3

3.9K 822 35
                                    

Happy reading, semoga suka. Jangan lupa vote dan komen yang banyak.

Luv,
Carmen

__________________________________________

Stephanie baru saja selesai membongkar kopernya ketika terdengar ketukan di pintu

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Stephanie baru saja selesai membongkar kopernya ketika terdengar ketukan di pintu. Saat ia membukanya, Angeline langsung menyerbu masuk.

“Ya ampun, apa yang kau lakukan di suite ini?” tuntutnya dengan nada tak senang. “Karena kau cuma sendiri, aku hanya memesan kamar single untukmu. Jika kau ditawarkan untuk meng-upgrade kamarmu, kuharap kau punya uang untuk membayarnya sendiri.”

“Senang bertemu denganmu juga, Sis,” ucap Stephanie sedikit geram. Tidak bisa dipercaya! Kakaknya itu memiliki kekayaan jutaan dolar dan bisa dengan mudah mengeluarkan sedikit uang ekstra untuk memastikan adik satu-satunya itu mendapatkan kamar yang nyaman, setidaknya setara dengan kamar-kamar yang dipesankannya untuk teman-temannya. Tidak terlalu banyak, bukan? Mengingat Stephanie menguras tabungannya untuk membeli tiket pesawat demi datang ke pernikahannya. “Aku tidak mengatakan apa-apa ketika check-in. Ini kamar yang diberikan untukku.”

“Oh, oke, mereka mungkin meng-upgradenya secara gratis memandang kalau kau adalah adikku. Baguslah! Aku selalu tahu bahwa itu akan menguntungkanmu jika aku memberitahu orang-orang kalau kau adalah adikku. Sekarang, tunjukkan padaku, apa yang akan kau kenakan di pernikahanku nantinya.”

Stephanie mengeluarkan sebuah gaun satin hijau yang cantik yang akan membuat warna matanya menjadi lebih hidup. Wanita itu toko bekas itu meyakinkan Stephanie bahwa gaun ini hanya pernah dikenakan sekali dan ia mengenali label di pakaian itu – bahkan untuk ukuran dirinya yang tidak pernah peduli dengan fashion. Tapi saat melihat gaun itu, Angeline malah berpura-pura muntah.

“Oh yang benar saja, Steph!” ujarnya dengan nada seperti kakak perempuan yang kesal pada adiknya. "Apa kau ingin mempermalukanku? Gaun ini adalah model tahun lalu. Kita akan jadi bahan tertawaan kalau kau mengenakannya. Oh Tuhan! Aku benar-benar tak punya waktu untuk ini!”

Angeline mengangkat telepon dan menghubungi seseorang. Ketika orang di seberang mengangkatnya, wanita itu berbicara dalam bahasa Italia yang cepat. Tak lama, seorang wanita tinggi kurus datang ke kamarnya dan menatap Stephanie dengan tatapan menilai. Mereka berdua terlibat dalam diskusi sebelum wanita itu kemudian menelepon seseorang.

“Daniela adalah dresser-ku. Dia tidak punya baju yang sesuai dengan ukuran tubuhmu tapi dia akan meminta asistennya untuk mencarikan dan membawakan sesuatu yang pantas yang bisa kau kenakan. Aku harus pergi sekarang dan berbicara pada Lorenzo sebelum dia berangkat ke pesta bujangannya. Sementara aku dan para pengiring pengantin keluar untuk merayakan pesta lajangku nanti malam, kau bisa beristirahat lebih cepat supaya kau tampak segar untuk rehearsal besok. Kau sepertinya benar-benar membutuhkan tidur yang nyenyak. Dan ingat, jangan membebankan biaya apapun ke kamar ini kecuali kau mampu membayarnya, ini hotel yang sangat mahal, oke?”

