Perjanjian.

85.2K 4.2K 49
                                    

Selamat membaca 🤗🌺

Setelah menjemput Arvin pulang dari rumah gurunya itu. Ya, Clara menitipkan anak itu kepada gurunya karena tidak mungkin jika anak kecil itu menunggu Clara hingga sore hari disekolahan-nya. Jadilah, ia meminta tolong kepads guru anak itu untuk menjaga Arvin sampai ia menjemputnya. Untung saja guru anak itu sangat baik sekali, karena guru itu bilang ada beberapa juga orangtua yang menitipkan anak mereka ke dirinya itu. Clara sangat beruntung bisa bertemu dengan guru anak sebaik itu.

Sesampainya diApartement, Clara langsung bersiap untuk menggantikan baju sekolahnya menjadi baju harian, ia harus membereskan Apartement ini. Sekarang ini gadis itu sedang mencuci baju dan memasak untuk mereka makan malam nanti. Sementara Arvin? Ia sedang tidur akibat kelelahan, mungkin setelah mereka pulang tadi.

Tiba-tiba saja kekehan keluar dari bibir Clara, ia mengingat bagaimana antusiasnya Arvin menceritakan bahwa ia mempunyai teman di hari pertamanya sekolah.

“Stres lo?” Ucapan dari seseorang mengagetkan Clara, hampir saja ia jantungan.

Ia yang sedang memasak itu melirik ke belakang dimana Arlan sedang berdiri didepan pintu kamar mandi sembari melangkah menuju kulkas dan mengambil minuman soda. “Enggak,” jawab Clara singkat. Ia kembali menatap sayur sop yang sebentar lagi akan matang.

Decakan keluar dari bibir Arlan, cowok itu duduk di kursi dekat meja pantry sembari membuka penutup minuman sodanya. “ Arvin mana?” tanya cowok itu yang tidak melihat Arvin, biasanya anak itu akan didapur menemani Clara masak.

“Tidur.”

“Gue laper.” Ucapan dari Arlan terdengar ketus. Cowok itu menatap punggung Clara yang sedang memasak.

Sementara Clara menghela nafas yang, tanpa menatap cowok itu ia pun menjawabnya. “Ya udah makan,” jawabnya dengan ketus. Ingatkan jika dirinya masih kesal kepada cowok itu.

Mendengar ucapan Clara yang ketus membuat Arlan menggeram marah, ia tidak suka gadis itu bersifat ketus dan berbicara singkat padanya. “Siapin,” ucapnya datar kemudian berdiri dan melangkah menuju kamar.

Mendengar suara kursi yang bergeser membuat Clara menoleh dan melihat punggung Arlan yang berjalan ke atas.

“Tumben gak nongkrong? Biasanya pulang malem terus. ” Gumam Clara sembari mematikan kompor. Setelah selesai memasak gadis itu menuju kamar mandi untuk memasukkan baju-baju yang sudah selesai ia cuci untuk dimasukkan ke dalam mesin pengering.

Setelah itu barulah ia akan menyiapkan makan malam nantinya.

🍀🍀🍀

Setelah makan malam, cowok pemilik mata tajam itu berniat ingin pergi ke markas. Namun terhenti tidak kala Clara melarangnya. “Gak boleh mas, ini mau hujan. Kalo mas kenapa-kenapa gimana?” Ucapan dari gadis itu terdengar. Ia melarang Arlan untuk keluar, sebab menurutnya akan turun hujan nanti saat ia melihat kondisi cuaca di ponselnya itu. Ya, sesuai ia lihat di ponselnya, saat ini cuaca sangatlah mendung. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

Maka dari itu, Clara takut jika Arlan keluar terus nanti di tengah jalan akan turun hujan, dan membuat cowok itu ter- ah ia tidak boleh berfikir aneh-aneh.

Mendengar larangan dari Clara membuat Arlan terkekeh. “Terserah gue, urusannya sama lo apa,” ucap cowok itu dengan datar.

Gelengan terlihat dari Clara, ia menatap cowok itu yang kini sudah rapi dengan pakaiannya. “Enggak mas, ini tuh mau hujan. Sehari dirumah aja bisa gak sih mas?” tanya gadis itu dengan lirihnya. Apakah Arlan akan mati jika ia dirumah terus? Apakah Arlan tidak bisa hidup jika tidak keluar malam? Apa tidak bisa cowok itu seharian saja dirumah?

ARCLA (arlan&clara)  [END] [PROSES REVISI]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora