisnya. Tapi tidak bisa sebab isakannya tetap terdengar meskipun ia berusaha semaksimal mungkin agar raja tidak tau jika ia menangis.

"Nangis Mulu Lo, udahlah ngaku aja. Lo jual diri berapa?" Tanya raja dengan Santai. Bahkan raut pria itu sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah. Ia malah tertawa bak orang gila. Meledek Luna.

"Gue makin curiga, kalau sebenarnya anak yang ada di kandungan Lo itu hasil Bram."ujar raja membuat Luna mengernyitkan dahinya bingung. Siapa lagi Bram? Luna tidak mengenal laki-laki bernama Bram.

"Ini anak kamu kak, aku ngelakuin itu cuman sama kamu. Dan Bram? Aku gak tau dia siapa!" Teriak Luna, ia tidak mengenal pria bernama Bram sama sekali.

Raja menggeram mendengar Luna meneriakinya. Ia tentu tidak terima. Berani sekali perempuan murahan seperti Luna meneriakinya.

"BRAME-RAME, GOBLOK! DASAR CEWEK ANJING, YA LO!"bentak raja, tanpa aba-aba pria itu berjalan menuju pintu dan keluar dari kamar tersebut dengan membanting pintu yang mengahasilkan suara keras membuat Luna tersentak kaget.

Raja tersulut emosi, hampir saja ia melayangkan tangannya untuk memukul ibu hamil itu. Tetapi ia harus ingat dengan resiko yang harus di tanggungnya jika ketahuan memukul wanita itu.

***

"Raja, Luna mana?" Saat menuruni tangga raja di kagetkan dengan pertanyaan Asha kakak iparnya.

"Di kamar kali," jawab raja cuek. Ia bahkan tidak mengalihkan perhatiannya dari ponselnya.

Asha menatap adik iparnya itu.

"Bisa kamu panggilin bentar gak? Soalnya kakak mau ngajak dia periksa kandungan, ada mama juga."

"APA-APAAN KAMU ASHA. MAMA GAK MAU YA DIA IKUT KITA!" Tiba-tiba saja Sisil datang menghampiri mereka yang berdiri di tangga.

Asha menoleh ke belakang tubuhnya. Di mana ibu mertuanya berdiri dengan raut wajah penuh amarah.

Perempuan 25 tahun itu mendekati ibu mertuanya meninggalkan raja yang malah asik menelpon kekasihnya.

"Ma, luna juga perlu periksa kandungan. Bukan cuman aku. Mama Taukan dia juga hamil, anak raja ma, raja anak mama. Otomatis itu juga cucu mama." Asha berusaha memberi penjelasan kepada ibu mertuanya, tapi pada dasarnya Sisil memang keras kepala.

"Saya gak mau punya cucu yang lahir dari rahim perempuan miskin itu."

"Ma,"

"MESKIPUN ANAK YANG DI KANDUNG PEREMPUAN MISKIN ITU ANAK RAJA. TAPI, SAYA TIDAK AKAN MENGAKUI DIA SEBAGAI CUCU SAYA. KARNA SAYA TIDAK MAU MEMILIKI CUCU DARINYA. DAN KELUARGA WIJAYA JUGA TIDAK ADA YANG MENYUKAI ANAK DARI RAHIMNYA. MESKIPUN IA DARAH DAGING RAJA!" Suara Sisil menggema di rumah kebesaran Wijaya.

Segitu bencinya? Batin Asha.

***

VOTE!!

LUNA (on Going) Where stories live. Discover now