Stephanie melihat kakaknya dan Daniela meninggalkan kamar sambil menggelengkan kepala. Terkadang ia tak habis pikir bagaimana bisa ia dan Angeline memiliki gen yang sama? Bukan saja ia dikecualikan dari posisi pengiring pengantin, sekarang ia bahkan tidak diundang ke pesta lajang kakaknya sendiri? Tak bisa dipungkiri, ada perasaan marah yang menyelinap ke dalam dirinya, mengapa Angeline memperlakukannya lebih buruk dari dia memperlakukan teman-temannya? Apa yang akan dilakukan Angeline jika seandainya Stephanie berubah pikiran dan menerima tawaran teman seapartemennya? Tak bisa dicegah, percakapan itu kembali muncul di dalam ingatannya.

Jadi bagaimana? Kau sudah memikirkan tawaranku?’

Stephanie menatap Dakota, teman satu apartemennya yang bekerja sebagai salah satu jurnalis di tabloid terkenal di London. Ia tersenyum saat memikirkan kembali tawaran temannya itu. Memang menggiurkan tapi Stephanie tidak akan mengambil tawaran itu. Ia menggeleng sebelum menjawab.

‘Kau sudah kubilang, aku tidak tertarik. Kakakku ingin pernikahannya diulas secara eksklusif dengan tabloid yang telah ditunjuknya.’

Satu saja. Satu saja foto mereka berdua, dari jarak dekat. Dan bosku akan memberikan apa yang kita mau, Steph. Kapan lagi?’

Iya, kapan lagi, bukan? Tapi loyalitas Stephanie pada Angeline mencegahnya. Tak peduli sejarang apapun mereka bertemu, tak peduli Angeline yang tidak terlalu memperhatikan Stephanie, tak peduli apapun itu, seperti apapun hubungan mereka yang sesungguhnya, tetap saja bagi Stephanie, Angeline adalah kakaknya, satu-satunya keluarga yang dimiliki olehnya.

Misalnya mobil baru?’ candanya kemudian.

‘Kau bisa mendapatkannya dengan mudah,’ tawar Dakota bersemangat.

Stephanie tertawa.

Bahkan kita bisa pindah ke apartemen yang lebih besar, Steph. Di tengah kota London. Bayangkan, mobil baru, pindah dari tempat ini dan selembar cek yang bisa membuat hidup kita jauh lebih baik. Kau hanya perlu membuka kamera ponselmu dan mengambil satu, bahkan satu foto saja sudah cukup, kalau lebih bahkan lebih baik lagi. Bayangkan berapa yang bisa kita dapatkan.’

Tapi pada akhirnya, Stephanie tetap pada pendiriannya, pada keputusannya. Ia tidak akan mengkhianati Angeline. Tak peduli seperti apapun Dakota membujuknya, pikirannya tidak akan berubah.

Namun saat ini, ketika melihat bagaimana Angelina bersikap dan memperlakukannya, saat ponsel Stephanie berbunyi dan Dakota lagi-lagi mengirimkan pesan yang sama, bisikan itu muncul mengisikinya. Kenapa tidak mengambil tawaran Dakota? Kau tahu kalau Angeline dan Lorenzo akan mendapatkan jumlah yang sangat besar dari liputan ekslusif tersebut, jauh lebih besar dari yang mereka keluarkan untuk pernikahan ini, jadi kenapa tidak memanfaat ketenaran kakakmu dan mendapatkan sedikit uang, dia juga tidak pernah peduli padamu, bukan? Tapi Stephanie tidak bisa. Ia memiliki moral, etika, itulah sebabnya. Karena ini tidaklah benar, karena hal itu membuatnya merasa telah mengkhianati wanita itu, walaupun sesungguhnya jika mereka bertukar situasi, Stephanie tidak yakin Angeline akan memiliki pemikiran yang sama.

Ia kemudian membalas pesan Dakota dengan kata-kata penolakan yang sama, seperti yang telah disampaikan Stephanie berulang kali sejak pertama kali Dakota mengajukan tawaran tersebut.

Tidak, ia tidak bisa melakukannya.

Sweet SurrenderOnde histórias criam vida. Descubra agora